A: (Batuk-batuk)
B: Lho, kamu masih batuk, dari kita ketemu dua minggu kemarin itu?
Sudah ke dokter?
A: (menggeleng) ah paling juga batuk biasa, ngga perlu ke
dokter, nanti sembuh sendiri.
B: Eh hati-hati lho, batuk yang tak kunjung sembuh bisa jadi
bukan batuk biasa. Tapi gejala penyakit lain yang lebih serius. Tuberkulosis
misalnya.
A: Apa TBC? Enak aja, selama ini makananku selalu higienis.
Aku juga selalu menjaga kebersihan diri sendiri, rumah dan lingkungan. Masak
bisa kena TBC.
B: Ya emang belum pasti juga, makanya segera periksa. Tuberkulosis itu
kan penyakit menular.
Sama seperti si A di atas, saya termasuk orang yang tidak mau
sedikit-sedikit ke dokter atau minum obat. Sebisa mungkin saya mengobati
penyakit dengan sesuatu yang alami, seperti sayur, atau buah-buahan. Tapi saya
memberikan jangka waktu. Kalau dalam seminggu tidak menunjukkan tanda-tanda sembuh, berarti saya harus memeriksakan diri ke dokter. Kuatir jika ternyata yang menyerang saya penyakit serius yang memang harus ditangani oleh ahlinya.
Seperti batuk. Kelihatannya sepele. Kadang kita mengira paling-paling
hanya flu biasa. Diobatin pake perasan air jeruk nipis juga sembuh. Tapi jika
batuk berkepanjangan yang dalam dua minggu tidak sembuh, patut diwaspadai, mungkin
saja bukan batuk biasa. Karena ini merupakan
salah satu dari gejala tuberkulosis/TB (populer juga disebut TBC).
Bagaimana menemukan pasien TB?
Kenali gejalanya. Selain batuk berkepanjangan (selama dua minggu atau lebih), gejala lain dari TB adalah:
- Dahak yang bercampur dengan darah
- Berat badan yang turun drastis tanpa penyebab yang jelas
- Mudah lelah
- Demam
- Berkeringat di malam hari padahal tidak melakukan aktivitas berat
- Panas dingin
- Kehilangan nafsu makan
- Urine yang berubah warna (pada tingkat lanjut)
Nah, kalau menemukan seseorang dengan salah satu atau lebih gejala seperti diatas, segera ajak orang tersebut untuk mengkonsultasikan kesehatannya ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut ya.
Selain menemukan secara langsung, kita pun bisa menemukan pasien TB secara tak langsung. Dengan aktif mengedukasi masyarakat tentang TB, baik melalui pertemuan semacam PKK ataupun dalam bentuk tulisan mengenai penyakit ini, di blog maupun socmed lain seperti yang saya lakukan sekarang. Dengan begitu masyarakat akan lebih tanggap jika ada penderita TB di sekitarnya.
Ya udahlah biarin aja. Mau berobat kek, nggak kek, ngapain
kita ikut campur. Barangkali ada juga yang berpikiran seperti ini.
Bagi saya ini tentang kepedulian, bukan ikut campur urusan
orang. Peduli dengan kondisi kesehatan orang lain itu baik. Mereka tidak berobat mungkin karena akses informasi yang kurang
sehingga mereka tidak tahu bahaya TB. Lagipula menemukan penderita TB kemudian
membantu mereka dalam proses penyembuhan, bukan hanya menyelamatkan satu nyawa
saja lho. Bisa jadi kita sudah menyelamatkan, ribuan, jutaan, bahkan
seluruh nyawa manusia di bumi ini termasuk nyawa kita sendiri.
Kenapa? Karena TB ini termasuk penyakit yang bisa menular
dengan mudah. Ketika seorang penderita batuk, bersin, berbicara, dan meludah, mereka memercikkan kuman TB atau bacilli ke udara. Seseorang dapat tertular dengan menghirup sejumlah kecil kuman TB!
![]() |
hanya sekedar ngobrol seperti ini dapat menularkan TB! |
Hasil Riskesdas atau survey PSP terbaru menunjukkan bahwa penyakit TB adalah penyebab kematian nomor satu dari golongan penyakit infeksi pada golongan semua usia. Diperkirakan pada setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 penderita baru TB baru BTA positif.
Hari ini satu orang yang terinfeksi, besok mungkin menjadi 10 orang, besoknya 100, begitu seterusnya, bertambah banyak dan banyak. Bisa jadi salah satu dari orang itu diri kita sendiri.
Naudzubillahimindzaliik. Semoga tidak ya.
Memang TB bisa disembuhkan?
BISA. Memang sih memakan waktu lama sekitar 6-9 bulan, dan penderita harus minum obat secara disiplin tanpa terputus-putus. Jika pengobatan tidak tuntas, atau tidak sesuai dengan petunjuk dokter, sangat memungkinkan bakteri yang masih hidup resistan/kebal terhadap obat-obatan.
Minum obat selama itu, berapa duit tuh? Tenang aja, Puskesmas menyediakan obat TB GRATIS tis tis...
Jangan lupa juga beritahu orang-orang terdekat penderita untuk menjadi Pengawas Minum Obat (PMO). Bukan tidak mungkin dalam proses penyembuhan yang cukup lama, si penderita lalai atau bahkan lelah dan malas meneruskan. Dukungan dari orang sekitar sangat dibutuhkan.
![]() |
Jadwal minum obat diletakkan di tempat strategis, biar tidak lupa. (gbr kulkas dari sini) |
Jadi tunggu apalagi, mari kita bantu temukan dan sembuhkan pasien TB. Karena menyembuhkan seorang pasien TB bisa berarti menyelamatkan ribuan nyawa.
Referensi:
tbindonesia.or.id
http://health.liputan6.com/
Nggak bisa bayangin kalau 6-9 bulan harus minum obat mulu Mak, ya Allah rasanya gimana itu. Seha itu memang sangat mahal :(
ReplyDeleteTerimakasih Mak, informatif banget artikelnya :)
Semoga kita dijauhkn dr penyakit slh satunya tb...informatf mbk ;)
ReplyDeleteBatuk, kayanya sepele ya tapi bisa mematikan. Semoga lebih banyak prg peduli pada penderita TB ya mak
ReplyDeleteSukses ngontesnya :)
Penyakit ini memang ngeri, ya, Mak. Sekali pun bisa disembuhkan, penularan dan penyebarannya gampang banget. Apalagi ke anak-anak. Semoga kita semua bisa selalu sehat. ^^
ReplyDeletepernah baca tentang pengalaman seorang teman blogger yang sempat menderita TB, cukup ngeri.... Semoga kita gak sampai ketularan ya Mak, dan sehat selalu. Aamiin....
ReplyDeletenikmat sehat adalah nikmat yang sering lupa untuk kita syukuri.
ReplyDeletesemoga Allah senantiasa melindungi kita.
postingannya informatif sekali mba. terima kasih.
jadi semakin aware sekarang
saya py pengalaman ini mba...anak tertular dari lingjkungan di luar rumah, alhamdulillah sdh sehat sekarang...
ReplyDeleteEntah mau berapa lama wkatu pengobatan, kalau sudah tau ada obatnya wajib ikhtiar ya, Mba.
ReplyDeleteSejauh ini, di Desa saya masih aman. Dan semoga akan terus aman dari TB. :)
harus istiqomah minum obatnya ya untuk pasien TB
ReplyDeleteMakasih Mba Rahmi sudah dishare informasinya.. :)
ReplyDeleteKudu rajin minum obat emang, dan menghindari kontak langsung karena bisa menular dari yang tua kepada anak2 :(
ReplyDeletesaya sebetulnya termasuk mereka yang dekat dengan TB mak, ayah saya almarhum sempat pada titik sangat kritis karena TB dan adik saya terinfeksi karena saat itu dia masih bayi. pengen ikutan dan sharing... tapi ternyata waktunya gak kekejar.
ReplyDeletesukses utk lombanya mak.
dari satu orang saja bisa menularkan ke banyak orang ya
ReplyDeletesegera disembuhkan kalo ada penderita seperti ini,,,,selain kasihan juga biar nggak cepat menular ke yg lain,,
ReplyDelete