Showing posts with label tips nulis. Show all posts
Showing posts with label tips nulis. Show all posts

Sunday, July 2, 2023

Mana Lebih Sulit, Menulis Cerpen atau Cerbung?

Mana lebih sulit menulis cerpen atau cerbung? Mungkin kalau mendapat pertanyaan begini, kebanyakan orang akan spontan menjawab, ya cerbung lah. Cerbung kan panjang, harus pandai merangkai kata, belum bisa konsisten pulak nulisnya sampai tamat. Yaa, bener sih, tapi menulis cerpen juga punya tantangan tersendiri, lho.

Cerpen saya di KaryaKarsa yang dua bisa dibaca GRATIS

Kalau dalam dunia audio visual, ini seperti membandingkan film dan serial. Film itu durasi rata-rata dua jam selesai. Sementara serial, paling nggak sepuluh episode yang masing-masing durasinya minimal satu jam. Kalau dibilang lebih mudah membuat film yang durasinya pendek, kenyataannya saya banyak menemukan film yang failed.

Kebanyakan kegagalan film itu terletak pada alur yang terasa terlalu cepat. Asalnya benci, dalam waktu singkat bisa berubah jadi cinta, jadi terasa kurang masuk akal, karena kurang smooth perpindahannya. Konfliknya juga berasa sepintas doang, kurang deep.

Nah, tantangan membuat cerpen ya seperti itu. Bagaimana dalam jumlah kata seribuan kita bisa menciptakan karakter dan membangun chemistri yang kuat antar tokoh serta membuat konfliknya tidak hanya terasa sepintas lalu. Nah, lho.

Saya yang biasa menulis cerbung pun sempat tertantang membuat cerpen. Cerpen pertama saya buat karena saya mau ikut lomba cerpen Indomie X KaryaKarsa. Cerpen ini menceritakan tentang pertemuan Nayyara dan Arshaka mantan adik Ipar nya setelah sepuluh tahun mereka terpisah jarak. 

Dalam pertemuan mereka di sebuah warmindo, Arshaka meminta Nayyara kembali lagi menjadi keluarga mereka, namun yang tak disangka Nayyara, ternyata adik Ipar nya bukan meminta Nayyara kembali rujuk dengan kakaknya, akan tetapi justru melamarnya.

Di waktu yang sama, Nayyara menerima pesan WA dari Ardhito mantan suaminya meminta jawaban atas permintaan rujuknya.

Cerpen tersebut belum berhasil memenangkan lomba, tapi alhamdulillah banyak yang memberi respon positif bahkan meminta cerpen tersebut dijadikan cerbung sekalian karena penasaran dengan endingnya.

Setelah itu saya membuat cerpen OGAH NIKAH yang saya publish di Karyakarsa. Sampai tulisan ini tayang, Alhamdulillah mendapat 40 dukungan dalam durasi 9 bulan setelah tayang. Dikit, kan? Hahha tapi bagi saya itu banyaaak. Saya yang dulunya insecure membuat tulisan fiksi bisa dapat 40 dukungan. Ternyata ada ya orang yang mau membayar untuk baca ceritaku. Bersyukur banget, saya merasa itu pencapaian besar.

Baca juga: Tips Menulis Cerita Romantis tanpa Erotis

Cerpen OGAH Nikah sekarang juga lagi on going dalam bentuk cerbung. Kamu bisa baca cerbung OGAH NIKAH gratis di wattpad.

So, ada tips nggak bikin cerpen yang asik? Saya sebut asik karena belum tentu cara saya menulis cerpen ini baik dan benar ya. Gimana, ya, saya kok sulit untuk merumuskannya dalam sebuah teori menulis. Yang jelas saya punya perbedaan mendasar antara cerbung dengan cerpen yaitu terletak di ending. Ini ala saya saja ya.

Saat membuat cerpen saya lebih suka menggunakan open ending. Jadi meski cerpen sudah tamat, masih bisa pembaca menduga-duga kelanjutannya. Dan saya suka menggunakan ending yang ada unsur kejutannya. Seperti di cerpen Setelah Sepuluh Tahun, kan awalnya nggak pada nyangka tuh, kalo ternyata sekarang adik Ipar yang beda usia sepuluh tahun itu naksir sama mantan kakak ipar. Terus endingnya juga dia pusing mau menjawab apa, jadi belum ketahuan dia akan pilih siapa. Ardhito yang meminta rujuk atau Arshaka yang tiba-tiba melamar.

Baca juga: Membaca Novel Gratis Tanpa Aplikasi

Dalam ending cerpen OGAH NIKAH juga masih misteri tuh endingnya, dan rencana akan saya selesaikan di versi cerbung OGAH NIKAH. Silakan baca, ya. Mumpung gratis, hehehe.

Nah, penasaran nggak gimana saya menulis cerpen. Nggak akan ditulis semua di sini. Bisa kamu baca cerpen lomba Indomie di wattpad dan KaryaKarsa.

Untuk cerpen OGAH NIKAH bisa dibaca dengan mendukung senilai Rp.3000,- sementara OGAH NIKAH cerbung bisa dibaca gratis di wattpad.


Wednesday, June 28, 2023

Menulis Romantis Tanpa Erotis

 Bismillah.

Tema ini saya sampaikan pada kelas sharing di salah satu WA grup salah satu komunitas. Sekalian saya share di sini biar lebih banyak yang bisa baca ya. Semoga bermanfaat.


Latar Belakang Pemilihan Tema (udah kek nulis skripsi aja ya 😆😆)

Baiklah, saya mulai dulu dengan latar belakang mengapa saya mengajukan tema: Menulis Romantis tanpa Erotis.

Sebelumnya saya sempat ajukan tema "Menulis di Platform untuk Pemula" tapi saya pikir-pikir lagi masa dari sharing ke sharing isinya itu muluk. Saya yang menyampaikan jadi bosan sendiri hahaha. So, saya ajukan satu tema lagi yang ini, dan oleh pihak mengundang setuju yang tema ini.


Friday, October 7, 2022

Membuat Ending Patah Hati Yang Manis

Patah hati kok manis, gimana sih?

Jadi gini pada saat saya proses membuat cerbung romantis "Dijodohkan dengan Adik Suamiku" saya sempat galau tentang ending.

Di novel itu kan ada dua tokoh cowok yang sedang memperjuangkan cinta untuk si cewek tokoh utama. Tentu saja saya harus memilih salah satu cowok yang akan bersama si cewek di akhir cerita. Hmm ya nggak harus gitu juga sebenarnya sih. Endingnya akhirnya sama cowok lain juga bisa, plot twist kan. Tapi saya ga suka ending yang begitu, menurut saya ending plot twist macam itu kok nyebelin wkwkwkwk. Kaya mem-php pembaca. Saya nggak masalah disebut klise, yang penting bikin pembaca bahagia hahaha.

Wednesday, August 17, 2022

(Tips) Membuat Cover Buku Unik dengan Canva

Semua orang akan Canva pada waktunya. Hahaha. Sekarang desain grafis menjadi lebih mudah berkat adanya Canva ya. Teringat jaman kuliah ada pelajaran desain. Itu sampe gunting-gunting katalog oriflame, ditempel di kertas, terus discan. Ribeeet. Ada juga pelajaran desain pakai corel draw, susaaah, blas nggak ada yang nyangkut di kepala, hahaha. Thanks God sekarang ada Canva, desain jadi lebih mudah termasuk membuat cover buku dengan canva.

Tapiiii, kalau kita pakai canva, jangan kaget kalo nanti ada yang ngembarin cover kita. Saya pernah tuh ada yang komen pada cerbung yang berjudul Dijodohkan dengan Adik Suamiku, "Lho ini kan covernya buku yang judulnya anu."

Trus saya jawab aja, mungkin memang covernya sama karena sama-sama pakai canva. Tapi berasa pengen ganti cover deh kalo udah ada yang nyamain.

Cover Buku Dear, Sugar Enemy

Monday, July 25, 2022

10 Tips Menulis Cerbung di Platform Online untuk Pemula

Bismillah. Assalamualaikum.

Sabtu kemarin, Gandjel Rel mengadakan Kopdar Ngetik dan Sharing perdana di tahun 2022. Tema Sharing adalah "Menulis Cerbung di Platform Online" yang diisi oleh saya sendiri.

Supaya tidak terlupa, terdokumentasi dengan baik, bisa dibaca-baca kembali, terutama oleh yang tidak bisa hadir kemarin, akan saya rangkum di postingan ini ya, Tips Menulis Cerbung di Platform Online untuk Pemula. Catet ya untuk pemula, yang udah jago silakan tambahkan tips nanti di kolom komentar.

klik  gambar untuk membaca cerita


Sebelumnya saya disclaimer dulu, kalo saya belum jago-jago amat nulis. Cerita saya juga bukan yang laris-laris amat sih, tapi Alhamdulillah, ada-lah pemasukan selama ini dari nulis cerbung di platform online tiap bulannya. Di KBM App, saya mendapat badge bronze yang artinya kumulasi pendapatan sudah 10 juta. Ngga terlalu waw juga, wong setelah setahun lebih baru dapet, tapi sangat harus disyukuri. Alhamdulillah saat ini sudah ada tiga cerbung tamat dan satu cerbung on going.

Baca juga: Gajian Pertama di KBM App

Friday, June 18, 2021

Pecah Telor! Dapat Penghasilan dari Menulis di KBM

Alhamdulillah wa syukurillah, akhirnya pecah telor juga ada yang buka gembok cerita berbayar saya di KBM app.

Judulnya heboh banget kaya dapat penghasilan berapa juta gitu, hahaha. Ngga.. baru dua gembok doang dan per part hanya Rp.1.500 hahaha. Tapi karena ini pertama kalinya ya kudu diabadikan lah ya menjadi blogpost biar bisa jadi kenangan.


Tanggal 11 Juni saya memutuskan untuk mulai mengunci cerita di BAB 15. Setelah itu suka iseng-iseng cek earning, kosong melulu. Di suatu pagi tanggal 16 Juni kembali iseng ngecek, sambil menyiapkan mental paling juga masih nol, eh ternyata kok ada earningnya meskipun sedikit tetap harus disyukuri.

Wednesday, April 7, 2021

Plagiat atau Terinspirasi?

Plagiat atau terinspirasi. Topik ini beberapa waktu lalu dibicarakan di sebuah grup kepenulisan.

Berawal dari pembaca yang komen di salah satu tulisan fiksi, katanya cerita itu plagiat sudah ada yang mmebuat cerita serupa. Lalu penulisanya tidak terima, dia mengatakan hanya terinspirasi bukan plagiat.

Saya jadi ingat, dulu waktu pertama kali bikin cerbung di pertengahan tahun 2019. Cerbung yang sekarang saya lanjutkan sih, "Dijodohkan dengan Adik Suamiku" tapi masih pakai judul lama yaitu: Jodoh Untuk Nadia. Ada seorang pembaca yang komen kalo ceritanya mirip dengan cerita yang pernah dia baca. Judulnya apa, saya lupa. Saya sendiri belum baca novel itu. Yang jelas dapat komentar seperti itu saya jadi kepikiran, duh jangan-jangan saya ntar dipikir plagiat.



Saya pun cari-cari judul novel yang dimaksud, dan ketemu. Saya baca, memang sih temanya sama novel kisah cinta dengan ipar istilahnya turun ranjang, ya sejenis itulah. Tapi alurnya beda, sayapun jadi lega.

Wednesday, July 24, 2019

Naskah Ditolak Penerbit. Aku Kudu Piye?

Kirim naskah lalu ditolak penerbit. Kamu pernah mengalaminya? Sayaaa sering. Seringnya sih ngga ada kabar apa-apa, tapi itu sama artinya ditolak kan, ngga layak terbit bagi mereka. Tapi pernah sekali saya kirim naskah novel, dan mendapat balasan yang menyakitkan kalau naskah saya itu ditolak.

Saat itu saya masih kuliah, semester berapa ya, lupa. Jauuuh sebelum komik Mak Irits terbit.

Cara kirim naskahnya masih konvensional, diketik dan dikirim ke alamat penerbit. Kalo ngga salah menyertakan perangko balasan juga deh. Di kisaran tahun 2003-2005 lah. Email udah ada, tapi kirim naskah by email belum usum kayaknya.

Yeayy komik Mak Irits karyaku akhirnya mejeng di toko buku!

Itu adalah naskah novel pertama saya. Biasanya cuma kirim cerita pendek-pendek aja, kaya percikan yang di majalah Gadis itu. Tapi edun juga saya, cerita pendek aja belum pernah lolos, kok ya sok kepedean nulis novel hahaha.

Di suatu siang pulang kuliah saya mendapatkan balasan surat dari penerbit. Degdegan dong isinya apa, diterima atau ditolak nih. Pas dibuka ternyata isinya, pemberitahuan kalau naskah saya belum bisa diterbitkan, huhuhu.

Bekson: Hancur hatiku.... mengenang dikau.... menjadi keping-keping... ♬♪♪

Selain surat penolakan ada juga poin-poin penilaiannya, dan beneran dikasih penjelasan kenapa ceritanya belum bisa lolos terbit. Selo kali ya penerbit kala itu. 

Apa yang saya rasakan saat membaca surat penolakan itu? Rasanya panas, sedih, kecewa, malu, kemudian minder. Oh berarti saya memang ngga berbakat nulis. Fixed. Hiks.

Thursday, November 10, 2016

Mengejar Raditya Dika Sampai ke Undip

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokaatuh

Halo temans, dini hari ini saya paksakan untuk nulis meski sebenarnya otak rasanya lagi agak-agak buntu. Bukan bingung mau nulis apa, banyak yang mau ditulis tapi ya kadang gitu deh bingung mulai dari mana menceritakannya dengan diksi yang kaya gimana biar enak dibaca.

Tapi kata Raditya Dika, tulisan (yang kita anggap) jelek (padahal belum tentu juga jelek) masih lebih baik daripada ngga nulis sama sekali. Tulisan jelek masih bisa diperbaiki. Jadi paksa dirimu untuk nulis, se ga mood apapun kamu.

Kenapa saya ujug-ujug menyebut Raditya Dika? Ya karena saya baru mengejar Raditya Dika sampai ke UNDIP. Uhuks.

Jadi anak-anak HMJ FISIP UNDIP ngadain rangkaian kegiatan gitu salah satunya seminar bertajuk “Idea Talks” yang ngomngin soal socmed.



Monday, February 8, 2016

Mengisi Kelas Akber, Kiat Menerbitkan Buku


foto dari mba Ika Puspita
Halo temans,

Alhamdulillah tanggal 30 Januari kemarin saya dipercaya mengisi kelas akademi berbagi yang ke 102 dengan tema "Kiat Menerbitkan Buku".

Akber adalah singkatan dari Akademi Berbagi. Dimulai sejak Juni 2010, Akber merupakan kelas belajar gratis tentang berbagai hal, seperti menulis, fotografi, jurnalistik, advertising, komunikasi dan masih banyak lagi. Semua kelas free. Peserta tidak dipungut biaya, guru tidak dibayar, tempat juga meminjam. Jadi konsepnya benar-benar berbagi ya, karena berbagi bikin happy. Begitulah tagline yang diusungnya. Sementara di Semarang sendiri, Akber dimulai pada Maret 2011.

Pada akber 102 kemarin bertempat di balaikota. Di sana ada tempat semacam bioskop mini yang bisa dipinjam. Alhamdulillah tempatnya nyaman, dan saya jadi bisa bilang ke Thifa, "bentuk-bentukannya bioskop itu kaya gini loh Thifa, cuma kalo bioskop tempatnya lebih besar"

Beberapa teman blogger dan penulis ada yang datang meramaikan acara. Lestari-yang kemudian bantu saya ngurusin duo bocah pas ayahnya belum nyusul saya ke ruangan-, Mba Ika, Mba Marita, dan Mba Inung. Saya bilang ke mereka, "Pada ngetwit yaa, jadikan hashtag #akber102 trending topic di twitter hahaha."

Di awal acara saya tanya dulu kepada audience, apakah diantara mereka (kecuali temen-temen saya yang dari komunitas penulis) ada yang sudah menerbitkan buku? Belum, jawab mereka.

Ada yang pernah menerbitkan tulisan ke media, seperti majalah, koran, dsb? Belum juga jawab mereka.

Oke berarti bisa dibilang mereka adalah penulis pemula. Saya tanya lagi ke mereka, "Tapi di sini pada kepengen menerbitkan buku kan?".

"Iyaaa," jawab mereka. Ada yang kepengen menerbitkan novel, buku komputer, dll.

Bagi saya penting mengenali audience supaya kita tidak salah memberkan materi. Siapa tahu ternyata yang datang udah pada nerbitin buku, bukunya udah lima bahkan sepuluh, kan ngga cocok saya kasih tips menerbitkan buku, hehehe.

Di acara akber kemarin saya sharing tentang pengalaman saya menerbitkan buku mulai dari antologi sampai buku solo. Saya cerita bagaimana awal mula komik Mak Irits sehingga bisa terbit menjadi buku. Modus biar skalian promosi hahaha. Loh kenapa ngga kan ya. Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui :D


Dan di layar presentasi muncul ini. Ayoo difollow doong akun socmednya kaka.. :D

Saya juga memberikan tips bagaimana jika hendak mengirimkan naskah ke penerbit, apa yang harus dilakukan saat menunggu proses review naskah dari redaksi, sampai bagaimana jika naskah ditolak.

Ketika sesi tanya jawab, cukup banyak pertanyaan yang datang dari peserta. Salah satunya ada yang bertanya, "Saya kalau mau nulis di socmed, ada perasaan gimana kalau tulisannya jelek, akhirnya ngga jadi publish. Gimana mba mengatasinya."

Saya jawab, "Setiap penulis pemula, pasti pernah mengalami itu. Bagi penulis pemula, prinsip menulisnya adalah, tulislah sesuatu yang tidak merugikan orang lain, itu saja. Kita ngga perlu mikir bagus apa ngga, bermanfaat apa ngga, yang penting ngga merugikan, udah titik. Nanti sering berjalannya waktu kita tingkatkan kualitas tulisan kita."

Alhamdulillah saya senang sekali bisa berbagi di Akademi Berbagi. Semoga ilmunya bermanfaat ya temans.

Foto milik @AkberSMG

Wednesday, August 19, 2015

Alhamdulillah, Royalti Kedua Komik Mak Irits Cair :)

Awal bulan kemaren, pas mau ngecek transferan gaji saya sebagai blogger, udah masuk belum ya... eh tiba-tiba ngeliat ada uang masuk. Tapi angkanya asing. Hmm maksudnya, saya tahu itu bukan gaji yang sedang saya tunggu-tunggu transferannya, karena saya tahu persis nominalnya berapa.

Pas lihat keterangannya ternyata royalti kedua komik Mak Irits yang terbit bulan Juli tahun lalu. Alhamdulillah... Asli ngga nyangka, kemarin sih sempet rasan-rasan royalti kedua kira-kira kapan cair, udah  niat kapanlah mau nanyain ke editor. Ternyata sebelum ditanyain udah cair duluan hihihi. Jadi kalo ada yang mau menerbitkan buku seputar parenting dan dunia anak bisa coba ke penerbit anak kita ya, hehehe.

Saya inget banget dulu sempet ragu, kira-kira komik saya bakal laku ngga ya, jangan-jangan ngga ada yang beli lagi. Ada perasaan malu juga untuk promosi dan jualan di temlen facebook sendiri. Ada perasaan semacam takut kecewa kalo ngga ada yang respon gimana ya hehehe, Tapi Bismillah, tetep saya lakukan juga. Karena niat saya juga nerbitin komik ini ingin mengkampanyekan hal-hal positif ke orang-orang tentang bagaimana hidup hemat, menghindari mubadzir, cinta lingkungan, dll melalui komik.

Monday, July 6, 2015

Renungan Ala Mak Irits

Halo temans, sudah tahu komik Mak Irits kan? Hihihi pertanyaan retoris ya, mungkin pengunjung blog ini sampe bosen kali Mak Irits bolak-balik disebut dalam tiap postingan.

Kali ini saya mau sedikit curhat tentang proses kreatif pembuatan komik Mak Irits. Cukup banyak yang tanya ke saya, kok bisa sih kepikiran bikin cerita kayak gitu? Okelah mari kita bahs pada postingan ini.

Yang sering mantengin fanpagenya pasti tahu lah, kalo Ramadhan ini komik Mak Irits banyak menyajikan komik-komik yang bertema Ramadhan.

Sebelum memasuki bulan Ramadhan si Ayah emang udah bilang sama saya, pikirin ide cerita Mak Irits untuk Ramadhan. "Doh mikir meneh iki, yang tahun kemarin aja lah di reshare," hihihi dasar males mikir.

Friday, July 3, 2015

Kata Raditya Dika: Lakukan Yang Terbaik

Dalam wawancara sebuah media Raditya Dika mengatakan: Jangan pernah melakukan apa pun buat duit, karena itu ngikutin. Lakukan saja yang terbaik.

Raditya Dika meneh, hahaha. Sebenarnya udah banyak sih yang mengatakan hal ini selain Raditya Dika. Tapi yang paling nyantol di kepala kok yang pas diomongin Raditya Dika ya hahaha.

Penah ngga sih ketika mau ngelakuin sesuatu kamu berpikir, "Ada duitnya ngga? Gede ngga?" Kalo ngga ada duitnya atau duitnya kecil lalu kamu akan mengerjakannya setengah hati atau bahkan ngga mau ngerjain sama sekali.

Saya pernah loh berpikir kayak gini. Dulu jaman saya kerja di salah satu stasiun radio, saya dan semua rekan kerja memang dituntut untuk multitasking. Misalnya nih penyiar ada yang merangkap script writer, bagian keuangan, atau front office. Tanpa bayaran tambahan kecuali kalo overtime, misal siaran di luar jam kerja. Paling-paling ya misal kaya saya yang dijadikan bagian keuangan gitu, jatah saya nulis script dialihkan ke yang lain. Yang kemudian saya ambil alih lagi karena saya ngga bsia di kantor hanya ngitung-ngitung uang, tanpa bikin skrip. Karena kan ngitung uang juga ngga tiap hari paling sibuk biasanya akhir bulan pas mau bikin laporan. Entahlah saya merasa otak saya jadi tumpul kalo klamaan ngag diasah, salah satunya dengan bikin skrip.

Wednesday, March 18, 2015

Belajar Menulis Artikel Traveling

Sebenarnya udah lamaa banget saya pengen serius belajar menulis artikel traveling. Mungkin semenjak workshop traveling bersama Gola Gong yang pernah diadalan IIDN Semarang dulu itu. Tapi dasar jiwa travelernya belum mendarah daging, selaluu saja aral melintang. Misalnya, pas berkunjung ke tempat wisata, batre kamera sekarat, atau pas ke rumah makan, makanannya keburu habis baru inget harusnya difoto dulu untuk bikin tulisan tentang wisata kuliner. Hadeeeh.

Bulan kemarin saya dapat info dari salah satu temen blogger dan penulis sebut saja namannya Wuri (nama sebenarnya sih emang hihihi) web hellosemarang.com (miliknya ezytravel.co.id) mencari kontributor untuk menulis tentang wisata Semarang. Tanpa berpikir panjang saya bisa atau ngga, langsung aja saya daftar. Yang saya pikirkan saat itu adalah uang ini kesempatan untuk memaksa diri saya menulis tentang wisata.

Mau tahu di Semarang ada apa aja? Kunjungi dulu hellosemarang.com

Saturday, February 28, 2015

Sebagai Penulis, Disitu Kadang Saya Merasa Sedih

Lagi happening ya kalimat, "disitu kadang saya merasa sedih" :D

Ya bagi siapapun pasti pernahlah mengalami kejadian yang membuatnya kadang merasa sedih. Tak terkecuali penulis.

Ada beberapa hal yang membuat penulis ingin ikut-ikutan mengatakan, "disitu kadang saya merasa sedih". Ini saya rangkum dari kisah nyata beberapa teman penulis yang agak dilebaykan. Sebagian ada yang saya alami, tapi ngga semua *sedikit pencitraan*

Misalnya:

Saturday, February 14, 2015

Target Menulis

Penulis yang serius menekuni profesinya biasanya mempunyai target menulis.

Ini juga saya dapat dari seorang senior yang menerapkan target menulis setiap harinya. Ada yang sehari satu halaman, sehari satu judul tulisan, atau sebulan mentargetkan harus terbit satu buku. Waw kereen.

Sebagai penulis pemula saya juga mencoba menerapkan target menulis. Saya sempat punya keinginan menerbitkan buku personal literature, cerita jaman-jaman kerja sebagai penyiar dulu. Saya targetkan sehari satu judul cerita, sebulan cerita komplit 30 sub judul cukuplah untuk jadi satu buku, seminggu proses self editing, kemudian kirim ke penerbit. Kedengarannya simpel dan mudah.

Tapi ternyata pelaksanaannya tak semudah itu. Selalu saja ada alasan yang menyebabkan saya tidak jadi menulis. Entah itu yang capek lah, anak rewel, tiba-tiba kehilangan ide, atau males. Akhirnya samai dua tahun ide itu tak terlaksana SAMA SEKALI. Menurut saya ini termasuk salah satu #SindromPenulisPemula selalu punya alasan untuk tidak menulis. Sindrom penulis pemula lainnya bisa dibaca di sini dan sini.

Monday, January 26, 2015

Sindrom Penulis Pemula Part 2

gambar dari sini
Sebelumnya saya pernah menulis sindrom penulis pemula part 1. Sekarang mau bikin part 2 nya. Yaitu kalo ke toko buku suka ngecekin stok bukunya di sana. Girang ketika stok tinggal dikit lebih-lebih kalau habis. Galau kalo cuma laku sedikit dan pingsan ketika tahu diretur :D

Ya itu saya alami sendiri, sampe suami bilang "udahlah ngga usah ribet nyariin bukumu di toko buku, ngecekin stok, emang kalo stoknya masih banyak atau displaynya ngga kelihatan kamu mau apa?" Ya betul sih paling diem-diem narok buku kita ke rak best seller, yang pastinya sebentar kemudian dipindahin lagi sama mbak pramuniaganya huehehe melas men.

Friday, January 9, 2015

Penulis Newbie Mencari Jati Diri

Penulis newbie, malu nunjukin wajahnya :p
Pernahkah kamu membaca tulisan seseorang, suka dengan gaya tulisannya, kemudian ingin bisa menulis semacam dia juga? Setelah itu melihat tulisan orang lainnya, suka, dan ingin menulis sejenis itu juga. Dan begituuu seterusnya.

Jadilah dirimu sendiri, menulis dengan gayamu, bukan dengan gaya orang lain. Begitu nasihat yang sering saya dengar dari senior penulis. Ya memang tiap orang punya style atau gaya masing-masing, tapi ternyata tak semudah itu menemukannya. Menulis dengan gaya kita itu yang seperti apa sih? Apakah menulis saja apa yang keluar dari hati tanpa terpengaruh dengan gaya orang lain? Hmm mungkin juga. Tapi yang sering terjadi, tiap baru baca tulisan seseorang yang saya suka kemudian saya menulis secara tak sadar saya mengikuti gayanya, begitupun ketika setelah membaca tulisan orang lain lagi yang saya suka (tulisannya).

Friday, December 5, 2014

100 Cerita Dalam 60 Hari? Bisa!

Mau cerita lagi tentang proses pembuatan komik Mak Irits. Yang mana saya kerjakan saat Hana masih berusia tiga bulan, Thifa umurnya tiga tahun lebih dikit, dan di rumah tanpa asisten rumah tangga.

Kata editor, biasanya ia memberikan waktu satu bulan untuk pengerjaan karya. Tapi karena di awal saya sudah bilang, si tukang gambar masih punya kesibukan lain saya diberi waktu agak longgar. Bahkan dipersilakan menentukan sendiri berapa lama saya sanggup mengerjakannya.

Saya pun mendiskusikan ini ke adik ipar yang menjadi ilustrator komik Mak Irits juga suami yang pastinya akan banyak membantu proses pembuatan komik. Akhirnya deal, kami sepakat minta waktu dua bulan.

Itu artinya saya harus membuat kurang lebih 100 halaman cerita dalam waktu 60 hari. Duh, bisa ngga ya? 100 cerita, ide dari mana? Begitu tanya saya dalam hati. Saya kan ngga irit-irit amat *dilempar sutil*

Sayapun mulai menuliskan ide-ide yang bersliweran di kepala. Udah dapat lima ide. Masih 95 lagi. Besok dapet lima ide, masih 85 lagi. Duh masih bayak yang harus dibuat. Sanggup ngga ya? Begitu terus yang ada di pikiran saya.

Friday, October 17, 2014

Fokus! Pelajaran dari Asisten Rumah Tangga

Udah sebulanan ini saya menggunakan jasa asisten rumah tangga. Di rumah tugas dia ya bersih-bersih seperti nyapu, ngepel, ngelap-ngelap, nyuci piring dan baju, juga nyetrika.

Saya tidak pernah berhasil melakukan kesemua pekerjaan itu dalam sehari. Paling-paling sehari saya cuma nyapu, lap-lap semampunya, nyepel sama nyuci pakaian mah bias tiga hari sekali.

Saya pikir si mba ART baru bisa menyelesaikan itu dalam waktu 3-4 jam. Eh ternyata semua bisa terselesaikan hanya dalam waktu 2 jam!

Fokus. Saya kira itu kuncinya. Selama ini saya ngerjain pekerjaan rumah tangga kan sambil ini dan itu. Ya sambil momong kadang sok-sok di multitasking kan online dan nulis. Jadi berasa sehari kerjaan kagak kelar-kelar. Kerjaan hari ini belum selesai udah mau ganti hari ajah hihihi.