Thursday, April 2, 2020

Tentang Virus Corona, #dirumahaja, dan Situasi Yang Membingungkan

Sudah hampir 3 minggu ini kami mengikuti HIMBAUAN pemerintah untuk #socialdistancing dengan #dirumahaja. Semenjak ada kasus kematian seorang karena covid 19 di Solo, Gubernur Jateng langsung memutuskan aktivitas belajar mengajar diliburkan. Yang kemudian diikuti juga dengan aktivitas pekerjaan dan lainnya meski ngga semua sih.

Selama ini paling-paling kalo keluar rumah cuma ke pasar atau ke minimarket yang dekat sini. Sempet sih di hari kedua himbauan pergi meeting sebentar, tapi meetingnya tetep jaga jarak kok dan orangnya juga ngga banyak.

Saya jarang banget bahas-bahas tentang virus Corona ini di social media atau grup whats app. Di samping karena takut membuat orang lain ngga nyaman, Corona maneh.. Corona maneh yang dibahas, ya karena saya merasa bukan ahli, takut aja salah ngomong dan salah berpendapat. Tapi gatel juga sih pengen melepaskan uneg-uneg tentang ini. Sekalian lah buat dokumentasi, di masa yang akan datang biar ngga lupa dan bisa buat cerita anak cucu kelak. Kalo ngga ditulis pasti ada bagian yang terlupakan kan.

Jadi virus Corona jenis baru yang disebut Covid-19 ini awal mulanya terjadi di China tepatnya Wuhan di akhir tahun 2019. Timeline perjalanan virus Corona bisa dilihat di infografis ini ya punyanya Kompas.co. Capek kalo harus saya salin xixi.



Sampai sekarang 2 April 2020 berdasar data yang saya peroleh dari COVID19.GO.ID, di Indonesia jumlah orang yang terdata positiv Covid 19 ada 1.790 orang, sembuh 112 orang dan meninggal dunia sebanyak 170 orang. Beberapa hari ini saya rajin cek perubahan datanya, dan berdasarkan pengamatan saya, tiap harinya jumlah orang yang positiv covid 19 selalu bertambah di atas 100 orang.

Sebelum diumumkan pertama kalinya ada 2 orang yang positiv covid 19 di Indonesia, banyak pihak meragukan apakah benar masih zero kasus corona di Indonesia. Yang dikhawatirkan, belum masuk atau belum tahu?

Sempat diberitakan ada warga Jepang yang positif corona dan riwayat perjalanannya ada dari Indonesia. Ini aja udah membuat masyarakat geger dan mempertanyakan. Ini orang asing di Indonesia ke mana aja dan bertemu siapa aja, kemudian orang yang bertemu dia sudah bertemu siapa lagi? Karena covid 19 ini penularannya cepat dan mudah maka hal-hal kaya gini perlu ditelusuri.

Tapi herannya respon pemerintah masih terlihat santai-santai aja. Ada yang bilang kalo pemerintah bergerak dalam senyap, biar ngga bikin masyarakat panik. Kalo menurut saya sih sebaliknya. Dengan pembawaan pemerintah yang seolah meremehkan tentang corona, masyarakat malah jadi panik, takut, jangan-jangan Pemerintah ngga punya persiapan apa-apa nih untuk menghadapi corona.

Bahkan sebelumnya soal corona ini sering jadi candaan baik itu di kalangan masyarakat sampai pemerintahan.



Ada yang bilang orang Indonesia ngga kena corona karena doyan makan nasi kucing, corona ngga bisa masuk karena perijinan sulit, dll.

Yaa itu kan bercanda biar ngga tegang amat bahas corona.

Hellowww di saat udah ribuan orang meninggal karena corona (meski bukan di negaramu) kamu masih bisa bercanda? Di mana empatimu?

Duuh nulis ini sulit banget yaa. Menguras pikiran banget dan harus bolak-balik intip referensi takut salah nulis. Padahal sih intinya pengen numpahin uneg-uneg aja. 

Saya merasa pemerintah tdak antisipatif dalam penanganan masalah ini. Di kala negara lain melakukan pembatasan keluar masuk orang ke negaranya, ehhh.. kita malah mau genjot pariwisata. Bahkan sampai mau menganggarkan dana segala 72 miliar buat influencer. Gilak!



Lho wisatawan yang dibolehkan masuk kan bukan wisatawan dari negara yang kena corona. Lagian dicek dulu suhunya sebelum masuk kok.

Tapi apakah itu jaminan mereka tidak carrier? Bukannya ada yang bilang orang yang terkena corona ini bisa saja tanpa gejala apa-apa ya. Bahkan orangnya sehat-sehat saja karena daya tahan tubunnya bagus tapi tetep bisa menularkan ke orang lain?

Dan sekarang, ketika semakin banyak kasus positif covid-19 kembali kita dibuat bingung dengan himbauan #dirumahaja. Bingungnya itu gini, kita udah di rumah tapi di luaran sana masih rame.

Masih ada orang yang nongkrong bergerombol. Himbauan ya hanya sekedar himbauan, sifatnya bukan memaksa kan, jadi masyarakat juga banyak yang tidak mengindahkan.


Himbauan #JanganMudikDulu pun sepertinya tak terlalu dihiraukan terbukti dari twit Pak Presiden yang udah saya skrinsut di atas.

Pemprov DKI sempat mengeluarkan kebijakan menyetop operasional bus dari dan ke Jakarta mulai Senin (30/3) pukul 18.00 WIIB. Disebutkan, ini merupakan keputusan rapat bersama yang salah satunya dihadiri Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi (Kumparan)

Tapi langkah DKI tersebut ditunda Kemenhub, atas arahan Menko Maritim dan Investasi sekaligus Plt Menhub, Luhut Binsar Pandjaitan karena harus menunggu kajian terlebih dahulu. Entahlah gimana hasil kajiannya dan bagaimana penerapannya sekarang.

Banyak kalangan yang menyarankan untuk lockdown. Saya bisa paham sih, daripada situasi ngga jelas kaya gini, yang kemaren libur sekolah aja sampai 29 Maret diperpanjang sampai 13 April. Bahkan disebutkan status darurat corona diperpanjang sampai tanggal 29 Mei. Bagi mereka yang minta lockdown sekalian itu kan maksudnya biar penyebaran virus cepet berhenti. Jadi dikunci total aja sekalian, mudah-mudahan wabahnya segera tertangani dan semua bisa beraktivitas seperti biasa lagi.

Lha gimana dengan nasib orang yang jualan? Orang yang butuh keluar beli kebutuhan pokok. Yaa pemerintah pikirin dong. Saya rasa orang-orang kita yang kaya diminta patungan untuk warga yang kurang mampu juga pada mau kok tinggal gimana pemerintah membuat regulasi dan berkoordinasi.

Saat ini pemerintah menetapkan status kedaruratan kesehatan masyarakat, dengan melakukan pembatasan sosial berskala, yang ntahlah apa bedanya sih sama social distancing yang selama ini udah diterapkan? Yang tau bisa tulis di kolom komen ya. Karena saya baca-baca di internet, kayaknya ngga ada bedanya. Mungkin saya yang terlalu bodoh untuk memahami entahlah.

Yang keselnya lagi, di saat-saat seperti ini kita bukannya bersatu, masih aja terpecah belah antara cebong kampret. Masih memuja-muja idolanya yang entah buat apa. Bukan fokus di pemecahan masalah soal corona nya. Pokoknya kalo orang yang dia suka melakukan sesuatu wiih dipujii setinggi langit, giliran orang yang ga disuka dicari-cari celahnya di mana untuk bisa menjatuhkan.

Ah ya sudahlah moga virus corona segera berlalu ya. Anak-anak udah kangen ke masjid, saya juga ngga sanggup bayangin Ramadhan tapi harus tetap social distancing. 

3 comments:

  1. Orang Indonesia tu ga bisa cuma dihimbau hambau,yakinlah bakalan ambyar terbukti kan kasus + naik terus. Dan herannya pemerintah tetep hanya menghimbau utk ga mudik padahal kasus meningkat singnifikan. Ada kalanya pemimpin harus tegas demi kebaikan rakyatnya. Jujurnya aja baca2 artikel penanganan corona di Indonesia malah jd stres dewe aku mak jd skr cuma bisa kencengin doa semoga segera berakhir wabah ini. Patah hati kalo denger adzan skr "shollu fii buyutikuum."

    ReplyDelete
  2. Yup...
    Dari awal udah gemes. Orang bisa bebas keluar masuk indonesia, kalau virus udah masuk kan susah mengontrol penyebarannya...
    Larangan mudik cuma himbauan...
    Napi dibebaskan...
    Cuma bisa istighfar :(

    ReplyDelete
  3. Hambuh, Mbak, aku o yo bingung kok. Koyok aku sing guru ya, pemerintah mengeluarkan edaean guru kudu di rumah saja, tapi daerah sebaliknya kon teteo mangkat, ngunu wae rak jelas lho.

    Lah kalau aku sekolah, jur anakku di rumah sama siapa? Kesannya tuh nggak jelas, tegas gitu lho nek libur yo jelas libur semua.

    Gemes aku.

    Kayak bapakku, mau gak mau ya harus tetap jualan di pasar. Lha kalau libur gak jualan, terus pada makan apa, ya keluargaku, ya orang-orang yang pada langganan di bapak.

    ReplyDelete