Friday, February 26, 2016

Bekerja di Jakarta. Yes or No?

Bekerja di Jakarta. Yes or No? Jika pertanyaan itu diajukan ke Papa saya jawabannya pasti no.

Jaman masih kerja dulu, papa dinasnya berpindah-pindah Dari Rantau Prapat, Bandung, Makassar, Denpasar, balik Makassar lagi, kemudian Semarang. Saya ingat Papa dulu pernah bilang, InsyaAlloh bersedia dipindahkan kemana saja, asalkan bukan Jakarta. Tapi kalau dinas sehari dua hari di Jakarta sih Papa udah sering.

Nampaknya Papa sama seperti saya ngerasa kurang cocok aja sih tinggal di ibukota. Ngga siap kalo tiap hari berangkat kantor harus ngerasain macet, berangkat pagi banget, pulang malem. Fiuuh membayangkan saja akupun sudah tak sanggup.

Tapi pernah sih saya kepikiran mau kerja di Jakarta. Waktu saya masih siaran di Makassar. Seorang mentor penyiar yang didatangkan dari Jakarta sempat ngomong ke saya gini waktu kami email-emailan, "Aku malah bilang sama James, Kalian beruntung tuh dapet Naya, berbakat, cantik. Kalo di Jakarta tuh Naya pasti dlm 1th siaran radio langsung udah pindah ke TV!".

Oya James itu nama bos saya, kalo Naya itu nama udara saya waktu siaran.

Wednesday, February 24, 2016

Pertanyaan-pertanyaan Seputar Kantong Plastik Berbayar

Kebijakan kantong plastik berbayar dinilai kurang efektif
pict by merdeka.com

Alhamdulillah, semenjak tanggal 21 Februari kemarin, kebijakan kantong plastik berbayar mulai diujicoba di Indonesia.

Kebijakan ini diberlakukan untuk mengurangi sampah plastik di Indonesia.

Saya ngga tahu sih apakah kebijakan ini diberlakukan di semua minimarket maupun supermarket atau baru beberapa saja yang menerapkannya. Tapi yang jelas, waktu saya ke indomaret tanggal 21 kemarin, di meja kasir memang sudah tertulis kalau menggunakan kantong plastk dari sana berarti dikenakan baya Rp.200,-

Saya sendiri sih sudah dari dulu sering membawa tas belanja sendiri kemana-mana. Memang tidak selalu menolak juga, karena kadang saya masih membutuhkan kantong plastik untuk membungkus sesuatu. Tapi kalau di rumah sudah ada beberapa dan saya belum butuh lagi, saya pasti menolak kantong plastik dari minimarket atau supermaret.

Kebijakan ini katanya akan diujicobakan dulu selama tiga bulan kemudian dievaluasi.

Nah sehubungan dengan kebijakan kantong plastik berbayar, ternyata menimbulkan reaksi dari masyarakat, ada yang pro, ada yang kontra, juga kemudian menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru. Saya list di sini ya, dan ini jawaban saya untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Kok saya macam pejabat aja sih jawab-jawab pertanyaan ya haha. Ngga sih ini cuma murni mau berbagi pemikiran aja atas pertanyaan yang muncul.

Monday, February 22, 2016

#1thGandjelRel, Ngeblog Ben Rak Ngganjel

Halo temans,

Alhamdulillah... Hari ini setahun yang lalu saya masih ingat, saya dan empat orang teman, Dedew, Mak Uniek, Wuri, dan Lestari bersepakat untuk mendirikan Gandjel Rel, sebuah komunitas blogger perempuan di Semarang.

meeting founder, uhuks! foto milik Uniek K

Komunitas blogger kami, blogger Gandjel Rel sudah satu tahun. Selamat ulang tahun yang pertama Blogger Gandjel Rel!

Mungkin ada yang bertanya-tanya kenapa dikasih nama Gandjel Rel? Bisa dibaca di blog www.gandjelrel.com. Postingan selesai hahaha. Ngga ding.

Jadi... bagi yang belum tahu, gandjel rel itu merupakan makanan khas Semarang yang sudah ada sejak jaman Belanda dulu. Menurut yang saya baca dari Wikipedia, nama asli makanan ini adalah roti gambang--karena bentuknya yang mirip dengan alat musik gambang--tapi masyarakat Semarang lebih mengenalnya dengan nama “ganjel rel”. Kenapa teksturnya yang bantat, dan bentuknya yang seperti ganjel rel (bantalan rel).

Saturday, February 20, 2016

Menitipkan Anak Tanpa Baper

Hari Sabtu minggu kemarin, duo bocah saya titipkan ke rumah neneknya. Karena minggunya saya ada acara sampai menjelang sore, takut kalo bawa anak-anak mereka bakal bisen dan ngga enak juga sih sama pengundang. Yang diundang satu lah yang datang kok tiga! >.<

Sabtu Sore duo bocah udah dijemput sama omnya. Jadi malemnya saya bisa jalan-jalan berdua saja sama Ayahnya, uhuks. Kebetulan ada teman mengajak icip-icip lunpia isi jamur di Lunpia Delight Semarang.

Kali ini saya nitipin anak tanpa baper hihihi. Baper? Baper kenapa?

Jadi dulu, lebih setahun yang lalu saya pernah nih mau sok-sokan menawarkan Thifa nginap di rumah neneknya tanpa saya. Basa-basi aja sebenarnya. Eh ternyata dia mau, kemudian saya baper, huahaha.

Tiga Serangkai - kemana-mana selalu bertiga :D

Friday, February 19, 2016

Abah Ihsan: Tentang Pendidikan Bersuci dan Menjaga Pergaulan

Sabtu 6 Februari kemarin pertama kalinya saya ikut kopdar komunitas Home Schooling Muslim Nusantara (HSMN) Semarang.

Kopdar kali itu bukan hanya sekedar kumpul-kumpul biasa ada juga sesi sharing bersama Abah Ihsan Baihaqi temanya tentang pendidikan seks untuk anak dalam Islam. Free, kita hanya diminta membawa potluck aja bisa berupa snack, kue kering, brownies, buah, apa ajalah bebas. Sama menyiapkan infaq terbaik, seikhlasnya.

Awalnya ragu ikutan ngga ya. Saya kan pemalyu gituuu. Tapi karena ternyata temen-temen dari komunitas blogger dan penulis juga cukup banyak yang ikutan, dan dipanas-panasin temen, Kapan lagi loh ketemu Abah Ihsan." Akhirnya saya memantapkan diri untuk ikutan. Sementara anak-anak, ikut ayahnya ada acara jam-strip komik di mall Paragon.

Ini Abah Ihsan. Pinjam fotonya mba Hapsari

Ini beberapa poin yang saya catat dari sharing kemarin.

- Dalam hal pendidikan seks untuk anak, Abah Ihsan lebih suka menyebutnya dengan bersuci dan menjaga pergaulan. Kenapa? Karena jika hanya pendidikan seks saja, mengikuti yang sudah berkembang di dunia barat sana, fokusnya lebih banyak ke kesehatan reproduksi saja, terutama untuk menghindari penyakit menular seks. Nah kalau dalam Islam maka harus sepaket dengan adab pergaulan untuk menjauhkan diri dari zina.

Thursday, February 18, 2016

Impian Menjadi Pengusaha Kuliner

Tahun 2006, ketika saya mendapat pekerjaan setelah beberapa saat diwisuda, saya punya impian ingin menjadi pengusaha kuliner.

Jadi ceritanya jaman dulu itu suka nongkrong sama temen-temen kantor setelah jam pulang atau pas hari libur. Tempat nongkrong favorit saya itu di tempat penjual ubi goreng yang seporsi harganya Rp.6000,-. Makannya pakai sambel, nikmaaat.

Makanan favorit, ubi goreng, tapi kurang sabal nih!

Tapi tempatnya ya ala kadarnya banget. Dia jualan pakai gerobak, bawa kompor, pasang tenda di samping sebuah distro, dan menyediakan beberapa kursi juga meja.

Saya kepikiran kalo orang butuh tempat nongkrong yang nyaman, tapi terjangkau. Jadi saya mbayangin suatu saat pengen buka cafe yang asyik. Menu makanannya yang simpel-simpel aja, macam ubi goreng, pisang goreng, atau sosis bakar. Harganya, medium lah, lebh murah dari resto tapi lebih tinggi dikit dari jajajan yang di gerobakan gitu.

Wednesday, February 17, 2016

Yang Istimewa dari Lunpia Delight Semarang

Hari Sabtu kemarin, ada undangan dari teman sesama kontributor Hello Semarang untuk icip-icip lumpia isi jamur di Lunpia Delight Semarang.

Karena anak-anak udah dititipin ke neneknya, jadilah saya sama si ayah pergi berdua aja, naik motor.



Ini kunjungan saya yang kedua ke Lunpia Delight. Kunjungan pertama udah lumayan lama juga dulu, dan reviewnya juga udah saya tulis di blog Hello Semarang. Tapi waktu itu belum ada lumpia isi jamur, kalo ngga salah yang saya coba dulu itu yang plain, original, sama crab.

Yang spesial kemarin, karena kami icip-icip lumpia ditemani owner dari Lunpia Delight sendiri yaitu Cik Me-Me.

Cik Me-Me banyak cerita bagaimana proses ia membangun lunpia delight yang bukan hanya dari nol, bahkan dari minus.

Tuesday, February 16, 2016

Fashion Hijabers Yang Semakin Diminati

[ADVERTORIAL] [PLACEMENT ARTICLE]

Bagi setiap wanita, tampil cantik, modis dan stylish memang sudah menjadi kebutuhan pokok yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan. Termasuk muslimah berhijab.

Untuk saat ini memang bukan hanya pakaian yang seksi dan mewah saja yang lagi trend dan digemari. Pakaian yang berbalut Islami dan menutup auratpun kini semakin banyak dicari oleh masyarakat khususnya bagi wanita muslimah. Tidak heran jika setiap wanita muslimah ingin selalu update dalam hal pakaian guna menunjang setiap penampilan yang modern yang mengikuti trend fashion hijabers.

Sebagai contoh saja, sekitar dua puluh tahun lalu model hijab bisa dihitung jari. Biasanya orang menggunakan hijab segiempat yang dilipat menjadi segitiga kemudian di peniti di bawah dagu. Dimana-mana kita menemui orang berhijab dengan model seperti itu. Tapi lihat saja sekarang, model hijab sudah banyak macamnya. Ada jilbab instan, jilbab model pashmina, arabian hoodie, tali serut, dan masih banyak lagi. Begitupun dengan model atasan maupun bawahan pakaian muslimah semakin banyak saja ragamnya.

Beberapa model hijab masa kini. Pict by HijUp.com

Monday, February 15, 2016

Menghargai Pilihan Anak

Pasti pernah lihat dong, ada seseorang yang minatnya gambar tapi kuliahnya di jurusan akuntansi. Atau yang kuliah sampe lebih tujuh tahun ngga lulus-lulus, pas ditanya katanya karena ngga suka dengan jurusan yang diambilnya. Loh kenapa ngga dari awal mengambil jurusan yang disukai?

"Orang tua saya yang memilihkan jurusan kuliah ini untuk saya, dan saya tidak bisa menolaknya."

Ya saya pernah punya teman yang berada di posisi seperti itu. Seketika itu juga saya berjanji, kelak jika saya punya anak, saya ingin memberikannya kebebasan menjadi apapun selagi itu baik.

Menghargai pilihan anak. Ya sudah selayaknya itulah yang harus dilakukan orang tua. Orang tua hanya berperan mengarahkan, membimbing, memfasilitasi. Tapi ingin jadi apa mereka kelak, kepuusan ada di tangan mereka.

Ngga perlu menunggu sampai mereka besar. Menghargai pilihan anak bisa kita latih sedini mungkin. Dari hal sepele saja, ketika anak sudah punya pilihan untuk busana yang ingn ia kenakan sehari-hari misalnya.

Saat anak bayi, apapun yang kita kenakan pada anak, ia pasti akan menurut, ngga bakalan protes. Tapi tunggulah sampai ia berumur setahunan, ia mulai bisa memilih mana yang ia suka, mana yang ingin ia kenakan, dan mana yang tidak.

Seperti duo bocah Thifa dan Hana saat ini. Seusai mandi ak jarang dia menolak pakaian yang saya sodorkan pada mereka. "Emoh ini, elek!" kata Hana.

Akhirnya saya biarkan ia memilih mana yang ingin ia pakai. Tak jarang ia memilih pakaian yang tak matching, atau pakaian yang udah gembel padahal kami mau pergi jalan-jalan ke mall.

Sunday, February 14, 2016

Benci Tapi Rindu

Benci.. benci.. benci.. tapi rindu jua....

Itu kutipan lagu lama, jaman emak saya. Emak saya ya, bukan saya, catet! *ngga terima kalo dianggap tuwir hahah*

Ya dulu saya suka dengar pas temen saya saran program Lupakan Jangan Dibuang Sayang (LJDS) jaman masih kerja di radio.

Dan sekarang saya lagi ngerasa kaya di lagu itu, benci tapi rindu.

Tahu sinetron India berjudul Uttaran?

gambar dari smeaker.com

Saya mulai nonton dari episode pertama. Jaman Tapasya dan Icha masih kecil. Tapasya anak orang kaya, suka main sama Icha yang merupakan anak pembantunya. Ibu Tapasya pada awalnya tidak suka dengan pertemanan mereka. Tapasya suka diam-diam main ke rumah Icha, memberikan baju-baju bagus dan mainan ke Icha, bahkan pernah diam-diam mereka berdua main ke kali menangkap ikan, berbasah-basah dan berkotor-kotor ria.

Friday, February 12, 2016

Tutorial Membuat Video Reverse dengan Aplikasi ZenCircle

Halo temans, masih ingat postingan saya tentang info lomba blog dan video dari ASUS? Hayoo udah pada ikutan belum? Hadiahnya kece-kece loooh *smartphone melambai-lambai.

Untuk lomba membuat video reverse, DL bentar lagi tanggal 16 Februari, jangan sampai kelupaan ya..

Mungkin masih ada yang bingung gimana caranya membuat video reverse, ribet ngga sih?

Awalnya saya juga bingung loh, tapi nekat coba bikin. Dan ternyata mudah!

Saya akan coba beri tutorial singkatnya di sini ya. Tapi ini khusus membuat reverse video dengan menggunakan aplikasi ASUS ZenCircle.

ZenCircle ini merupakan aplikasi photo sharing. Jadi kita bisa mengunggah foto maupun melihat foto-foto yang diunggah user lain. Di sini ada juga istilah following dan followers kaya di instagram.

Nah baru-baru ini aplikasi tersebut ditambahkan fitur baru yaitu video reverse alias video mundur atau terbalik. Jadi kalo kita bikin video ntar hasilnya akan kebalik, dari gerakan paling akhir ke gerakan paling awal.

Saya udah coba bikin hasilnya seperti ini.


Wednesday, February 10, 2016

Puding Anniversary

Tanggal 30 Januari kemarin anniversary pernikahannya Papa dan Ibu. Beberapa kali tiap Papa Ibu anniversary saya dan adek suka pulang ke Kudus, sambil bawa kue tart. Jadi satu kue tart kan untuk perayaan berdua, kalo ngasihnya pas ultah berarti harus ngasih dua kali hahaha.

Tapi kemaren adek pas ngga bisa pulang Kudus, karena sekarang kan kerjanya udah jauh. Di Jakarta. San saya juga pas ngga bisa balik, tanggal segitu sorenya pas harus ngisi Akber Semarang. Kalo baliknya setelah akber, kemaleman.

Terus mikir, pengen ngasih sesuatu tapi apa ya? Mau kasih kue tart, sebenarnya mereka kurang suka kue tart. Dulu pernah saya belikan yang keciil banget, ya buat formalitas aja, dan yang makan cucu-cucu, hihi.

Saya lalu inget ada temen SMA  di Kudus namanya Martha yang menerima pesanan puding. Pudingnya bisa dihias-hias gitu kaya kue tart. Saya pikir daripada kue tart ya mending puding aja kali ya. Sekalian minta delivery ajah dianterin sama yang bikin, biar surprise buat Papa dan Ibu.

Kaya gini nih penampakannya.

puding anniversary pesenanku


Monday, February 8, 2016

Mengisi Kelas Akber, Kiat Menerbitkan Buku


foto dari mba Ika Puspita
Halo temans,

Alhamdulillah tanggal 30 Januari kemarin saya dipercaya mengisi kelas akademi berbagi yang ke 102 dengan tema "Kiat Menerbitkan Buku".

Akber adalah singkatan dari Akademi Berbagi. Dimulai sejak Juni 2010, Akber merupakan kelas belajar gratis tentang berbagai hal, seperti menulis, fotografi, jurnalistik, advertising, komunikasi dan masih banyak lagi. Semua kelas free. Peserta tidak dipungut biaya, guru tidak dibayar, tempat juga meminjam. Jadi konsepnya benar-benar berbagi ya, karena berbagi bikin happy. Begitulah tagline yang diusungnya. Sementara di Semarang sendiri, Akber dimulai pada Maret 2011.

Pada akber 102 kemarin bertempat di balaikota. Di sana ada tempat semacam bioskop mini yang bisa dipinjam. Alhamdulillah tempatnya nyaman, dan saya jadi bisa bilang ke Thifa, "bentuk-bentukannya bioskop itu kaya gini loh Thifa, cuma kalo bioskop tempatnya lebih besar"

Beberapa teman blogger dan penulis ada yang datang meramaikan acara. Lestari-yang kemudian bantu saya ngurusin duo bocah pas ayahnya belum nyusul saya ke ruangan-, Mba Ika, Mba Marita, dan Mba Inung. Saya bilang ke mereka, "Pada ngetwit yaa, jadikan hashtag #akber102 trending topic di twitter hahaha."

Di awal acara saya tanya dulu kepada audience, apakah diantara mereka (kecuali temen-temen saya yang dari komunitas penulis) ada yang sudah menerbitkan buku? Belum, jawab mereka.

Ada yang pernah menerbitkan tulisan ke media, seperti majalah, koran, dsb? Belum juga jawab mereka.

Oke berarti bisa dibilang mereka adalah penulis pemula. Saya tanya lagi ke mereka, "Tapi di sini pada kepengen menerbitkan buku kan?".

"Iyaaa," jawab mereka. Ada yang kepengen menerbitkan novel, buku komputer, dll.

Bagi saya penting mengenali audience supaya kita tidak salah memberkan materi. Siapa tahu ternyata yang datang udah pada nerbitin buku, bukunya udah lima bahkan sepuluh, kan ngga cocok saya kasih tips menerbitkan buku, hehehe.

Di acara akber kemarin saya sharing tentang pengalaman saya menerbitkan buku mulai dari antologi sampai buku solo. Saya cerita bagaimana awal mula komik Mak Irits sehingga bisa terbit menjadi buku. Modus biar skalian promosi hahaha. Loh kenapa ngga kan ya. Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui :D


Dan di layar presentasi muncul ini. Ayoo difollow doong akun socmednya kaka.. :D

Saya juga memberikan tips bagaimana jika hendak mengirimkan naskah ke penerbit, apa yang harus dilakukan saat menunggu proses review naskah dari redaksi, sampai bagaimana jika naskah ditolak.

Ketika sesi tanya jawab, cukup banyak pertanyaan yang datang dari peserta. Salah satunya ada yang bertanya, "Saya kalau mau nulis di socmed, ada perasaan gimana kalau tulisannya jelek, akhirnya ngga jadi publish. Gimana mba mengatasinya."

Saya jawab, "Setiap penulis pemula, pasti pernah mengalami itu. Bagi penulis pemula, prinsip menulisnya adalah, tulislah sesuatu yang tidak merugikan orang lain, itu saja. Kita ngga perlu mikir bagus apa ngga, bermanfaat apa ngga, yang penting ngga merugikan, udah titik. Nanti sering berjalannya waktu kita tingkatkan kualitas tulisan kita."

Alhamdulillah saya senang sekali bisa berbagi di Akademi Berbagi. Semoga ilmunya bermanfaat ya temans.

Foto milik @AkberSMG

Saturday, February 6, 2016

[INFO] Lomba Blog dan Video Reverse dari ASUS


Halo... saya datang membawa kabar gembira untuk kita semua. Bukan.. bukan tentang ekstrak kulit manggis kok. Tapi tentang lomba blog dan video dari ASUS yang bertabur hadiah keren!

1.Lomba Video Reverse

Bikin video reverse (video terbalik/mundur). Video reserve ini maksudnya video yang urutannya kebalik. KJadi misal video sebenarnya kita menuangkan air dari botol ke gelas, ntar di video reserve yang tampak, air dari gelas naik ke botol. Atau video sebenarnya kita merobek kertas, nah di video reserve yang terlihat kita sedang merangkai potongan-potongan kertas menjadi utuh kembali. Jadi kayak sulap-sulapan gitu. Lucu deh! Kaya gini nih!


Untuk membuat video reverse, kamu cukup gunakan aplikasi ASUS zen circle.

Tambahkan tag/hashtag "ReverseVideo" dan "Magicworld" pada video yang diunggah.

Hadiah:
Video paling kreatif akan dapat 1 unit ZenFone 2 (4GB/32GB)
Video paling banyak di-like akan mendapat ZenCircle Box ekslusif (berisi 1 Lolliflash, 1 ZenPower, dan mainan Zenny).
30 pemenang akan diundi untuk mendapat mainan Zenny.

Friday, February 5, 2016

Malu dan Malas Bertanya? Ngga Lah Ya! Kan Ada #AskBNI

"Malu bertanya sesat di jalan".

Kata pepatah yang sudah sangat nglotok dalam ingatan saya, mungkin kamu juga.

Inget ngga, beberapa waktu lalu netizen sempat dihebohkan dengan postingan, makan dengan menu sederhana di sebuah warung makan dekat pantai habisnya satu juta. Dalam postingan itu juga dilengkapi dengan foto nota pembelanjaan. Dua porsi nasi putih Rp.90.000, masa... *shocked*.

image
dari foto yang diunggah netizen dan dikutip iwbspeed.com

"Ini pasti tidak tercantum harga di daftar menunya, dan si pembeli tidak mau bertanya lebih dahulu," batin saya.

Tapi ngga bisa dipungkiri saya juga seringkali meremehkan perihal bertanya ini. Seperti kata pepatah yang saya sebutkan di awal tadi, kadang ada merasa malu. Kok kaya kere banget atau perhitungan banget apa-apa ditanya. Kadang juga karena merasa sok tahu. "Alah paling harganya ya sekian, standar lah, semahal-mahalnya ya ngga nyampe senganu." Kemudian setelah lihat bill, pingsan.

Wednesday, February 3, 2016

PR Award Yang Tertunda

Masih inget ngga dulu pernah usum bagi-bagi award ke temen-temen blogger?

Jadi kita dikasih award, dan diminta menjawab beberapa pertanyaan. Setelah itu memberikan award tersebut ke orang lain lagi.

Sebelumnya sekitar Januari 2013 saya pernah dapat Sunshine award. Pertanyaan udah dijawab, dan award udah saya bagikan ke blogger lainnya juga.

Mei 2014 dapet lagi, namanya liebster award. Nah ini yang saya maksud PR award yang tertunda. Jadi baru sekarang ini mau saya jawab pertanyaannya. Ampuun sampe setahun lebih yak. Maapkeun. Sebenarnya udah niat dari lama, karena banyak yang mention ngasih award saya pikir tunggu dulu lah, sampe terkumpul orang-orang yang mau ngasih saya award. Kan pertanyaannya sama, ntar dijawab dalam satu postingan. Bener banyak banget yang ngasih award ini ke saya. Ada Mbak Chemist Rahmah, Mbak Fita Chakra, Mbak Rebellina Santy, Mba Moocen Susan , Ipeh Alena, Mak Ida Nurlaela, Putrimadona, dan kayaknya masih ada lagi tapi saya lupa, maapkeun yak. Orang-orang yang saya sebut tadi juga paling udah lupa pernah ngasih saya award saking lamanya >.< Makasih yaa semua udah mengingat nama saya, *terharuu*.

Liebster Award, Untuk Kita yang Saling Menyayangi

Monday, February 1, 2016

Belanja Online, Lebih Murah atau Lebih Mahal?

Yuhuuu tanggal muda....

Hayoo mana yang udah gajian? Traktir saya sinih!!! :D

Salah satu hal yang paling saya hindari saat tanggal muda adalah belanja ke supermarket. Ngantri cyiiin. Cuma beli baju sehelai, ngantrinya bisa dua jaman. Mulai jaman Phitecantropus Erectus sampai Megatropus Palaejavanicus, *berasa keren euy pakai bahasa latin kaya gitu, padahal artinya mah apa, kagak tau juga*.

Tapi untung ya, jaman sekarang pilihan tempat belanja semakin banyak. Kita bisa pilih mau belanja di supermarket A atau B, atau minimarket, atau pasar, atau... belanja online!

Setahun belakangan ini saya lumayan sering belanja online. Beberapa barang yang saya beli online diantaranya, baju renang anak, mainan anak, dress, ikat pinggang, kemeja, jilbab, jam tangan, handbag, dan underwear.

Kalo ngomongin soal belanja online, beberapa pertanyaan pasti akan muncul, terutama dari orang yang masih ragu untuk belanja online, seperti:

Belanja online itu lebih murah atau lebih mahal?