Sunday, November 22, 2020

Stop Pneumonia, Penyebab Kematian Tertinggi Kedua Balita di Indonesia

Bismillahirrohmanirrohim, Assalamualaikum temans...

Pernah dengar penyakit pneumonia? Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh kuman (bakteri, virus, atau jamur). Orang awam banyak yang mengenalnya sebagai paru-paru basah. Semenjak adanya virus covid 19, pneumonia cukup  ramai dibicarakan, karena memiliki gejala yang mirip.

Tanggal 12 november kemarin merupakan hari pneumonia dunia. Berbarengan dengan Hari Kesehatan Nasional. Saya mengikuti webinar Peringatan Hari Pneumonia Dunia 2020, Festival Anak Sehat Indonesia yang diselenggarakan Yayasan Sayangi Tunas Cilik Save The Children. Sejak tahun 2019 Save The Children memang aktif melakukan kampanye #StopPneumonia, bekerja sama dengan pemerintah, ormas sipil, komunitas, dan berbagai pihak lain untuk mengatasi masalah pneumonia pada anak.

Peringatan Hari Pneumonia Dunia 2020, Festival Anak Sehat Indonesia via zoom meeting ini dipandu oleh dr.Lula Kamal dan dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari orang-orang di pemerintahan yaitu ibu Hj.Wury Ma'ruf Amin, Menkes DR.Terawan, Menteri KPPA I Gusti Ayu Bintang, dokter spesialis anak Prof.Dr.dr Soedjatmiko, tim penggerak PKK, komunitas, sampai selebriti yang memang concern dengan kesehatan anak.

Tujuan kampanye ini, agar masyarakat semakin paham mengenai penyakit pneumonia, bagaimana gejala, cara mencegah, maupun mengobatinya. Dengan melibatkan banyak elemen masyarakat tentu diharapkan informasi ini juga bisa disebar secara lebih meluas lagi. Misalnya saya sebagai blogger mengikuti webinar ini, selain menambah pengetahuan dan kesadaran bagi saya pribadi, saya juga ingin pembaca blog saya mendapat pengetahuan tentang penyakit pneumonia sehingga kita bisa bersama-sama melakukan upaya #StopPneumonia.

Pneumonia Pada Balita, Seberapa Berbahaya?

Berdasar riset kesehatan dasar tahun 2013, pneumonia di Indonesia, berada di peringkat kedua penyebab kematian tertinggi, setelah bayi prematur. Sementara di dunia, merupakan penyebab kematian nomor satu pada balita. Meskipun pada tahun ke tahun menunjukkan progress yang semakin membaik pada penanganan pneumonia di Indonesia, akan tetapi angka kematiannya masih besar, sehingga tetap harus menjadi perhatian yang serius.


Mengapa pneumonia ini berbahaya? Karena pneumonia berasal dari bakteri, virus dan jamur yang ada di mana-mana. Bayi dan balita lebih rentan karena sistem imunnya masih rendah, terutama untuk untuk bayi-balita dengan berat lahir rendah.

Bagaimana pneumonia menyerang paru-paru sampai menyebabkan kematian? Bakteri, virus, dan jamur yang masuk ke hidung, turun ke saluran napas, sampai ke paru-paru menyebabkan fungsi paru-paru terganggu, nafas sesak atau menjadi cepat, sehingga oksigen yang sangat dibutuhkan tubuh berkurang.

Pneumonia juga merupakan penyakit menular, sehingga seorang terkena pneumonia, bisa menularkan pada orang lain di sekitarnya atau yang melakukan kontak dengannya. Pneumonia menular melalui udara, percikan batuk atau bersin dan benda-benda yang terkena percikan batuk atau bersin.

Gejala Pneumonia

Gejala pneumonia penting untuk kita ketahui untuk mencegah kematian karena pneumonia maupun penularannya. Kematian anak karena pneumonia, salah satu faktor penyebabnya adalah karena anak terlambat mendapatkan penanganan yang tepat. Untuk itulah kita harus tahu bagaimana gejalanya.

1. Batuk berdahak

2. Pilek

3. Demam

4. Sulit Bernapas


Pneumonia Bisa Dicegah dan Bisa Diobati

Ada 3 hal penting yang harus dilakukan untuk #StopPneumonia yaitu upaya perlindungan, pencegahan, dan pengobatan.

Melindungi anak dari pneumonia bisa dilakukan dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Eksklusif artinya hanya ASI saja ya, tanpa tambahan makanan ataupun minuman lain. ASI merupakan sumber gizi yang super lengkap, jadi jangan takut kekurangan gizi dengan hanya memberikan ASI saja di 6 bulan pertamanya. Setelah 6 bulan berikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang sesuai dan bergizi dengan tetap melanjutkan pemberian ASI selama 2 tahun. 

Mencegah pneumonia bisa dilakukan dengan imunisasi, terutama imunisasi dasar lengkap. Selalu menjaga kebersihan diri maupun lingkungan dengan rajin cuci tangan pakai sabun dan menjaga lingkungan tetap bersih, sirkulasi udara yang baik, dan bebas asap rokok.

Jika menunjukkan gejala pneumonia, harus segera diobati dengan membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat dan memberikan makanan bergizi selama sakit.

Ketiga komponen di atas merupakan kampanye #StopPneumonia yang gencar dijalankan Save The Children. STOP yang merupakan kepanjangan dari

S yaitu ASI Eksklusif selama 6 bulan, menyusui di tambah MPASI sampai 2 tahun 

T yaitu Tuntaskan imunisasi untuk anak

O yaitu Obati ke fasilitas kesehatan jika anak sakit

P yaitu Pastikan kebercukupan gizi anak dan hidup bersih sehat.

Dalam webinar kemarin beberapa orang tua yang anaknya pernah mengamai pneumonia dan berhasil sembuh juga membagikan cerita mereka. Salut banget dengan mereka apalagi saya dengar ada yang pengobatan selama 6 bulan tidak boleh putus, kuncinya kata beliau konsisten dalam melakukan pengobatan.

Peran Ayah Dalam Mencegah Pneumonia

Meningkatkan peran ayah dalam keluarga merupakan salah satu concern Save The Children. Ibu I Gusti Ayu Bintang Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sangat menyayangkan karena dalam konstruksi sosial yang berkembang, kebanyakan masyarakat menganggap tugas pengasuhan adalah tugas perempuan. Padahal pemenuhan hak anak harus dijamin setiap orang, pemberian gizi seimbang adalah bagian dari pemenuhan hak, jadi ini juga merupakan tugas Ayah. Ibu menteri meminta para Ayah untuk bisa berpartisipasi aktif dan mempunyai pengetahuan luas tentang kepengasuhan anak, termasuk perihal menyusui karena menyusui ini sangat penting untuk mencegah pneumonia pada anak. Ayah juga harus memastikan terpenuhi kebutuhan ibu selama menyusui anak.


Dalam acara webinar #StopPneumonia kemarin dihadirkan seorang Ayah siaga yang juga merupakan selebritis yaitu Surya Saputra. Surya menceritakan bagaimana mendampingi istrinya mulai dari mengandung anak kembar yang sudah dinantikan bertahun-tahun sampai selama proses menyusui, apalagi anak mereka yang harus dilahirkan prematur karena kondisi pre eklampsia yang dialami istrinya. Bayi prematur termasuk kelompok yang rentan terkena pneumonia dan penyakit lain karena organ tubuh bagian dalamnya belum sempurna betul.

Surya mengatakan ia menjaga betul mood sang istri agar terus dalam kondisi baik, menambah wawasan mengenai kehamilan dan tumbuh kembang anak, menjaga kondisi rumah agar tetap bersih, juga mendampingi sang istri saat harus cek ke dokter. Wow!! Coba ditiru ini ya para ayah yang membaca blog post ini :D

Pneumonia bisa mengenai siapa saja, jadi kita harus waspada dan berperan aktif untuk #StopPneumonia. Semoga informasi yang saya sampaikan bermanfaat dan menambah pengetahuan kamu ya!

No comments:

Post a Comment