Wednesday, January 28, 2015

Bisnis Kuliner Berwawasan Lingkungan

Sudah sejak lama saya memimpikan punya bisnis kuliner. Rencana sih fokusnya mau ke makanan yang berbahan dasar pisang.  Tahun 2013 saya mulai bertekad untuk merealisasikan bisnis ini. Tapi karena satu dan lain hal, salah satunya lahiran anak kedua, akhirnya resolusi ini tertunda dan dijadikan resolusi kembali di tahun-tahun berikutnya.

Apa aja sih yang harus dipikirkan dalam merintis sebuah bisnis. Kebanyakan orang pasti akan menjawab keuntungan. Yaiyalah kita bisnis kan pasti untuk mencari keuntungan. Etapi kalo alm. Om Bob Sadino beda lho, katanya, "Saya bisnis cari rugi, sehingga jika rugi saya tetap semangat dan jika untung maka bertambahlah syukur saya". Quote yang menarik ya, kalo saya memaknainya supaya mental pengusaha kita terbentuk. Pengen untung, tapi siap rugi juga. Yang namanya usaha ngga melulu untung kan, pasti ada kalanya merugi juga. Nah biar ngga down pas lagi buntung, tanamkan dalam diri kalo kita usaha emang untuk rugi hehehe.

Kebanyakan orang berbisnis yang dipikirkan keuntungan pribadi. Contoh, cari tempat yang rame, sewanya murah, bahkan kalo bisa ngga bayar. Akhirnya jualan di trotoar, ngga peduli ada hak pejalan kaki yang dilanggar.

Atau cari bahan baku yang seemurah-murahnya tanpa peduli efeknya bagi kesehatan konsumen.

Saya ngga mau. Saya inginnya, usaha yang saya jalankan menguntungkan bagi saya dan menguntungkan bagi orang lain, ya minimal tidak merugikan.

Saya punya konsep bisnis kuliner berwawasan lingkungan. Ya inilah resolusi hijau 2015 saya. Apa yang dimaksud berwawasan lingkungan? Yang jelas usaha yang saya jalankan harus selaras dengan usaha melestarikan lingkungan.

Monday, January 26, 2015

Sindrom Penulis Pemula Part 2

gambar dari sini
Sebelumnya saya pernah menulis sindrom penulis pemula part 1. Sekarang mau bikin part 2 nya. Yaitu kalo ke toko buku suka ngecekin stok bukunya di sana. Girang ketika stok tinggal dikit lebih-lebih kalau habis. Galau kalo cuma laku sedikit dan pingsan ketika tahu diretur :D

Ya itu saya alami sendiri, sampe suami bilang "udahlah ngga usah ribet nyariin bukumu di toko buku, ngecekin stok, emang kalo stoknya masih banyak atau displaynya ngga kelihatan kamu mau apa?" Ya betul sih paling diem-diem narok buku kita ke rak best seller, yang pastinya sebentar kemudian dipindahin lagi sama mbak pramuniaganya huehehe melas men.

Friday, January 23, 2015

Kado Bulan Madu

Baca pengumuman GiveAway dari Mami Ubii tentang "Kado Yang Aku Mau" jadi inget tahun lalu sempet ikutan kuis bertema serupa, tapi kalah huahahaha *tertawa pedih.

Sebenarnya daftar keinginan ada seabrek, kayak lagunya doraemon, "Ingin ini ingin itu banyak sekali."


Atau lagunya Oppie... "Pengen punya mobil, (mewah) Lengkap dengan AC, tape dan sopir pribadi. Andai aaa.. aa.. aa.. ku jadi orang kayaaa." Haha orang kaya mah ngga perlu minta kado ya, beli sendiriiii...

Akhirnya dari sekian banyak keinginan saya pilih satu yang dari dulu saya dan ayahnya duo bocah kepengen banget tapi belum terkabul, yaitu "Honeymoon in Karimun" Iya Karimun Jawa.

Tuesday, January 20, 2015

Keberhasilan Anak, Kado Terindah Orang Tua

Sebagai seorang anak, tentu saja saya ingin memberikan kado terindah buat orang tua. Semakin dewasa, dorongan untuk bisa membahagiakan kedua orang tua pasti semakin kuat. Dari semenjak masih berupa embrio jadi segede gini diurusin ortu, dicukupi kebutuhannya, pengen juga memberi mereka sesuatu meski tak kan mungkin bisa membalas semua kebaikan mereka.

Tapi memberi apa? Saya emang suka bingung kalo mau memberi mereka sesuatu. Mau ngasih uang, tapi berapa sih yang bisa saya kasih? Dalam hal ekonomi mereka masih jaaauh lebih mapan. Bahkan seringkali kalo butuh sesuatu misal untuk bangun rumah, mereka menawarkan pinjaman yang kemudian mereka bilang ngga usah dibayar. Hiks terharuu.

Ya paling-paling ngasih sekedarnya dan bilang buat nambah-nambah bayar listrik. Atau ngasih kado barang yang harganya juga ngga seberapa. Yang paling sering sih beliin makanan buat dimakan orang serumah. Intinya saya masih merasa belum bisa memberikan sesuatu yang terindah dan spesial untuk mereka.

Sampai suatu hari, seorang kurir jasa pengiriman, mengetuk rumah saya, menyerahkan paket berbungkus kertas cokelat. Setelah tanda tangan dan sang kurir pergi, buru-buru saya buka bungkusan itu. Ternyata isinya...


Saturday, January 17, 2015

Horee Teman Baikku Ngeblog

Senang loh saat tahu orang yang udah kita ngenal lama ngeblog. Kitaa?? Lo aja kaliii. Iya maksudnya bagi seorang blogger, bagi yang bukan blogger ya ngga penting juga hehehe.

Senangnya dimana? Pertama bisa jadi tombo kangen. Kebanyakan orang cerita macem-macem di blog mulai masa kini hingga masa lalu. Nah dengan membaca itu bisa jadi tombo kangen bagi kita terutama kalo udah jarang atau lamaaa banget ngga ketemu dan ngga ngerumpi. Asik lagi kalo bisa gabung di komunitas yang sama. Diskusi di grup terus kopdar hehehe.

Friday, January 16, 2015

Ngeblog Karena Desperate

Kemarin Shubuh ngobrol di inbox sama mba Imazahra yang punya komunitas Muslimah Backpacker. Katanya ada namaku disebut-sebut Mak Dewi Rieka, itu tuh penulis serial best seller "Anak Kos Dodol". Penasaran meluncur ke postingan MakDew terbaru tentang Blogger Insyaf Hehehe. Mosok saya dibilang total ngeblog, ada tambahan kata amazing pula. Ah lebay mak Dew :p

Jadi pengen cerita tentang awal saya ngeblog. Sebenarnya saya ngeblog itu karena desperate loh. Beberapa kali kirim naskah ke media ngga pernah ada kabarnya. Pernah sekali juga kirim naskah novel ke penerbit dan ditolak. Habis itu serasa desperate, ngga tau lagi gimana caranya mewujudkan cita-cita menjadi penulis. Haha cemen ya, padahal usahanya juga belum seberapa nih. Sampai akhirnya suami menyarankan saya ngeblog. Blognya kemudian saya namain desperate housewife, karena emang saya desperate beneran. Banyak hal yang bikin saya suka ngerasa desperate. Jadi penulis gagal, blog juga ngga keren-keren amat, bete di rumah terus, bosen dengan kegiatan sehari-hari nyuci, masak, nyapu, ngepel, dll. Termasuk desperate juga ngga nemu nama yang cocok untuk blog ini yaudahlah daripada bingung kasih nama desperate housewife.

Thursday, January 15, 2015

RIP Boni's Childrens

Dini hari buka socmed dan dapat kabar duka :'(


Boni adalah seekor kucing ras yang kami dapatkan dari seorang kerabat di Boja sekitar tahun 2010. Kucingnya waktu itu beranak, dan kami diberi satu. Sebagai pencinta kucing kami langsung mau dapat kucing ras gratis. Biasanya kami cuma melihara kucing lokal. Karena sering datang trus diberi makan, betah tinggal di rumah kami, yaudah diklaim aja kucing kami hehehe.

Sekitar November kemarin saya datang ke Kudus, kaget waktu ditunjukin Boni punya anak. Kapan hamilnya? Kayaknya terakhir ke Kudus, sekitar sebulan atau dua bulanan yang lalu perutnya belum gede. Googling ternyata masa kehamilan kucing hanya sekitar 59-70 hari. Pantes aja, wong yang di Kudus juga baru menyadari kehamilan Boni setelah agak lama.

Saturday, January 10, 2015

Cabai Setengah Busuk

Jumat, 31 Oktober sepulang saya liburan di Hotel Grasia Semarang, menemukan majalah Ummi terselip di bawah pintu. Eh kok bisa ada ini, perasaan ngga pernah order deh. Apa jangan-jangan.. naskahku nyangkut ya?

Ternyata bener. Naskah yang saya kirim pada tanggal 7 Sepetember 2014 berjudul "Setengah Busuk" tayang di Ummi rubrik Nuansa Perempuan edisi November 2014. Judulnya ditambahin jadi "Cabai Setengah Busuk". Surprise, soalnya yang pertama, penantiannya sampai tiga bulan tapi yang kedua ini cuma sebulan saja.

Honornya juga cepat sekali ditransfernya, pada akhir bulan Oktober, dan nominalnya naik dari honor yang pertama. Alhamdulillah :)

Kalo kamu punya pengalaman atau opini tentang beragam hal terkait dunia wanita bisa dikirim ke email kru_ummi@yahoo.com. Sertakan foto, scan KTP, biodata lengkap, nomor telepon, dan nomor rekening. Panjang tulisan 300-400 kata. Info lengkap untuk mengirim tulisan ke media bisa dibaca di halaman info media ini ya.

Berikut saya posting sekalian naskah versi aslinya, semoga bermanfaat :)

Friday, January 9, 2015

Penulis Newbie Mencari Jati Diri

Penulis newbie, malu nunjukin wajahnya :p
Pernahkah kamu membaca tulisan seseorang, suka dengan gaya tulisannya, kemudian ingin bisa menulis semacam dia juga? Setelah itu melihat tulisan orang lainnya, suka, dan ingin menulis sejenis itu juga. Dan begituuu seterusnya.

Jadilah dirimu sendiri, menulis dengan gayamu, bukan dengan gaya orang lain. Begitu nasihat yang sering saya dengar dari senior penulis. Ya memang tiap orang punya style atau gaya masing-masing, tapi ternyata tak semudah itu menemukannya. Menulis dengan gaya kita itu yang seperti apa sih? Apakah menulis saja apa yang keluar dari hati tanpa terpengaruh dengan gaya orang lain? Hmm mungkin juga. Tapi yang sering terjadi, tiap baru baca tulisan seseorang yang saya suka kemudian saya menulis secara tak sadar saya mengikuti gayanya, begitupun ketika setelah membaca tulisan orang lain lagi yang saya suka (tulisannya).

Wednesday, January 7, 2015

Reuni

Dari dulu saya suka banget sama yang namanya reuni. Entah itu reuni besar-besaran yang bener-bener diplanning dan di manage jauh-jauh hari untuk lingkup yang luas satu kelas misalnya, atau reuni kecil-kecilan hanya antara saya dan seorang teman lama. Kadang juga suka numpang reuni di hajatannya orang kaya pas pernikahan. Enak to, waktu dan tempat beserta hidangan udah diatur sama yang punya hajat. Kita tinggal dateng, makan-makan, ngerumpi, trus foto-foto hihihi.

Reuni di acara nikahnya Helmi, temen SMA, foto punya Martha

Monday, January 5, 2015

Kado Tak Terlupakan dari Sang Mantan

Tahun 2006, begitu lulus kuliah dan diwisuda saya pindah ke Makassar, balik ke rumah orang tua. Kangeen setelah tujuh tahun LDR-an, dan maksudnya emang pengen sekalian nyari kerja di sana.

Alhamdulillah ngga harus menunggu lama keterima kerja jadi penyiar di radio Venus Makassar. Uhuyy tercapai juga cita-citakuu. Iya jadi penyiar emang salah satu cita-cita yang pernah tertoreh dalam buku diary merah jambuku yang bergembok itu, hehehe.

LDR-an ma ortu udah berakhir tapi saya harus mau menerima kenyataan untuk gantian LDR-an sama pacar. Aih kok ngga enak yah nyebutnya pacar, calon suami gitu lah ya. Karena emang sebelum saya ke Makassar, kedua ortu kami udah sempet ketemuan dan ngobrol-ngobrol meskipun dalam suasana yang ngga formal sih.

LDR itu selain berat diongkos, transportasi maupun komunikasi, berat di hati jugak. Sempet ngerasa hambar. Tapi di tengah kehambaran yang saya rasa -sampe pernah terucap kata putus dari saya- pada bulan November 2007, yaitu bulan dimana kami jadian, si doi memberi kado sebuah CD lewat jasa pengiriman. CD yang buat diputer di PC lohyaa, bukan CD dalam tanda kutip :D Waktu itu emang masih usum bakar2an CD hihihi. Emang isi CD nya apa sih kok kayak spesial banget. Ini dia taraa...