Sunday, October 31, 2021

Banyak Cara Bahagia Bersama, Salah Satunya dengan Menulis

“Aku terhibur, seru thor.”

“Suka…”

“Next kilat!”

“Makasih sudah up thor, semangat!”

"Lanjut ceritanya kaka, aku suka!"

"Haha lucu juga ceritanya.."


Beberapa bulan belakangan inilah salah satu yang menjadi kebahagiaan buat saya. Membaca komentar para pembaca tulisan saya di platform.


Seringkali, anak-anak mendapati saya senyum-senyum sendiri di depan ponsel. “Mama kenapa sih kok senyum-senyum?” tanya mereka.

Entahlah setiap baca komentar pembaca, hati saya merasa hangat, seperti ada perasaan, Ya Alloh seneng banget ada yang baca, dan lebih seneng lagi ketika tulisan saya memberi manfaat, minimal bisa membuat mereka tersenyum. Ya sesederhana itu bahagia saya.

Maka ketika Kang Maman melemparkan tema blog kontes “Bahagia Bersama” yang terlintas di benak saya adalah, banyak cara bahagia bersama, salah satunya dengan menulis. Saya bahagia bisa menuangkan ide dalam bentuk tulisan dan mendapat bonus apresiasi dari pembaca, lalu pembaca juga bahagia ketika membaca tulisan saya.

Tapi tahu nggak, sebelum menemukan kebahagiaan bersama seperti ini, saya pernah berada di fase minder-seminder-mindernya merasa diri tidak berguna. Kalimat motivasi yang seharusnya bisa membakar semangat, namun malah membuat saya semakin merasa terpuruk.

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Begitu bunyi kalimat motivasi, yang kemudian membuat saya bertanya, manfaat apa yang bisa saya berikan pada orang lain. Saya bukan orang kaya raya yang bisa berbagi harta, bukan pula orang dengan otak brilian sehingga bisa berbagi ilmu. Membahagiakan orang lain? Itu terasa mustahil, membahagiakan diri sendiri saja saya belum bisa.

Melihat orang yang memiliki kelebihan atau punya keahlian di sutu bidang, iri rasanya. Kelebihan saya apa? Rasanya di semua aspek, maksimal saya B saja.

Sampai suatu hari seorang kawan mengajak saya ikut ngajar ngaji anak-anak. Saya oke saja. Meski bukan seorang ustadzah yang ilmu agamanya udah level mastah, kalau ngaji saya bisalah. DI situ saya menyadari, kemampuan saya yang B saja, yang mungkin banyaaak orang yang punya kemampuan seperti itu, tetep bisa kok bermanfaat bagi orang lain, tetep bisa mendatangkan kebahagiaan bagi orang lain.

Dalam hal menulispun begitu. Perjalanan saya, hingga sekarang berani menulis cerbung cukup panjang dan berliku *halah lebayyy.

Dari kecil saya sudah tertarik untuk menjadi penulis, coba kirim-kirim tulisan ke rubrik majalah anak-anak ngga ada yang dimuat. Saat remaja kembali nyoba nulis, kirim majalah dan gagal. Setelah beberapa tahun, coba lagi kirim novel ke penerbit, ditolak, sempet putus asa dan berpikir apa mungkin saya memang ngga bakat jadi penulis.

Lantas suatu hari suami saya menyarankan untuk membuat blog, di sana saya berlatih menulis. Mulai dengan menulis cerita keseharian sendiri yang ringan-ringan saja. Apa langsung bisa? Ya nggak pastinya. Pertama nulis rasanya kaku, nulis apaan sih? Lalu bolak-balik ketik-hapus. Tapi saya tetep menulis. Ketika ada yang mereply tulisan saya, duh bahagia rasanya. Bahkan ada yang kirim email bertanya sesuatu yang berkaitan dengan apa yang saya tulis, saya jadi merasa, wah ada manfaatnya juga ternyata saya nulis ya.

Lama-lama saya bahkan berani menjajal ikut lomba blog. Alhamdulillah pernah menag meski banyak kalahnya hohoho. Salah satu hasil dari nulis blog adalah mendapat reward jalan-jalan bersama tim JNE ke Nusa Lembongan di tahun 2016 lalu, karena terpilih menjadi top contributor.

Saya juga mencoba untuk menulis naskah komik. Kenapa nulis komik dulu, pertama karena suami saya komikus dan punya studio komik. Selain itu naskah komik kalimatnya lebih sederhana, jadi lebih mudah bagi saya menulisnya, ketimbang nulis novel.
Komik Mak Irits Masa Kecil terbit di Line Webtoon

Komik-komik saya dipublish di Line Webtoon, FB, blog, dan instagram. Ada juga yang diterbitkan dalam bentuk buku cetak. Alhamdulillah mendapat sambutan yang membahagiakan juga dari pembaca. Laff...

Barulah sekitar tahun 2019, saya coba memberanikan diri nulis cerbung. Idenya sudah ada lebih dari sepuluh tahun yang lalu di kepala. Bayangkan! Betapa panjang waktu yang saya tempuh untuk kemudian berani mengeksekusinya.

Setelah selesai menulis satu bab, saya lempar di grup FB kepenulisan. Respon lumayan rame padahal, tapi malah vakum satu setengah tahun setelah tiga bab saya buat hahaha. Bingung melanjutkannya. Sampe ada pembaca yang inbox, kapan ceritanya dilanjutkan. Waah ada yang nungguin cerita saya? Betapa senangnya.
Komentar pembaca Komik Mak Irits, bikin bahagia...

Awal tahun ini nekat beneran mulai nulis lagi. Saya masih belum pintar, minim ilmu kepenulisan, tapi saya pikir gapapa deh kita sempurnakan sambil jalan. Sambil nulis, saya tetep luangkan waktu baca buku ataupun ikut kelas nulis.

Makanya excited banget waktu JNews online bikin live instagram dengan Kang Maman yang bertajuk "Asyiknya Nulis Yang Asyik". Dalam benak saya cocok nih buat saya yang baru belajar menulis novel.



Penulis bernama lengkap Maman Suherman yang pernah menjadi jurnalis ini mengatakan, apapun yang ada dalam pikiran kita, yang terpenting adalah TULIS SAJA DULU. Mari menikmati proses menulis, jangan ada beban seperti harus menulis dengan puitis atau romantis. Itu urusan belakangan.

Yes ini memang masalah klasik penulis pemula seperti saya. Dulu saya menunda-nunda untuk memulai menulis novel karena selalu membandingkan tulisan saya

dengan penulis lainnya, kok saya ga bisa nulis kata-kata indah kaya dia ya, kok tulisan saya kaku ngga kaya penulis yang itu. Yaudah akhirnya ngga nulis-nulis haha.

Salah satu cerbung yang terbit di KBM App
Merawat Istri Sang CEO

Masalah klasik penulis lainnya adalah, tidak ada ide. Padahal kata penulis novel Re: dan Perempuan ini, ide selalu muncul setiap saat, tinggal kita mampu tidak diam sejenak, untuk merenungkan, memasukkan dalam pikiran, lalu menuangkannya dalam tulisan.

Jadi apa dong yang harus dilakukan penulis agar kaya ide dan terus berkembang? Kata Kang Maman modalnya adalah IQRO alias membaca. Bukan hanya baca buku. Apa saja bisa kita baca. Sosmed mungkin bahkan alam semesta, bisa kita baca.

Akhirul kalam, saya suka sekali dengan quote dari Kang Maman yang mengatakan, kalau kita meninggalkan sesuatu yang baik, kita sejatinya tidak pernah meninggal. Kita tetap hidup dalam pikiran orang lain.

Ya benar, warisan berupa harta bisa saja habis tak bersisa tapi warisan berupa karya akan abadi di hati para penikmatnya dan terus menciptakan “kebahagiaan bersama”. Semoga begitupun dengan tulisan-tulisan saya.

Tuesday, October 12, 2021

WAJAH BERJERAWAT SETELAH MENGGUNAKAN GLOWTENING SERUM SCARLETT, AMANKAH?

Bismillah… Assalamualaikum manteman… kali ini saya mau review produk skincare lagiSetelah kemaren saya merasa cocok menggunakan Brightly Ever After Serum lengkap dengan day cream dan nigh cream scarlett, kali ini saya mencoba produk cukup baru dari scarlett, yaitu glowtening serum.

Serum ini mengklaim dapat membantu membuat kulit menjadi glowing, ya dari namanya aja nampak kan, GLOWTENING.




Kemasan dari scarlett glowtening serum sama dengan serum yang sebelumnya saya pakai. Botol kaca dengan aplikator droplet. Bentuknya mungil sehingga mudah dibawa ke mana-mana. Yang membedakan dari kemasan adalah warnanya.

Monday, October 11, 2021

BELANJA SOUVENIR PON XX PAPUA, DENGAN PROMO ONGKIR JNE

Bismillah…

Assalamualaikum temans, apa yang ada di benakmu ketika menyebut PON XX di Papua. Nomor satunya tentu saja pertandingan olahraga. Nomor duanya? Pasti bakal banyak yang jawab, souvenir khas PON Papua.

Yaiyalah perhelatan akbar olahraga ini hanya diadakan empat tahun sekali, kotanya ganti-ganti pula sayang rasanya kan kalau ngga punya souvenirnya.

Pembukaan PON XX Papua. Foto: Antara News

Sunday, October 3, 2021

Membangun Personal Branding dengan Konsistensi

Wiih judulnya kali ini agak-agak seriyes macam artikel buat koran atau majalah ya #nggaya.

Personal branding paan sih? Saya kutip dari kompas.com, personal branding adalah proses mempromosikan diri, karier, dan pencapaian seseorang agar ia dapat dikenal dan diakui oleh orang lain. Personal branding bisa menjadi cara untuk menemukan peluang baru dan menghasilkan pendapatan lewat berbisnis termasuk bisnis online.

Cara membangun personal branding sebenanya ada banyak step by stepnya. Tapi yang mau saya highlight saat ini adalah mengenai konsistensi.


Banyak orang yang baru memulai personal branding kemudian menyerah karena menurutnya tidak berhasil, lalu yasudahlah malas lanjut lagi. Itu namanya tidak konsisten.