"Coba Thifa sama Hana matanya diperiksakan ke dokter." Ini sudah yang kesekian kalinya dikatakan neneknya pada saya, semenjak ada salah satu sepupu mereka yang masih TK harus menggunakan kacamata, karena matanya minus dan silinder. Apalagi begitu tahu, sepupunya yang lain, yang duduk di kelas 1 SD juga baru saja menggunakan kacamata minus 1,5.
"Padahal Narend ini ngga sering lho nonton lewat HP, paling kalo weekend aja," kata sepupu saya, ibu si anak SD yang sudah menggunakan kacamata itu.
|
Jangan pakai kacamata minus ya kak, pakai kacamata mainan aja :D
|
Duh saya jadi kuatir juga dengan Thifa dan Hana, yang tiap hari pastilah mereka pinjam gadget saya untuk nonton youtube atau main game meski cuma sebentar.
Anak kelas 1 SD sudah minus 1,5, takutnya tambah besar nanti tambah gede minusnya. Meskipun ada beberapa kejadian yang minus matanya bisa berkurang. Ini kisah nyata dari temen saya, tapi sepertinya langka ya. Kasus lainnya yang lebih banyak saya dengar bahkan alami sendiri, makin lama minus mata makin bertambah. Pengalaman saya dulu, minus 0,5 pada saat SMP, sekarang sudah pakai kacamata minus 2. Kakak saya dulu waktu SMP minusnya 2, sekarang udah 4,5.
Makanya saya mencoba untuk lebih peduli pada kesehatan mata anak-anak. Karena belum sempat ke dokter mata, iseng-iseng Thifa saya tes mata sendiri di rumah. Caranya bisa dengan memajang poster yang banyak tulisan dengan aneka ukuran (kalau saya pakai kalender). Trus saya coba baca sendiri dulu dengan menggunakan kacamata saya yang minus dua. Asumsi saya, pengelihatan saya dengen menggunakan kacamata itu harusnya kemampuan melihatnya sama dengan pengelihatan mata orang sehat.
Alhamdulillah setelah saya cek pengelihatan Thifa sepertinya masih cukup baik. Meski ini ngga bisa jadi patokan juga ya, karena pemeriksaannya manual dan orang awam banget, mungkin someday saya juga bakal ke dokter mata supaya lebih akurat pemeriksaannya.
Apalagi untuk Hana saya belum bisa melakukan tes mata, karena Hana belum bisa baca, mengenal huruf juga belum sepenuhnya. Kalo di dokter mata pasti ada cara lain untuk ngetes mata anak seumuran Hana.
|
Hobby anak jaman sekarang
|
Meski merasa kesehatan mata mereka masih normal, saya ngga mau lengah, harus tetap waspada jangan sampai kecolongan. Takutnya tahu-tahu pas periksa udah minus banyak aja. Naudzubillahimindazlik ya.. Makanya saya melakukan beberapa cara untuk menjaga kesehatan mata anak dan juga kesehatan mata sendiri. Paling ngga saya juga ngga mau minus saya tambah lagi.
1. Membatasi waktu mainan gadget. Dari beberapa literatur yang saya baca, resiko mata minus salah satunya bisa disebabkan dari banyaknya interaksi dengan gadget. Layar smartphone disebut-sebut memancarkan sinar biru (blue light) yang berdampak buruk bagi mata kita. Selain itu coba deh perhatikan, biasanya orang menggunakan smart phone dengan jarak yang lebih dekat dari pada membaca buku atau koran sehingga mata menjadi lebih cepat lelah. Melarang anak bermain gadget sama sekali jelas ngga mungkin bagi saya, jadi yang saya lakukan coba membatasinya.