Jaman saya sekolah dulu, olahraga dianggap pelajaran yang nggak penting-penting amat. Kalaupun ada yang cukup peduli mengembangkan bakat dan minat anak di bidang olahraga, biasanya disertai nasihat, "Boleh ikut olahraga, tapi jangan sampai mengganggu pelajaran sekolah."
Ngga ada kan yang menasihati sebaliknya. "Boleh sekolah, asal jangan mengganggu kegiatan olahragamu." Hahaha. Dari sini kita bisa ambil kesimpulan kalo akademis tetap nomor satu, mengembangkan minat dan bakat baru setelahnya.
Waktu SMU saya tinggal ikut Pakdhe Budhe di Kudus, yang saya panggil Mbah, karena dari Papa kecil, mereka yang mengasuh. Mbah kurang suka kalau kami ikut macam-macam kegiatan luar sekolah. Rupanya, pernah ada keponakan mereka yang aktif ikut olahraga sampai lomba-lomba segala, lalu pelajaran sekolahnya ketinggalan. Nah, Mbah nggak mau kejadian tertinggal pelajaran itu terulang pada ponakan yang lain, sehingga bener-bener kegiatan kami kaya dibatasi waktu tinggal sama Mbah.
Orang tua sayapun serupa. Meski mereka tidak membatasi kegiatan luar sekolah selagi positif, tapi kesadaran untuk mengembangkan minat bakat di bidang non akademis masih kurang. Orang tua hanya berfokus pada pendidikan sekolah dan agama.
Jaman dulu komunitas berbasis hobi masih jarang. Kalaupun ada, infonya nggak nyampe ke saya hahaha. Jadi kaya saya yang punya minat di bidang kepenulisan misalnya, nggak tahu juga gimana nih cara mengembangkannya.
Beruntung ya, sekarang informasi sudah lebih mudah diakses. Orang tua semakin sadar untuk membantu menstimulasi minat bakat anak. Ditambah perhatian pemerintah maupun swasta juga semakin tinggi, tidak hanya melulu di bidang akademik.
JNE misalnya. Perusahaan jasa logistik ini tidak hanya fokus pada perkembangan dan inovasi bisnisnya. JNE juga konsisten berkontribusi di berbagai bidang kemasyarakatan, baik kesehatan, pendidikan, termasuk olahraga.
Baru-baru ini, JNE memberikan apresiasi berupa bonus puluhan juta untuk para pemain dan official Cosmo JNE Futsal Club yang tergabung di Timnas Futsal Indonesia serta berhasil meraih medali perak pada ajang Piala Futsal AFF dan Sea Games 2021 yang lalu.
Seremonial apresiasi penyerahan bonus dilaksanakan di Rumah Makan Dapur Nusantara Pontianak pada Jum’at Juni 2022. Para pemain yang mendapatkan apresiasi tersebut adalah, Muhammad Iksan Rahadian (Kiper), Muhammad Rizki Xavier, Reza Gunawan, Firman Adriansyah, Dewa Rizki Amanda, Ade Lesmana (pelatih kiper) dan M. Amril Daulay (asisten pelatih) yang berhasil mengharumkan nama Indonesia pada ajang bergengsi di Vietnam.
Liga Futsal Profesional Indonesia 2021/2022 pun akan segera digelar memasuki putaran yang kedua dan Cosmo JNE FC siap menyongsong pertandingan dengan semangat untuk mempertahankan tim futsal papan atas.
Laga pertandingan perdana Cosmo JNE FC berhadapan dengan Pendekar United tim milik youtuber kenamaan Atta Halilintar, pada Sabtu (18/6/2022) di GOR Pangsuma Pontianak, menghadapi IPC Pelindo pada (19/6), Halus FC (25/6), serta Bintang Timur Surabaya (26/6).
Pertandingan Cosmo JNE FC yang dijuluki The Yellow Submarine cukup menarik karena
berhadapan dengan Pendekar United yang saat ini memiliki pemain terbaik kelas dunia 6 kali, yaituRicardinho atau yang bernama lengkap Ricardo Felipe da Silva Braga berkebangsaan Portugal.
Ricardinho akan menjadi pemain sentral dalam setiap pertandingan yang akan menjadi debutnya serta tantangan tersendiri di dunia futsal Indonesia. Serunya lagi, pertandingan bisa dihadiri penonton secara langsung lho!
Eri Palgunadi selaku VP Marketing JNE mengatakan, JNE ingin terus memberikan dukungan bagi anak bangsa. Salah satunya melalui sepakbola khususnya futsal sebagai olahraga yang digandrungi hampir semua kalangan di Indonesia.
Sementara itu, Akbar Pera Baharudin atau Ajudan Pribadi selaku pemilik Cosmo JNE FC, menyampaikan bahwa JNE merupakan sponsor utama untuk mendukung Cosmo JNE FC untuk berlaga pada musim kompetisi Liga Futsal Profesional Indonesia 2021/2022 ini.
Waah keren yaa. Prestasi di bidang olahraga tak dipandang sebelah mata. Peluang terbuka lebar di depan mata. Beasiswa jalur atlit berprestasi juga banyak kan, sekarang.
Tiap orang punya kemampuan dan minat yang berbeda. Kalaupun kurang di akademik, mungkin ada potensi lain yang bisa digali. Daripada memaksa anak mempelajari yang mereka tidak suka dan sulit untuk menguasai, bukankah sebaiknya fokus mengembangkan apa yang menjadi minat dan bakatnya.
No comments:
Post a Comment