Showing posts with label cerita thifa. Show all posts
Showing posts with label cerita thifa. Show all posts

Saturday, April 15, 2017

Mengajarkan Anak Menulis Melalui Korespondensi

Meski sudah hampir dua tahun ini Thifa (6th3bl) belum bersekolah lagi, saat ini Thifa sudah bisa menulis. Memang sih tulisannya belum begitu rapi, Masih besar-besar gitu dan belum begitu terampil menulis menggunakan huruf kecil.

Tulis yang rapi Thifa *pegang cemeti* :D


Supaya belajar menulis dengan lebih fun saya coba mengajarkan dia menulis melalui korespondensi. Saya suruh dia menulis surat pada orang yang dikehendaki terus mengirimkannya lewat kantor pos. Selain melatih dia agar lebih bagus lagi tulisannya, saya juga pengen ngasih tahu betapa serunya berkomunikasi dengan orang lain melaui surat yang dikirim via pos.

Monday, February 15, 2016

Menghargai Pilihan Anak

Pasti pernah lihat dong, ada seseorang yang minatnya gambar tapi kuliahnya di jurusan akuntansi. Atau yang kuliah sampe lebih tujuh tahun ngga lulus-lulus, pas ditanya katanya karena ngga suka dengan jurusan yang diambilnya. Loh kenapa ngga dari awal mengambil jurusan yang disukai?

"Orang tua saya yang memilihkan jurusan kuliah ini untuk saya, dan saya tidak bisa menolaknya."

Ya saya pernah punya teman yang berada di posisi seperti itu. Seketika itu juga saya berjanji, kelak jika saya punya anak, saya ingin memberikannya kebebasan menjadi apapun selagi itu baik.

Menghargai pilihan anak. Ya sudah selayaknya itulah yang harus dilakukan orang tua. Orang tua hanya berperan mengarahkan, membimbing, memfasilitasi. Tapi ingin jadi apa mereka kelak, kepuusan ada di tangan mereka.

Ngga perlu menunggu sampai mereka besar. Menghargai pilihan anak bisa kita latih sedini mungkin. Dari hal sepele saja, ketika anak sudah punya pilihan untuk busana yang ingn ia kenakan sehari-hari misalnya.

Saat anak bayi, apapun yang kita kenakan pada anak, ia pasti akan menurut, ngga bakalan protes. Tapi tunggulah sampai ia berumur setahunan, ia mulai bisa memilih mana yang ia suka, mana yang ingin ia kenakan, dan mana yang tidak.

Seperti duo bocah Thifa dan Hana saat ini. Seusai mandi ak jarang dia menolak pakaian yang saya sodorkan pada mereka. "Emoh ini, elek!" kata Hana.

Akhirnya saya biarkan ia memilih mana yang ingin ia pakai. Tak jarang ia memilih pakaian yang tak matching, atau pakaian yang udah gembel padahal kami mau pergi jalan-jalan ke mall.

Friday, October 9, 2015

Mainan Edukatif Untuk Balita

Saat memilih mainan untuk anak, apa yang menjadi perhatian para orangtua, sehingga mainan tersebut ditaruh di keranjang belanja? Biasanya sih pilih yang sesuai usia anak. Anak bayi misalnya dikasih mainan lego ya ngga cocok, bukannya dirakit, malah dimakan hihii. Selain itu bahannya aman dan harganya sesuai kantong. Setuju? Tapi ada lagi nih yang biasanya jadi prioritas tambahan, mainan tersebut harus ada sisi edukasinya. Terutama untuk balita yang katanya lagi mengalami pertumbuhan otak yang sangat pesat.

Bagaimana dengan Thifa dan Hana yang masih balita.? Alhamdulillah duo bocahku juga punya beberapa mainan edukatif untuk balita di rumah. Saya share di sini, siapa tahu ada ibu-ibu lain yang sedang cari mainan edukatif untuk balita

Playdough.

Itu bahasa internasionalnya, kalo saya biasa menyebutnya malam. Malam ini dulu mainan jaman saya kecil juga Tapi kalo dulu saya belinya cuma malamnya doang, ngga ada cetakan macem-macem kaya sekarang. Entah emang belum tercipta atau sayanya yang kurang gaul yak.

play dough
main playdough sama adik

Thursday, October 1, 2015

Membawa Anak ke Tempat Kerja

momblogger
Pergi bertiga saja sama duo bocah, meski encok, hati riang =)

Halo temans, pernahkah membawa anak ke tempat kerja? Kalo saya seriing. Tempat kerja saya sih bukan di kantor nine to five, bisa di hotel, resto, tempat wisata dll.

Sebagai blogger lumayan sering lah mendapat undangan loncing ini, drive test anu, media gathering, dll. Bisa disebut kerja juga kan hehehe. Nah saat event tersebut tak jarang saya membawa duo bocah. Pengen juga sih, emaknya sesekali gitu bisa melenggang kangkung sendirian dateng ke acara. Ga perlu ribet gendong plus gandeng ditambah manggul barang-barang mereka yang segambreng. Tapi ya bagaimana mungkin, pertama si Hana belum disapih. Emang sih dia udah urang mimiknya, kalo diajak keluar-keluar gitu juga udah ngerti dia, ngga minta mimik, tapi ninggalin dia kayaknya malah bikin saya ngga tenang deh. Gimana kalo dia rewel dibujuk ga mau diem, orang rumah juga pada akhirnya akan ngubungin saya tanya, "Udah selesai belum, masih lama ngga?".

Pernah dulu saya coba ninggalin Hana pas kopdar bareng IIDN Semarang. Karena Ayahnya diluar kota, saya pergi ke tempat kopdar diboncengin adik ipar dan hanya mengajak Thifa. Soalnya tempatnya mayan jauh, kesian bawa Hana naik motor. Dulu umur Hana emang masih sembilan bulanan. Sejam dua jam ditinggal oke, habis itu mulai nyariin dan nangiiis terus sampai saya pulang pfiuuh.

Monday, September 28, 2015

Bermain dan Bereksplorasi di Dancow Ranch Adventure Semarang

Dancow Ranch Adventure Semarang
foto: @EventSemarang
Beberapa waktu lalu, saya melihat timeline socmed maupun blog teman-teman ramai membicarakan tentang event Dancow Ranch Adventure, di Jakata dan Jogja. Ada foto anak-anak yang sedang memberi makan kuda, menjaring ikan, memerah sapi, dan berpose ala cowboy. Bukan di peternakan sungguhan tapi di mall. Iya mall yang di sulap menjadi mirip peternakan. Seruuu. Kapan ya di Semarang ada event seperti itu juga.

Sebagai ibu dari duo bocah, yang masih balita, event semacam itu sudah pasti merupakan event yang sangat saya nanti-nantikan. Yaa pengen aja ajak mereka ke suatu tempat dimana mereka bisa bermain dan bereksplorasi di tempat yang berbeda dari biasanya.

Dan doa saya terkabulkan. Saya, beserta beberapa blogger lain dari komunitas blogger perempuan Semarang Gandjel Rel diundang untuk datang ke event Dancow Ranch Adventure Semarang yang diadakan tanggal 26-27 September 2015 di ADA Setiabudi Semarang. Horeee... akhirnya bisa ajak duo bocah bermain dan bereksplorasi di Dancow Ranch Adventure Semarang.

Tuesday, June 2, 2015

Jowo Deles: Mancing, Makan, dan Review

Udah beberapa hari ini, entah apa penyebabnya, ikut-ikutan siapa, Thifa suka ujug-ujug ngomong, "Mah, kapan-kapan ke sungai sama Ayah mancing ya."

Saya sih asal-iya-iyain aja, biar cepet, kalo kata orang Makassar "Pa'iyoi mi natippa" hehehe. Entah kapan bakalan beneran mancing, secara saya dan ayahnya juga ngga suka mancing. Tapi tiba-tiba kemarin kok kepikiran untuk ngajak Thifa mancing, sekalian nyobain makanan di resto itu, sekalian juga cari bahan tulisan buat web Hello Semarang hehehe.

Ada satu tempat pemancingan yang ngga terlalu jauh dari rumah namanya Jowo Deles, hari Minggu kemarin kami ke sana.

Sampai di sana, saya langsung nanya-nanya ke mbaknya mulai dari menu, tempat mancingnya dimana, masaknya lama apa bentar, ya maklumlah pendatang baru. Setelah tanya-tanya kami memutuskan untuk pesan makanan dulu, sambil nunggu kami mancing. Ntar kalo udah matang makanannya kami bakal dikasih tahu sama waitressnya. Saya memilih gurami goreng dan nila bakal. Untuk gurami harga perons nya Rp 6.750. Perekor beratnya bisa 3-5 ons. Jadi harganya dikalikan itu aja. Selain ikan ada menu lain berupa ayam, dan aneka gorengan (tahu, tempe, pisang).

Wednesday, May 20, 2015

Hadiah Untuk Siswa Berprestasi

Late post banget iniih. Mau cerita tentang piknik bersama di sekolahan Thifa dimana Thifa dapet hadiah untuk siswa berprestasi.

Jadi tanggal 6 Mei lalu, sekolahan Thifa ngadain piknik sekaligus acara perpisahan. Destinasinya ke pabrik Nissin, kopi Banaran, dan pasar Bandungan.

Saya ikut nemenin Thifa dan ngajak Hana juga doong, bayarnya Rp 260.000,- Dari rumah kebayang sambil nemenin Thifa piknik sambil cari bahan buat posting di Hello Semarang. Tapi ternyata, liputan sambil bawa duo bocah tanpa asisten itu berat boo!

Di tujuan pertama yaitu Nissin biscuit, anak-anak akan masuk melihat proses pembuatan biskuit. Emaknya disuruh nunggu di emprium cafe. Tapi ternyata Thifa pengen emaknya ikut masuk juga, bener-bener ngga mau dia masuk cuma sama guru n temen-temen tanpa emaknya. Yasudah akhirnya keluar uang lagi deh Rp22.500 biar emaknya bisa ikut masuk.

Sebelum masuk, mbak pemandu udah woro-woro dulu dilarang memotret dan memvideo *kemudian masukkin tab ke dalam tas*.

Friday, December 26, 2014

Pancake Abal-abal

Beberapa hari lalu, pas sore-sore kok pengen jajan gorengan. Udah siap mau keluar rumah, eh malah hujan. Ya udah ngga jadi, trus saya bilang ke Thifa, "Bikin makanan sendiri aja yuk."

Niatnya sih mau bikin kue bandung mini, tapi ngga punya cetakan. Ya udah gapapa lah pake wajan model teflon (tapi dari stainless) aja pikir saya, yang penting rasanya kan sama.

Bahan adonannya waktu itu telur, terigu, mentega cair, sama gula dicampur air. Udah gitu tarok diatas wajan, trus kasih isian meses. Pas dicobain rasanya kok kaya telor dadar tapi versi manis. Menurut saya sih gagal, etaoi Thifa malah suka, bahkan minta dibuatin lagi!

Ya udah coba searching resep yang bener tu kayak mana. O ternyata pake susu dan sebenarnya ada bahan lain juga kaya soda kue. Tapi malas ke toko bahan roti ya udah susu aja, soda kuenya skip.

Monday, December 8, 2014

Tulisan Pilihan Tahun Ini: Kangen Thifa


A Self Reflection, tengok-tengok blog sendiri adalah Give Away yang sedang diselenggarakan oleh om NhHer. Di akhir tahun begini, bagi para blogger selain membuat postingan berisi resolusi, memang pas benget untuk mengevaluasi tulisan-tulisan di blog sendiri selama setahun.

Seperti persyaatan yang dibuat sama om NhHer, kita disuruh memilih satu postingan yang paling berkesan selama tahun 2014. Susah sebenarnya karena semua tulisan di blog ini punya kesan tersendiri dan bagus semua *dilempar receh sama om* *tangkaaap* :p

Tapi kalo ngga milih ntar eykeh ngga menag lagi, milih aja belum tentu menang hihihi.

Baiklah, setelah melihat, membaca, menimbang, akhirnya saya memutuskan untuk memilih tulisan saya yang berjudul "Kangen Thifa".

Sunday, August 17, 2014

Thifa dan Euforia Tujuhbelasan


17 Agustusan, dulu hal yang sangat saya nanti-nantikan adalah karnaval dengan menggunakan baju daerah. Karena pada saat itu saya bisa menggunakan baju kebaya. Emang kenapa? Ya ga tau berasa keren aja gitu.


Saya juga sangat menantikan lomba-lomba yang biasa diadakan seperti makan kerupuk, lari kelereng, memasukkan pensil dalam botol, dll. Percaya ngga percaya saya sering menang lho terutama di lomba yang ada embel-embel makannya, hihihi.

Beranjak remaja, saya mulai bertanya-tanya tujuhbelasan mengapa tak seramai dulu ya? Terakhir kali saya mersakan euforia 17an di kampung kalau ngga salah waktu SMP, sekitar tahun 98-an lah. Habis itu ntah saya yang ndak gaul atau gimana, 17an berasa sepi-sepi aja. Paling nonton upacara di simpang 7 soalnya SMA Muhammadiyah yang sering ngisi drumband nya, dan ada gebetan saya di situ *halah*. Jangan pada tanya siapa ya!

Kenapa 17an tidak seramai dulu? Pertanyaan itu kini bisa saya jawab setelah saya menjadi emak-emak dan gabung di organisasi PKK. Ya apa lagi kalo bukan karena pengurus yang males ribet, banyak urusan ini itu sehingga "ngga sempet" mikir lomba-lombaan segala. Siapa to iki ketua RT nya? Siapa? Siapa? *belagak amnesia*

Friday, May 2, 2014

Kangen Thifa

Dini hari. Ketika semua sedang terlelap, ayahmu, adikmu, dan mungkin juga kamu... Mama menangis..

Mama menangis karena kehilangan Me time. Me time bagi mama adalah ketika semua orang sedang tidur, mama baca-baca buku, atau online, sambil sesekali menengok ke arahmu dan adikmu yang sedang terlelap. Tenang dan damai.

Tapi malam ini kamu tak di sini. Padahal biasanya mamalah yang menemanimu di atas tempat tidur sampai terlelap. Kadang malah lebih duluan tidur daripada kamu. Membacakanmu buku cerita kemudian ngelantur kemana-mana karena sangat mengantuk.

Seringkali kamu merengek minta tidur di dekat mama, minta mama memelukmu. Padahal mama harus menyusui adikmu sehingga dengan terpaksa membelakangimu.

Mama sangat ingin menelponmu karena kangen. Tapi mama takut, begitu mendengar suara mama, kamu merengek minta pulang. Pasti itu akan sangat merepotkan kakek dan nenekmu.

Saturday, March 22, 2014

Unforgettable Journey : Keliling Semarang Naik Taxi

Keliling Semarang Naik Taxi? Horang kaya... hahaha... Berapa tuh argonya. Berapa ya? Yang jelas lumayan lah, jalan-jalannya kan sampek sore, tapi alhamdulillah ngga disuruh bayar kok. Kaya kok sukanya gratisan hihihi.

Ceritanya, dulu ituu habis ngikut kelas Akademi Berbagi. Temanya dari blog jadi buku dengan pembicara mas Harris Maulana. Itu loh blogger yang pernah menang lomba blog trus hadiahnya dibangunin rumah. Rumah beneran lo ini, rumah manusia, bukan rumahnya boneka barbie hehehe.

Pas selesai acara ngobrol-ngobrol sama Asmarie dotsemarang, trus dia nanyain "Mbak besok mau ikutan ngga?"

"Ikut ke mana?"

"Jalan-jalan keliling Semarang, naik taxi."

Namanya diajakin jalan-jalan, gratisan, naik taxi pula bukan naik ojek ya pasti tertariklah, tapi "Boleh bawa Thifa kan?" Pertanyaan wajib ini mah hihi.

"Boleh.." Ya ayoklah berangkaat.

Besoknya saya dianter si ayah ke kota lama, tempat dimana kami yang mau ikutan keliling semarang harus berkumpul. Hanya diantar, karena ayah kan kerja ngga bisa nemenin. Sempet kuatir juga, cuma berdua tok sama Thifa. Gimana kalo Thifa bosen, trus rewel, trus minta gendong. Haduuh padahal saya kan waktu itu lagi hamil muda. Tapi tepiskan perasaan itu, ini mau jalan-jalan lo, naik taxi lo, GRATIS lo, hahaha.

Monday, March 10, 2014

Thifa Belajar Mewarnai

Thifa di usianya sekarang, 3thn 2 bln, sudah lumayan pandai mewarnai lo.

Perkembangan ini mulai ditunjukkan sekitar tgl 25 Desember lalu, menjelang ultahnya yang ketiga. Waktu itu jalan-jalan berempat di toko buku, saya, thifa, hana, dan ayahnya. Pulangnya, saya beli cado-cado 3, ayahnya beli komik, Thifa dibeliin buka mewarna seharga Rp.25rb.

Awalnya ragu mau beliin dia buku mewarnain. Soalnya di sekolah aja kalo pas disuruh ngewarnain gitu, masih suka asal-asalan sih. Kalopun agak bagusan itu karena saya bantu biar cepet selesai. Haha udah dibantu tingkat bagusnya masih "agak" ya. Saya akuin saya juga ngga pandai mewarnai siih.

Pernah juga dibeliin neneknya buku mewarnai gitu, tapi kayaknya dia ngga begitu tertarik. Yang disuruh mewarnai malah saya dan neneknya, haduuh. Makanya waktu di sekolah ada lomba ngewarna, thifa ngga saya daftarin.

Tuesday, March 4, 2014

Empat Bulan Hana dan Ingatan Thifa

Kemarin, 03 Maret 2014, ulang bulannya Hana yang keempat. Duh bayiku udah gedeee

Kebisaannya sudah pasti bertambah. Hana udah bisa balik dari tengkurap dan merambat mundur. Walhasil beberapa hari yang lalu dia sukses menggelundung. Jatuh dari tempat tidur yang berjarak sekitar 60cm dari lantai.

Pengakuan ayahnya sih, sewaktu habis dipakein pakean, Hana ditaruh disampingnya. Jadi ngga dipinggiran tempat tidur gitu. Kemudian ayahnya ketiduran dan terbangun ketika Hana nangis di bawah tempat tidur.

Nangisnya untung cuma bentar. Kalo thifa dulu pertama kali jatuh dari tempat tidur yang sama nangisnya kan lama. Ngga papa ya nak, sehat-sehat tambah kuat.

Wednesday, February 19, 2014

Kata Pertama Thifa Bukan "Mama"

Katanya, anak itu peniru ulung kan ya. Mereka akan menirukan apa yang dilihat dan didengarnya. Saya percaya, tapi tidak seratus persen. Loh kok? Iya.. karena kata pertama Thifa bukan Mama.

Saya agak lupa sih persisnya kapan, Thifa mulai bisa bicara. Waktu itu masih belom rajin ngeblog, jadi perkembangan Thifa juga ngga semua tercatat. Di blog satunya saya telusuri, waktu Thifa berumur 15 bulan, dia sudah bisa bahasa Inggris. Kalo ditanya, "Apa bahasa Inggrisnya rumah?" Dia akan menjawab "Hauuusss." Hihihi.

sekarang Thifa udah gede, gantian nungguin adeknya bicara :)

Tuesday, February 18, 2014

Akhirnya ke Kudus Juga

Ke Kudus, saya sudah mengidam-idamkannya sejak lama. Asalnya mau barengan adek pas tanggal 30 Janari kemaren, yang mana bertepatan dengan annyversary nya Papah dan Ibu, tapi batal, karena Kudus baru aja banjir, jalanan menuju ke sana rusak parah.

Habis itu udah diniatin banget tanggal 16 Februari mau ke Kudus. Kalo ngga bisa naik mobil sendiri, wislah rempong dikit naik bis. Apalgi ada temen baik yang melangsungkan resepsi pernikahan di tanggal itu. Maksudnyah pengen numpang reuni hihihih. Eh malah dua hari sebelumnya badan Thifa anget, udah gitu hujan abu dari gunung Kelud nyampe juga dikit-dikit ke Semarang dan Kudus, jadi ragu mau keluar rumah.

Untunglah sehari sebelum hari H rencana keberangkatan semua udah membaik. Hujan abu udah berhenti, Thifa juga udah adem badannya. Dan katanya, jalanan udah cukup aman dilalui mobil jenis sedan. Oke kalau gitu besok kita berangkat naik mobil sendiri aja, ngga jadi ngebis.

Friday, February 7, 2014

Kakak Sayang Adek

Waktu saya hamil, memang udah bilang sama Thifa, kalo di perut mama ada adeknya. Thifa seringkali mengelus-elus, memeluk atau mencium perut saya. Kadang juga dia memukul, tapi kalo saya pikir sih bukan karena dia ngga sayang adek ya, emang Thifa itu kan suka gitu usil, cari perhatian, kalo tau ngga boleh, sengaja dilakukan.

Pas saya melahirkan, malamnya, Thifa bareng nenek, kakek, n omnya dateng ke RS. Bayi emang dirawat gabung, biar deket kalo mau ngasih ASI. Begitu liat adek, thifa langsung mengelus-elus kepalanya, tapi kemudian, ngek! DIJAMBAK sama dia. Kata orang-orang sih mungkin si Thifa cemburu sama adeknya, tapi kalo saya kok berkeyakinan, dia cuma iseng, namanya juga anak-anak.

Setelah sampai di rumah, Thifa masih suka juga ngisengin adeknya, kadang dicubit, ditarik-tarik, atau berusaha digendong. Sampai-sampai ibu mertua menyarankan saya tinggal di rumahnya dulu untuk sementara waktu, kaerna kasian Thifa, kalo nanti perhatian saya lebih terfokus ke adiknya. Tapi ya gimana bagaimanapun home sweet home ya hihihi.

Wednesday, February 5, 2014

Nyaris Kebakaran

Entah kenapa akhir-akhir ini tiap sore menjelang, saya selalu ngantuk berat. PAdahal anak-anak lagi pada melek. Apa efek dari bangun dini hari kemudian ngga tidur lagi ya?

Sama halnya dengan yang terjadi Jumat sore kemaren. Solat Maghrib aja bener-bener ngga khusuk, ngantuk bangeet. Habis itu nemenin Thifa di depan tipi, kalo Hana sih lagi bobo.

Karena bener-bener ngantuk tak tertahankan lagi saya boboan di samping Hana yang digelatakin di depan sofa. Thifa nya maish main-main sambil nonton. Di tengah-tengah tidur tiba-tiba Thifa bangunin, sutruh saya goreng udang, katanya buat ayah makan nanti. Ya udah daripada dia ribut terus saya goreng juga tu udang. Karena nunggu mateng agak lama, saya balik ke sofa sambil tiduran, ngga niat tidur beneran sih.

Entah berapa lama saya tidur, lupa ngga liat jam juga. Tiba-tiba Thifa membangunkan, awalnya saya malas-malasan bangun, sampai Thifa bilang "Mah.. itu kok di kompor ada api?"

Saturday, February 1, 2014

Kemakan Iklan

Sama seperti dulu, thifa (3th) masih suka menonton iklan. Bedanya sekarang dia udah bisa komen-komen tentang iklan yang ditontonnya. Misalnya waktu nonton iklan diapers buat anak yang udah gede, itu lo yang ada anak-anak nyanyi di panggung katanya ngga mau pake popok lagi, maunya pake celana dalam.

Kata Thifa: "Ih masa udah TK masih pake pampers, kayak adek bayi ya ma.."

Kemaeren pas saya lagi nyuci muka pake facial foam dan dia lihat, langsung nyeletuk "Mama nanti kan jerawatnya ilang kalo pake itu, kayak di iklan itu lo..". Haha udah kemakan iklan nih anak.

Selain nonton iklan dia juga suka sama film kartun seperti Upin Ipin, SpongeBob, Mr. Bean. Dan sama kayak emaknya yang suka ngomentarin apa aja yang diliat, dia pun begitu. Pas nonton Upin Ipin minum susu sebelum berangkat sekolah dia bilang, "Ih langsung minum ngga doa dulu."

Pas tanpa sengaja channel berubah ke sinetron yang lagi menmpilkan adegan marah-marah, dia bilang "Ih jelek ya ma.."

Thursday, January 30, 2014

Ibu Rumah Tangga Melek Internet, Wajib!

“Bu ada FB atau twitter, biar kita bisa saling follow,” tanya saya pada seorang ibu-ibu tetangga.  Usianya lumayan jauh di atas saya, anaknya saja sudah SMA.

“Alah bu… ngga paham yang gituan. Internet kan mainannya anak-anak jaman sekarang, masa seumuran saya mau ikut-ikutan.”

Saya dulu juga pernah berpikiran seperti ibu itu. Jika ada suatu trend yang baru, sering berpikir, sudah bukan masanya saya mengikuti trend, udah enggak cocok.

Tapi lama-kelamaan saya sadar tidak ada salahnya mengikuti trend, bahkan ada yang hukumnya perlu bahkan wajib. Tidak semua trend baru itu alay kok hahaha.

Bagi saya, seorang ibu rumah tangga dengan dua anak yang masih kecil-kecil, keberadaan internet sangatlah membantu. Mobilitas terbatas, tapi kebutuhan akan informasi, eksistensi, dan sosialisasi tetap ada. Internetlah yang memenuhi semua itu.