Thursday, March 31, 2022

Meninggikan Doa, Menjadi Podcaster dengan Zenbook 14X OLED (UX5400)

Bismillah…

Mengecilkan mimpi atau meninggikan doa? Beberapa waktu belakangan, kalimat itu terngiang terus dalam pikiran saya.

Apa pasal? Begini ceritanya. Akhir tahun 2020 adalah masa di mana saya rajin-rajinnya nge podcast. Very excited bisa siaran lagi meski hanya dari dalam rumah.

Siaran dari rumah ini sesungguhnya impian saya sejak resign dari Radio Venus Makassar 14 tahun lalu. Saya sempat nyeletuk, “Enaknya kalau bisa siaran dari rumah. Sambil dasteran aja bisa siaran.”




Sebenarnya sih impian siaran dari rumah ini sudah terwujud di tahun 2010, saat itu saya keterima siaran di IDWS Radio yang kemudian namanya berubah menjadi AMPM Radio. Tapi tak berlangsung lama, karena tahun 2011 saya melahirkan, jadi sudah resign sebulan sebelumnya.

Ketika kenal dengan podcast, saya merasa, ini mungkin jalan saya agar bisa siaran lagi. Saya mulai ikut kelas-kelas podcast, gabung komunitas, bahkan membuat jadwal tayang podcast seminggu sekali. Tak lupa juga bikin list siapa-siapa aja yang mau saya undang di podcast saya dan temanya apa saja. Bahkan saya sudah membuat instagram khusus yang kelak akan digunakan untuk promo podcast dan aktivitas bersuara lainnya seperti dubber dan voice over.


Menjelang pertengahan tahun 2021, jadwal podcast mulai ambyar hahah. Ngepodcast berat juga saya rasa. Kendala paling besar adalah, saya nggak punya alat yang mumpuni, terutama untuk editing. Kata suami, laptop saya memang speknya hanya untuk ngetik dan internetan, pantas tambah lemot waktu saya install software edit audio. Laptop dipaksa kerja keras bagai qudha, sungguh dzolim hahaha.



Pertengahan tahun 2021, saya memutuskan hiatus sementara dari podcast, yahh daripada nggak bisa maksimal produksinya, pikir saya. Ngedit di laptop lemot, di HP agak repot. DIpaksakan bisa sih, tapi lelah juga. Sungguh lemah hahaha. Supaya tetap bisa menjalankan hobi bersuara paling saya ikut-ikut challenge voice over atau duet MC di tiktok dan instagram. Kalau cuma video singkat-singkat gitu, edit pakai HP aja kan bisa.


Mengapa Mengecilkan Mimpi? Seharusnya Yang Kamu Lakukan Meninggikan Doa!

Tiba-tiba suara hati saya mengatakan demikian. Saya seperti lupa ada Allah maha kaya yang akan mengabulkan doa-doa. Astaghfirulloh.



Saya jadi ingat ketika akan resign dari radio Venus, saya kepikiran kenapa belum dapat kesempatan wawancara artis ya selama siaran. Saya juga belum pernah nge-mc seperti teman-teman penyiar lain. Saat itu saya merasa sudah tak mungkin mendapat apa yang saya inginkan, waktu saya di radio tinggal sebentar lagi.

Eh, tak lama, ada artis talkshow di radio Venus, ditarok di jam saya siaran, lalu setelah itu Pak Ustad yang biasa jadi narsum di acara saya, tiba-tiba menghubungi, meminta saya menjadi MC di sebuah acara.

Ada satu cerita lagi, waktu itu saya punya smartphone speknya pas-pasan, kamera belakang cuma 5MP, hasil foto selalu kurang jelas. Saya sampai menulis di buku, “Semoga dari ngeblog bisa dapat HP dengan kamera bagus.” Dalam pikiran saya dapatnya ya dari lomba blog yang hadiahnya HP.

Berulang kali ikhtiar ikutan lomba kalah muluk, eh jalannya malah diundang ASUS ke acara launching dan dapat HP dengan kamera bagusss banget di acara itu. Masya Allah tetep dari blog juga, meski bukan dari lomba, tapi dari event. Hal yang tidak kepikiran bagi saya bagaimana cara mewujudkannya, tapi bagi Allah mudah saja merancangnya jika berkehendak. Lalu mengapa sekarang saya lupa untuk meninggikan doa? Padahal dalam Qur’an surah Al-Mu’min disebutkan “Dan Rabbmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina.”

Mari Meninggikan Doa

Ketika saya mengeluhkan laptop yang lemot (bisa jadi karena saya terlalu banyak menjejalkan program di sana) suami selalu bilang pada saya, “Doa! Doa minta laptop yang bagus.”

Laptop itu saya miliki sejak tahun 2016. Kerjaan saya saat itu hanya nulis, maka doa saya, pengen punya laptop paling ngga bisa buat ngetik dan internetan. Terkabul kan, masyaAllah.

Saya lalu menunjuk salah satu laptop di layar HP, “Oh laptop, yang ini aja yah, harganya lima jutaan, cukup baguslah. Masih bisa kebeli kalo harga segini.”

Tapi suami menjawab, “Minta yang bagus sekalian. Allah bisa kasih yang bagus kok kamu minta yang cukupan.”

Oke kalo gitu saya mau minta Zenbook! Zenbook 14 X OLED (UX5400) ya Allah. Aamiinkan ya jamaaah…

Laptop impian saya

Mengapa ZenBook14 X OLED (UX5400)?

1. Bisa punya kantor di mana aja, karena desain Zenbook 14X OLED (UX5400) ringkas dan ringan, mudah dibawa-bawa. Yes, salah satu alasan mengapa saya memilih menjadi freelancer adalah karena ngga saklek harus ngantor di satu tempat.

Saat mager bisa kerja di rumah, pas nungguin anak pulang di sekolah bisa nyambi kerja, atau bahkan bisa menyengaja ke cafe bawa laptop biar kelihatan kerja huhahaha.

Berasa keren gituh bawa ZenBook

Jadi sudah pasti saya memilih laptop yang ringkas dan ringan seperti Zenbook 14X OLED (UX5400) ini. Bayangin, ketebalannya hanya 16,9mm dan bobot hanya 1,4Kg. Hebatnya lagi, meski mengusung layar 14-inci, Zenbook 14X OLED (UX5400) memiliki dimensi bodi sekelas laptop 13-inci. Kenapa hayoo kok bisa gitu?

Karena eh karena, ada yang namanya teknologi NanoEdge Display, yang memungkinkan bezel layar Zenbook 14X OLED (UX5400) menjadi sangat tipis yaitu hanya 3mm pada kedua sisi layarnya. Selain itu, bezel yang sangat tipis juga membuat Zenbook 14X OLED (UX5400) memiliki layar dengan screen-to-body ratio hingga 92%.

2. Karena saya ceroboh, butuh partner yang tangguh. Ehem, jadi gini saya tuh emang orangnya suka asal. Misal lagi buru-buru, terus akan naro barang di sembarang tempat, senggol sana-senggol sini. Laptop yang saya pakai sekarang udah beberapa kali tuh jatuh, ketindih, ketendang dll. Alhamdulillah masih tetep tangguh diajak kerja (apa dulu dong mereknya, ASUS. Cieee menjilat cieee).

Jadi tentu saja, sekarang ketangguhan juga menjadi syarat utama laptop yang saya cari. Nah, ketangguhan Zenbook 14X OLED (UX5400) ini tidak tanggung-tanggung lho, karena sudah mengantongi sertifikasi lolos uji ketahanan berstandar US Military Grade (MIL-STD 810H). Beberapa pengujian ekstrem yang berhasil dilewati laptop ini diantaranya adalah tes jatuh, tes getaran, hingga tes operasional pada lingkungan ekstrem.

3. Partner kerja harus nyaman sebagimana partner hidup (uhuks). Mengusung mekanisme 180⁰ ErgoLift Hinge, Zenbook 14X OLED (UX5400) tidak hanya dapat dibuka hingga 180⁰ untuk memudahkan skenario penggunaan kolaboratif, tetapi juga bisa mengangkat bodi utamanya. Mekanisme tersebut membuat pengguna semakin nyaman karena posisi bodi utama yang sedikit terangkat dapat membuat posisi mengetik menjadi lebih nyaman saat pada mode penggunaan clamshell.

Laptopnya bisa dilipet-lipet gaesss!



4. Tak lelah mata memandang karena mengggunakan layar berteknologi ASUS OLED. Ngedit audio, memandang grafik suara berlama-lama itu sepet lo bestie. Bedalah sama mandangin Kang Tae Mo ya, meski berjam-jam juga masih kurang #ehgimana.

Nah, untungnya semua laptop yang menggunakan layar ASUS OLED telah mengantongi sertifikasi low blue-light dan anti-flicker dari TÜV Rheinland. Artinya, layar Zenbook 14X OLED (UX5400) tidak hanya lebih aman untuk kesehatan penggunanya, tetapi juga lebih nyaman saat digunakan. Berkat fitur itu, pengguna Zenbook 14X OLED (UX5400) dapat bekerja lebih lama tanpa membuat mata mudah lelah.

Selain itu, layar ASUS OLED juga dapat menghadirkan kualitas visual terbaik. Tidak hanya melalui dukungan fitur HDR yang tersertifikasi oleh VESA, ASUS OLED juga mampu mereproduksi warna yang sangat kaya dengan color gamut mencapai 100% pada color space DCI-P3. Tingkat akurasi warna yang dihasilkan juga sangat tinggi dan sudah berstandar industri melalui sertifikasi PANTONE Validated Display.

5. Layar touchscreen membuat pekerjaan lebih cepat diselesaikan. Saya ini orangnya nggak sabaran. Gemes banget kalau laptop harus dielus-elus bagian bawah keyboard untuk mindahin kursor. Mana suka meleset, apalagi buat ngedit audio, detikannya suka ngga pas gitu. Pekerjaan jadi lambat terselesaikan. Kalau touch screen kan enak tinggal sentuh udah bisa buka program, mindahin kursor, dll. Selain layar touchscreen, fitur lain yang menarik dari layar Zenbook 14X OLED (UX5400) adalah rasio layar diusung 16:10 dan beresolusi 2.8K (2880x1800). Berbeda dengan pendahulunya yang menggunakan layar 16:9, rasio layar 16:10 membuat ruang kerja semakin luas dan berpengaruh langsung pada produktivitas.




6. Fitur ScreenPad™ 2.0 cocok buat emak content creator yang multitasking. Fitur ini merupakan layar kedua sekaligus touchpad yang dapat menampilkan aplikasi apapun. Melalui fitur App Switch, berbagai aplikasi dapat ditampilkan dari layar utama ke ScreenPad™ 2.0 dengan sangat mudah. Misalnya nih, kamu bisa kerja di layar utama lalu nonton drakor di layar keduanya. Asik kan.

Selain itu pada ScreenPad™ 2.0 ada fitur Quick Key yang memungkinkan pengguna Zenbook 14X OLED (UX5400) untuk mengakses berbagai shortcut secara lebih cepat tanpa harus menghafal kombinasi tombol di keyboard. Quick Key juga dapat dikustomasi sesuai dengan aplikasi yang sedang berjalan dan dapat mempermudah penggunanya saat beraktivitas.

7. Lebih produktif berkat konektivitas lengkap. Katanya sih, salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas adalah memilih laptop yang memiliki konektivitas lengkap. Hal ini dikarenakan konektivitas lengkap memungkinkan berbagai perangkat tambahan yang dapat meningkatkan produktivitas, bisa dihubungkan dengan mudah. Selain itu, konektivitas lengkap juga menjamin laptop untuk tetap terhubung ke jaringan komputer atau internet dengan mudah.

ASUS memberikan Zenbook 14X OLED (UX5400) opsi konektivitas yang sangat lengkap. Mulai dari konektivitas menggunakan kabel, Zenbook 14X OLED (UX5400) hadir dengan beragam port yang dapat digunakan untuk menghubungkan berbagai perangkat. Berbagai port seperti HDMI 2.0, USB 3.2 Gen2 Type-A, hingga MicroSD dan 3.5mm combo audio jack akan memudahkan pengguna untuk beraktivitas tanpa harus bergantung pada dongle.

Zenbook 14X OLED (UX5400) juga dibekali dengan dua port USB Type-C Thunderbolt™ 4. Port modern tersebut tidak hanya hadir dengan kecepatan transfer data yang tinggi, yaitu hingga 40Gbps, tetapi juga dapat digunakan untuk menghubungkan monitor tambahan dengan dukungan resolusi hingga 8K. Port tersebut juga telah mendukung fitur USB Power Delivery sehingga dapat digunakan untuk mengisi daya baterai melalui adapter charger maupun power bank.

Sementara untuk konektivitas nirkabel, Zenbook 14X OLED (UX5400) mengandalkan WiFi 6 yang tertanam di dalamnya. Berbeda dengan WiFi generasi sebelumnya, WiFi 6 memberikan kecepatan transfer data yang lebih tinggi dan stabil sehingga memastikan pengguna Zenbook 14X OLED (UX5400) dapat selalu terkoneksi ke internet dengan mudah dan nyaman.

8. Hardware modern powerfull anti lemot-lemot club. Karena saya orangnya lemot, maka butuh partner kerja yang sigap. Apalagi laptop ini nantinya akan saya gunakan ngga cuma buat ngetik tapi juga buat edit audio dan video.

Laptop modern ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) sudah diperkuat oleh prosesor Intel® Core™ generasi ke-11 terbaru dan juga Intel® Iris® Xᵉ graphics.

Tidak hanya andal untuk mendukung kebutuhan komputasi sehari-hari tetapi juga powerful untuk multitasking. Prosesor tersebut juga tidak sendirian alias jomlo kaya kamu #eh, karena ditemani oleh chip Intel® Iris Xe Graphics dan juga NVIDIA® GeForce® MX450. Chip grafis inilah membuat Zenbook 14X OLED (UX5400) memiliki kemampuan pemrosesan grafis ekstra yang dibutuhkan oleh para content creator.

Kapasitas memorinya hingga 16GB, cukuplah buat menyimpan kenangan para mantan #lho. Tidak hanya itu, Zenbook 14X OLED (UX5400) juga dibekali dengan penyimpanan berupa PCIe SSD yang memiliki performa tinggi serta kapasitas ekstra lega yaitu hingga 1TB.

Merasa performanya masih kurang dan pengen digenjot biar lebih kencang lagi? Dasar kamu manusia yang tak ada puasnya! Untung ASUS mengerti dan memberikan fitur bernama ASUS Intelligent Performance Technology (AIPT) yang hadir dengan tiga mode performa yang bisa dipilih, yaitu Performance Mode, Balance Mode, serta Whisper Mode. Di Performance Mode, prosesor dapat dipacu dayanya hingga 40W untuk menghadirkan performa yang lebih kencang.

Kapasitas baterai lebih besar, yaitu 63Whr. Dibandingkan dengan pendahulunya, Zenbook 14X OLED (UX5400) memiliki daya tahan baterai yang lebih panjang. Ditambah dengan fitur fast charging dengan kemampuan pengisian baterai hingga 50% dalam 30 menit, Zenbook 14X OLED (UX5400) semakin dapat diandalkan untuk gaya hidup modern yang sering mati lampu (ampoon PLN)



Nah itulah temans mengapa saya berdoa minta diberi Zenbook 14X OLED (UX5400). Karena memang speknya sesuai dengan apa yang saya butuhkan. InsyaAllah dengan Zenbook 14X OLED (UX5400) saya dapat mewujudkan impian saya menjadi podcaster yang bisa siaran meski hanya dari dalam rumah. Aamiin.

Artikel ini diikutsertakan dalam ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) Writing Competition bersama bairuindra.com

1 comment:

  1. Halo, terima kasih ya sudah mengikuti ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) Writing Competition. Semoga mendapatkan hasil yang terbaik ya!

    ReplyDelete