Penulis yang serius menekuni profesinya biasanya mempunyai target menulis.
Ini juga saya dapat dari seorang senior yang menerapkan target menulis setiap harinya. Ada yang sehari satu halaman, sehari satu judul tulisan, atau sebulan mentargetkan harus terbit satu buku. Waw kereen.
Sebagai penulis pemula saya juga mencoba menerapkan target menulis. Saya sempat punya keinginan menerbitkan buku personal literature, cerita jaman-jaman kerja sebagai penyiar dulu. Saya targetkan sehari satu judul cerita, sebulan cerita komplit 30 sub judul cukuplah untuk jadi satu buku, seminggu proses self editing, kemudian kirim ke penerbit. Kedengarannya simpel dan mudah.
Tapi ternyata pelaksanaannya tak semudah itu. Selalu saja ada alasan yang menyebabkan saya tidak jadi menulis. Entah itu yang capek lah, anak rewel, tiba-tiba kehilangan ide, atau males. Akhirnya samai dua tahun ide itu tak terlaksana SAMA SEKALI. Menurut saya ini termasuk salah satu #SindromPenulisPemula selalu punya alasan untuk tidak menulis. Sindrom penulis pemula lainnya bisa dibaca di sini dan sini.
Bagaiamana cara mengatasinya? Menurut saya komitmen terhadap diri sendiri saja tak cukup. Kita harus melibatkan orang lain terhadap komitmen kita menjadi penulis. Hah siapa?
Satu, penerbit atau editor. Saya pernah cerita kan gimana awal mula komik Mak Irits diterbitkan. Komik yang baru saya buat sekitar tiga judul itu dipersunting penerbit untuk terbit secara cetak, dan saya diminta membuat sekitar 100 cerita dalam waktu singkat. Pada saat itu target saya cuma membuat komik cuma seminggu sekali, biar nyante, bisa leyeh-leyeh. Berarti kalo 100 cerita jadinya baru 100 minggu atau 25 bulan, dua tahunan hahaha.
Editor bilang biasanya mereka memberi waktu selama sebulan untuk proses pengerjaan. Tapi kali ini mereka memberi keleluasaan waktu pada saya. Setelah menimbang dan diskusi dengan komikusnya kami sepakat minta waktu dua bulan. Sebenarnya saya juga bingung lho, 100 cerita itu mau nyeritain apaan aja ya, belum ada ide banyak. Tapi saya beranikan diri. Karena, ketika kita sudah berkomitmen dengan melibatkan orang lain, kita akan menjadi lebih disiplin ngga kebanyakan alesan. Bagi penulis pemula (dan pemalas) menulis dibutuhkan pressure alias tekanan supaya tulisannya cepat rampung, tidak menjadi never ending story alias bersambung terus ngga selesai-selesai. Dan bener, ide cerita datang begitu saja, mengalir setiap saat ngga seminggu sekali datangnya. Masa-masa buntu ide tetep ada tapi berhasil saya lalui. Alhamdulillah.
Dua, orang bayaran. Saya ini ngga bisa nggambar tapi sok-sok an mau bikin komik. Makanya saya butuh orang yang bisa menggambarkan komik saya. Suami bisa nggambar tapi waktunya yang susah karena dia sedang ngerjain project komik lain. Akhirnya kami memutuskan untuk mencari ilustrator lain yang tentu saja kami bayar meski maunya gratisan.
Awalnya kami mau membayar ilustrator tersebut dengan hitungan perilustrasi. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, akhirnya kami putuskan membayar perbulan dengan jumlah maksimal ilustrasi harian yang sudah kami sepakati.
Sistem pembayaran ini menguntungkan kedua belah pihak. Ilustrator senang karena ada kepastian nominal bulanan, saya pun menjadi terpacu untuk lebih giat menulis naskah. Karena kalau ngga ada naskah berarti ilustrator ngga kerja. Ini namanya the power of ngga mau rugi hahaha.
Nah itu tadi dua hal yang saya lakukan untuk menyukseskan target menulis saya. Gimana dengan kamu, punya tips yang lebih jitu?
Tulisan ini diikutsertakan dalam 1st Giveaway blog Cokelat Gosong
Wah makasih Mba Rahmi sudah berbagi ilmu lagi. Semoga menang GAnya. Jadi kepengen ikutan nulis buku deh.
ReplyDeletegood luck ya buat giveawaynya...
ReplyDeleteWah keren nih.
ReplyDeleteSukses, ya. :)
Keren, Mak. Saya juga pengin punya buku solo. Tapi ya itu ada aja alasan buat nulis. Kena sindrom penulis pemula juga. Aiiih :(
ReplyDeleteGood Luck buat GAnya, Mak :D
Aku narget sehari nulis status aja py?hahaha...
ReplyDeleteIya Mak saya juga punya target untuk menulis, tapi ya gitu nggak pernah terealisasi. Pengen rasanya nyeburin diri menghukum diri sendiri atas ketidakdisiplinan ini. Tapi ya gitu tetap saja terlalu permisif dan tidak keras pada diri sendiri. Jadi hasilnya nol.
ReplyDeleteTerdaftar! Terima kasih sudah berpartisipasi ^^
ReplyDeleteSaya juga bikin banyak target. Tapi saking banyaknya malah jadi bingung mana yang diprioritaskan :v Hmm.. berarti kita harus tegas ya sama diri sendiri :)
jadi berasa punya karyawan yang harus dibayar ya mba. kalo kita ga banting tulang, karyawan mau digaji pake apa. hhoo
ReplyDeletebener banget mba, emang harus ngelibatin orang lain yaa... ini juga aku bisa ngeblog tiap hari karena diingetin suami terus. haha
Hiyaaa.. repotnya bikin komik :D
ReplyDeletekalau bikin komik harus memikirkan dua ya tulisan dan gambar, Good luck ya mak
ReplyDeletesukses buat GAnya mba...
ReplyDeletembak rahmi emang cihuy deh, makasih dah berbagi ilmu ya :)
ReplyDeletemakasih sharingnya Mak :)
ReplyDeletetipsnya jitu ini sih... :)
ReplyDeleteThank you untuk tipsnya mak irits :)
ReplyDeleteSukses buat GA nya ya
Habis 'arisan' kudu punya juga target menulis! Thx Mak Mi
ReplyDeleteMakasiih tips menulisnya mak, saya ngefans sm buku mak iritsnya... xixiixi jd senyum geli lg inget 'kelakukan' mak irits :)))
ReplyDeleteYa siih... paling susah buat konsisten nulis. TFS ya Mak Mie :)
ReplyDeleteIni cocok buat aq yang punya draft mandeg satu tahun lebih :)))
ReplyDeleteSemoga bisa segera diselesaikan targetnya ya mbak, saya juga sama pengen banget buku keempat terbit di tahun ini.
ReplyDeleteOya datang ya ada lomba hadiah buku.