Friday, May 1, 2020

Virus Corona: Di Balik Wabah Terselip Hikmah

Dua orang narapidana mengintip dari balik terali besi . Yang satu melihat lumpur , yang lain melihat bintang.

Kalimat itu saya baca di sebuah majalah Islam langganan saat kuliah dulu dan masih terekam jelas hingga saat ini.

Apa yang ingin kita lihat saat berada dalam kondisi susah? Keindahan atau hanya kemalangan? Kita sendiri yang bisa menentukan. 

Sama seperti sekarang saat kita semua, hampir seluruh dunia berjuang melawan virus corona. Sudah lebih sebulan kita #dirumahaja mengikuti imbauan pemerintah. Lelah, bosan, dan bertanya-tanya kapan semua akan segera berakhir. Tapi apa hanya ini saja yang bisa kita peroleh dari kemunculan virus corona? Mengapa kita tidak mulai berpikir hikmah apa di balik wabah virus corona ini.



Beberapa waktu lalu seusai sholat berjamaah, suami bertanya pada saya dan anak-anak, plus minus yang dirasakan dengan adanya virus corona. Hmm kalo saya memang sudah biasa di rumah saja ada ataupun tiada virus corona, jadi kalo ditanya apakah bosan, ya ngga terlalu juga. Cuma sedih aja, ngga bisa mudik ke Kudus sebelum puasa dan saat lebaran nanti. Lalu ada hikmah apa di balik wabah virus corona ini?

1. Lebih banyak waktu mengeksplor minat dan bakat. Semenjak imbauan #dirumahaja, saya merasa teman-teman saya jadi tambah kreatif dan produktif. Foto dalgona, donat, mie ayam home made bertebaran. Saya sendiri meskipun dari dulu di rumah dan gini-gini aja, ngeliat aktivitas mereka jadi terpacu untuk melakukan hal serupa. Apalagi anak-anak yang menjalankan school from home (SFH) juga butuh berbagai aktivitas di rumah untuk mengatasi kejenuhan dan pengembangan diri mereka. Alhamdulillah selama #dirumahaja yang biasanya jajan untuk cemilan, sekarang bisa dikurangi dengan membuat sendiri, mulai dari cilok, siomay, bolu, sampai nastar (yang udah hampir habis padahal lebaran masih lama).


Semua bikin donat, saya juga bikin
2. Sholat fardhu di awal waktu dan berjamaah. Jujur ya, saya masih suka nunda-nunda sholat sampai di penghujung waktu. Astaghfirullohal'adziim. Semenjak ayahnya anak-anak work from home (WFH), yang bisanya belio sholat jamaah di masjid, sekarang dialihkan di rumah. Tiap masuk waktu sholat, beliau menghentikan aktivitas kerja dan mengajak kami sholat sehingga saya mulai membiasakan diri untuk sholat di awal waktu. Thifa juga komentarnya gini: Kalo ada Ayah kita sholat jadi ceoet ya mah, ngga nunda-nunda. Duh nyindir emaknya ini dah.

3. Makan bersama adalah sebuah kemewahan. Sebelum adanya WFH dan SFH, jarang sekali kami bisa duduk berlima di meja makan. Anak-anak berangkat sekolah jam setengah 7 biasanya makan duluan apa yang ada, nanti ayahnya baru sarapan setelah antar mereka sekolah. Siang ayahnya makan di kantor. Makan malam juga ngga bisa bareng karena ayahnya baru pulang saat anak-anak udah siap mau tidur. Kalau bulan puasa lumayan lah, sahur bisa bareng, meski buka puasanya biasanya si Ayah di kantor. Nah sekarang saat kita semua di rumah aja, bisa selalu makan bersama. Kata Thifa, "Enak ya, bisa makan bareng-bareng kaya gini." Meskipun lauknya cuma tempe kecap, dan kerupuk, anak-anak tetap lahap. Alhamdulillah...

4. Belajar menjadi guru di rumah. Biasanya saya lebih banyak memasrahkan urusan akademik ke sekolah. Di rumah paling cuma ngaji dan tambah-tambah hapalan. Tapi dengan SFH saya mulai lebih mengamati gimana perkembangan mereka. Saya baca buku-buku Thifa, ingin tahu sudah sampai mana pelajarannya. Saya buatkan soal-soal, untuk tahu mana yang dia sudah kuasai mana yang belum. Supaya nanti kalau sudah masuk sekolah lagi, ngga keteteran ngejar pelajaran.

5. Menjadi lebih peduli terhadap kesehatan. Sebelum ini mungkin kebanyakan kita abai dengan hak-hak tubuh. Makan apa aja asal kenyang dan enak, ngga peduli nilai gizinya, ngga mikirin kebersihannya. Sekarang ngga hanya makanan gizi seimbang kita upayakan, tambahan suplemen vitamin pun tersedia. Selama ini kita rajin begadang bukan hanya untuk kerja tapi juga marathon drama Korea. Sekarang mulai memperhatikan jam tidur karena konon katanya tidur yang cukup bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan virus Corona. Selama ini kita cuci tangan sekedarnya aja, pakai air saja cukuplah. Sekarang rajin cuci tangan pakai sabun.

cek resiko covid di halodoc

Saya juga jadi cukup rajin membaca artikel kesehatan. Apalagi sekarang batuk-batuk atau pilek dikit saya langsung parno, jangan-jangan virus corona nih. Makanya saya merasa perlu tahu bagaimana ciri-ciri virus corona dan info lainnya yang terkait dengan itu. Selain itu, saat pandemi seperti sekarang kita diimbau untuk tidak ke klinik atau rumah sakit, kecuali dalam kondisi yang darurat. Sehingga kalau ada keluhan sakit saya biasanya mencari info kesehatan di internet. Salah satu rujukan artikel kesehatan yang sering saya baca adalah halodoc. Dan ternyata di artikel terbaru halodoc yang tayang hari ini memaparkan bahwa Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah menambahkan enam gejala baru jika seseorang terserang COVID-19 ke dalam daftar. 

Jika sebelumnya CDC hanya mencatat tiga gejala terkait COVID-19, yaitu sesak napas, batuk dan demam. Seiring berjalannya waktu, CDC memasukkan beberapa gejala ke dalam daftar yang bisa muncul dua hingga 14 hari setelah terpapar virus corona, yaitu: Demam disertai keringat dingin, tremor berulang kali dengan menggigil, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, kehilangan indra perasa atau sulit mencium bau.

Nah disinilah pentingnya kita mengikuti update berita tentang corona, karena dari awal corona muncul sampai sekarang, beberapa kali mengalami perkembangan. Misal yang dulunya disebutkan orang sehat tidak perlu pakai masker, sekarang masker wajib dipakai semua orang saat keluar rumah, sampai ke ciri-ciri virus corona seperti yang sudah saya sebutkan tadi.

Web halodoc bukan hanya berisi seputar info kesehatan. Di sana juga tersaji info rumah sakit dan dokter praktek. Bahkan di beberapa rumah sakit dan dengan dokter tertentu, kita bisa sekaligus membuat janji konsul.


Butuh obat atau suplemen di saat physical distancing seperti sekarang, bisa order dari rumah saja di  halodoc. Layanan apotik antar halodoc tersedia di kota-kota berikut ini: Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi, Medan, Palembang, Pekanbaru, Padang, Bandar lampung, Sukabumi, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Denpasar, Mataram, Makassar, Manado, Balikpapan, Pontianak.

Nah begitulah temans, 5 hikmah yang saya rasakan dibalik wabah virus corona ini. Mungkin pembaca ada yang mau menambahkan? Waktu dan tempat di kolom komen dipersilahkan yaa..

2 comments:

  1. Iya setiap kejadian selalu ada hikmah untuk orang yang mau berpikir dan merenung, sehat selalu ya semuanya, iya halodoc ini membantu banget untuk konsultasi online karena ke RS khawatiir

    ReplyDelete
  2. Kalo saya udah kegiatan kegiatan diluar nalar yang sayaa kerjakan.. Berasa rasa syok gitu karena perubahan ritme hidup yang totally harus dirumah

    ReplyDelete