17 Agustusan, dulu hal yang sangat saya nanti-nantikan adalah karnaval dengan menggunakan baju daerah. Karena pada saat itu saya bisa menggunakan baju kebaya. Emang kenapa? Ya ga tau berasa keren aja gitu.
Saya juga sangat menantikan lomba-lomba yang biasa diadakan seperti makan kerupuk, lari kelereng, memasukkan pensil dalam botol, dll. Percaya ngga percaya saya sering menang lho terutama di lomba yang ada embel-embel makannya, hihihi.
Beranjak remaja, saya mulai bertanya-tanya tujuhbelasan mengapa tak seramai dulu ya? Terakhir kali saya mersakan euforia 17an di kampung kalau ngga salah waktu SMP, sekitar tahun 98-an lah. Habis itu ntah saya yang ndak gaul atau gimana, 17an berasa sepi-sepi aja. Paling nonton upacara di simpang 7 soalnya SMA Muhammadiyah yang sering ngisi drumband nya, dan ada gebetan saya di situ *halah*. Jangan pada tanya siapa ya!
Kenapa 17an tidak seramai dulu? Pertanyaan itu kini bisa saya jawab setelah saya menjadi emak-emak dan gabung di organisasi PKK. Ya apa lagi kalo bukan karena pengurus yang males ribet, banyak urusan ini itu sehingga "ngga sempet" mikir lomba-lombaan segala. Siapa to iki ketua RT nya? Siapa? Siapa? *belagak amnesia*