Bismillah. Sesuai janji, saya akan membuat tulisan tentang mengapa menulis cerbung di KBM App. Memang apa bedanya KBM dan platform lain? Apakah menulis di KBM lebih menguntungkan?
Terutama bagi pemula mungkin ini penting banget. Karena ada banyak platform nulis di dunia ini. Rata-rata yang baru meu menulis di platform pasti bingung kan, enaknya menulis di platform apa nih?
Oke, pertama saya mau cerita dulu tentang awal mula saya menulis di KBM. Jadi saya mengenal KBM itu dari sejak sebelum ada aplikasinya. KBM hanyalah grup kepenulisan di facebook. Tapi grupnya rameee pisan. Saya awalnya cuma penikmat aja, suka baca cerbung-cerbung yang dipost di grup itu tapi silent reader. Jaid bukan tipikal pembaca yang suka komen-komen, bahkan sekedar komen lanjut thor aja ga pernah.
Cerbung yang ruameee banget yang paling saya ingat waktu itu adalah Elena. Cerbung ini dipost sampe 30 puluhan bab kalo ga salah di grup FB lalu penulisnya buka PO novel, jadi yang mau baca lanjutannya silakan PO novelnya. Dan yang komen mau, buanyaaak banget.
Baca juga: Belajar Menulis Novel dari Drama Korea
Saya lantas mikir wah boleh juga nih strategi marketingnya, posting sebagian untuk bisa dibaca gratis sisanya open PO novel. Kepikiran meniru.
Sekitar tahun 2019 pertengahan saya mulai beranikan diri nulis di grup itu. Cerbung yang sekarang berjudul "Dijodohkan dengan Adik Suamiku" dan "Ipar Posesifku" (memang ada dua judul beda tapi isinya sama). Dulunya cerbung itu saya kasih judul "Jodoh Untuk Nadia". Saya tulis dua atau tiga bab setelahnya mandeg hiatus lama sampai KBM punya aplikasi udah jalan setengah tahunan lebih. Baru saya coba nulis lagi di aplikasinya melanjutkan cerita yang mangkrak 1,5 tahun lamanya.
Cerbung ini unlocknya 7K+. Berapa rupiah? Kalikan dengan harga koin (1.500) terus kalikan lagi dengan 65% (bagi hasil) |
KBM tentu saja bukan platform pertama yang ada. Jauh sebelumnya udah ada platform membaca dan menulis novel seperti wattpad, noveltoon, dll. Lah tapi kenapa nulisnya di KBM hayoo? Apa sih keuntungan menulis di KBM App?
1. Sebelum ada aplikasinya sudah ada grup facebooknya. Jadi meski app nya baru, karena grup FB nya udah lama kaya berasa dekat aja gitu. Selain itu KBM juga sudah punya massa alias fans militan yang dibawa sejak masih berupa grup FB. Harapan saya nulis di sana InsyaAllah banyak yang baca.
2. KBM platform lokal milik anak bangsa. Founder dari KBM ini adalah Isa Alamsyah yaitu suami dari Bunda Asma Nadia. Ini jadi salah satu pertimbangan penting. Saya prefer memilih platform lokal supaya kita bisa jadi tuan rumah paling tidak di negara kita sendiri. Masa ntar yang berjaya di Indonesia platform luar, ngga cucok lah.
3. Semua orang mendapat kesempatan yang sama untuk menjual tulisannya. Di KBM tak ada editor. Kalo mau publish tulisan ya tinggal publish aja. Bagi penulis pemula kaya saya ini menguntungkan banget. Jujur, insecure juga kalo harus dikurasi sama editor #tutupmuka. DI KBM seleksi pembaca yang akan menentukan tulisan ini akan laris apa nggak. Tulisan bisa mulai digembok (monetize) dari bab 8. Tetapi dari bab 8-10 masih bisa dibuka pakai koin perak (yang didapat pembaca dari menyelesaikan misi). Kalau bukanya pakai koin perak ya penulis belum dapat apa-apa. Nanti di bab 11 ke atas baru bisa dibuka hanya dengan koin emas. Kalo mau nguncinya dari bab 15 bisa ngga? Bisa, tinggal WA admin. Yang jelas minimal di bab 8, maksimalnya terserah. Mau ggak dikunci juga bisa. Kaya komik Mak Irits saya bisa dibaca gratis di KBM App
Baca juga: 10 Tips Menulis Cerbung di Platform Online untuk Pemula
4. Tanpa kontrak. Di KBM itu nulisnya bebas sebebas-bebasnya, ga pakai kontrak, tapi tetep ada kesepakatan yang harus disetujui sebelum kita monetize cerita. Salah satunya yaitu, tulisan yang sudah dipremiumkan di KBM App tidak boleh dihapus dan kalau mau dibawa ke platform lain harus berbayar juga. Jadi gabisa di KBM App bayar, di platform lain dibuat gratis. Kespekatan ini akan muncul saat kita klik, monetisasi cerita yang pertama klai. Jadi baca baik-baik ya agar tak saling merugikan kedua belah pihak.
5. Jadwal update tentukan sendiri. Sering ada yang tanya kalo di KBM sehari harus nulis berapa ribu kata atau eminggu harus update berapa kali. Bebas ya sodara-sodara, sama seklai ga ada aturan tentang ini. KBM hanya mengharuskan penulis menyelesaikan cerita yang sudah di unlock pembaca agar tak membuat pembaca merasa dighosting.
6. Pembagian hasil yang menurut saya cukup fair. Sama-sama menguntungkan buat platform maupun penulis. Kenapa fair? Karena uang yang didapat sesuai berapa pembaca yang unlock dikurangi bagi hasil, jadi pihak platform ga ada bayar dimuka dulu. Bagi hasilnya untuk penulis platform mulai dari 70:30 sampai 60:40 tergantung nanti nominal pendapatan berapa. Bagi hasil ini menurut saya ideal karena di platform lain yang pembagiannya 50:50 juga ada. Untuk harga pergembok yang dibuka Rp.1.500,- (15 koin emas) tapi kalo beli koin ada tambahan biaya PPN ya. Misal beli 1000 koin yang bernilai 100K kita bayarnya plus PPN 11% jadi 111K.
7. Pencairan dana mulai dari nominal 15K. Gajian di KBM nggak perlu nunggu lama. Kalo udah mencapai 15K otomatis ditransfer setiap tanggal 4. Platform lain ada lho yang setelah 200$ baru ditransfer!
Baca Juga: Alhamdulillah Gajian Pertama di KBM App
8. Tulisan di KBM App cenderung "aman". Karena KBM sendiri melarang tulisan yang berbau pornoliterasi atau mengandung kemusyrikan. Memang kadang ada satu dua kecolongan lolos, terpublish di sana, tapi kalo ketahuan bisa kena SP. Jadi jangan ragu klik report atau WA admin jika menemukan cover atau tulisan.
Nah itulah temans alasan mengapa saya memilih KBM App untuk mempublish cerita-cerita saya. Apakah saya hanya publish di KBM App, tidak di platform lain? Oh nggak juga. Selain di KBM App cerbung romance saya juga ada di wattpad dan KaryaKarsa Rahmi Aziza. Nah ini ada alasan sendiri juga mengapa saya posting di sana. Tapi ntar aja di postingan terpisah ya kalo ngga males hahaha. Sebelumnya bisa baca dulu tulisan saya: Cara Menjual Karya di KaryaKarsa.
No comments:
Post a Comment