Mencari Klien Luar tanpa Harus Ke “Luar”
Tahun 2002, saat internet lebih
banyak saya gunakan untuk Friendster-an, ayah justru udah mulai mencari
rupiah eh dollar dari sana .
Ia bertekad ingin kerja mandiri
menjadi seorang komikus, bukan pegawai. Dan itu sempat mendapat tentangan dari
sang ibu, makanya dia berjuang mati-matian membuktikan, dengan komik saya bisa
hidup.
Bersama beberapa orang teman, Ayah mendirikan studio yang memproduksi komik,
ilustrasi, dan pewarnaan digital. Modalnya hanya seperangkat komputer
bawaan masing-masing anggota untuk bekerja. Jadi bisa dibilang usaha ini nyaris
tanpa modal. Karena komputer itu sudah lama memang mereka miliki. Waktu itu tempat masih nebeng di garasi rumah ortu si Ayah, jadi ngga perlu bayar uang
sewa. Paling-paling menyisihkan sedikit uang jajan tiap bulan untuk biaya
operasional seperti listrik dan internet. Oya Ayah dulu kan masih kuliah jadi
masih dapet jatah uang saku dari ortunya :D
Setelah berhasil menembus
penerbit dalam negeri dan ingin memperluas pasar ke mancanegara, ayah
berusaha mencari proyek-proyek ilustrasi lewat internet. Sample karyanya
bersama teman-teman dipajang di media social photos yahoo. Dulu media sosial
memang belum seramai sekarang. Kalaupun sudah ada opsi selain itu, mungkin
belum familiar bagi masyarakat Indonesia .
Setelah meng-upload beberapa
karya, ayah mencari proyek lewat situs penyedia lowongan pekerjaan khusus untuk
komikus dan ilustrator. Bekerja di sini, bukan berarti harus masuk kantor nine
to five ya. Semua bisa dikerjakan dari rumah dan kalo udah selesai tinggal
dikirim ke klien lewat email. Ada
juga sih yang memintanya mengirimkan gambar asli via ekspedisi tentu dengan
mananggung biaya kirimnya.
komik Voltron, terbit di San Fransisco, ilustratornya ayah :) |
Bekerja Via Internet Dulu dan Sekarang
Ketika ayah mulai merintis
bisnisnya dulu, internet masih bisa dibilang barang langka. Ngga setiap rumah
punya sambungan internet. Kalaupun ada menggunakan dial up yang tarifnya mahal bo. Terpaksa deh si ayah
bela-belain begadang di warnet sampe pagi kalo mau kirim gambar ke klien, demi
mendapat paket hemat.
Sekarang, internet murah sudah
mulai masuk ke rumah-rumah bahkan ke kantong hampir setiap orang. Sudah banyak provider menawarkan layanan internet, semuanya mejanjinkan kecepatan dan kemurahan. Salah satunya AXIS. Yang saya salut AXIS bukan cuma skedar gencar menjual produk, tapi juga peduli edukasi khusnya dalam bidang internet. Contohnya aja tanggal 10 November kemarin di Semarang, AXIS baru saja mengadakan Talkshow bertemakan “Melek Digital Untuk Startup Business“. Setelah
sebelumnya keliling juga di beberapa kota
lain di Indonesia. Dengan kemudahan-kemudahan seperti ini, seharusnya sih
memulai bisnis jadi lebih mudah ketimbang dulu kan .
Liat aja sekarang banyak orang
buka toko tanpa perlu modal besar buat sewa ruko. Cukup buat akun facebook atau
bikin blog gratisan aja. Ya kalo mau agak kerenan dan keluar modal dikit bisa
sewa domain sendiri.
Di era digital seperti sekarang
peluang bisnis baru bermunculan. Saya
pernah dengar orang yang membuka jasa pengelolaan social media artis atau
perusahaan. Jadi kerjanya mengupdate fanpage, ngetwit, dan berusaha meningkakan
jumlah follower dari perusahaan/artis tersebut.
Munculnya berbagai media sosial
baru, juga memberikan keuntungan tersendiri bagi penggiat bisnis online. Sama
seperti si Ayah, sekarang karya-karyanya bisa dilihat di beberapa situs seperti
website/blog, deviant art, flicker, dan facebook.
Kalau dulu harus berjibaku cari
proyek, sekarang ada beberapa yang datang dengan sendirinya. Sebagian karena
rekomendasi dari klien lama (networking ituh bener-bener penting ya!). Sebagian
lagi karena karyanya “ditemukan” di berbagai media sosial oleh calon klien.
setelah punya dana cukup, dari garasi ortu studio ayah pindah ksini |
Emak-emak Juga Harus Melek Digital
Saya memutuskan keluar dari
pekerjaan saat akan menikah. Ya gimana, saya bekerja di Sulawesi
sementara calon suami ada di Jawa. Dan sebelum mendapat pekerjaan baru saya
menikah.
Si ayah sih sebenarnya ngga kepingin
saya bekerja lagi di luar ikut orang. Dia selalu bilang, “Kita punya fasilitas
internet di rumah, manfaatkanlah!”
Sebenarnya sih saya setuju-setuju
aja. Cuma gara-gara denger omongan kanan kiri jadi goyah juga.
“Meskipun udah menikah, harus
tetap melanjutkan karier di luar, jangan cuma di rumah aja., entar jadi kuper.
Udah sekolah tinggi-tinggi juga, sayang kan
kalo ngga kepake.”
Kalo udah denger omongan kayak
gitu pasti langsung bilang ke ayah pengen ngelamar kerja lagi dan ayah seperti
biasa mengulangi nasihat-nasihat terdahulunya sampai saya hapal :p
“Kita punya fasilitas internet di
rumah, manfaatkanlah! Coba kamu lihat bapak-bapak tua yang kemana-mana manggul pintu
dari kayu dan nawarin dari rumah ke rumah, belum tentu ada yang beli juga. Kalo
dia bisa internetan, pasti caranya akan beda, foto pintunya di upload ke
facebook, ditawarin ke teman-temannya, kalo ada yang mau beli baru diantar ke
rumah. Lebih efektif dan efisien kan .”
Si ayah kemudian meminta saya
untuk gencar mempromosikan usaha clothing yang kami jalankan, via internet.
Sebelumnya kita cuma titip jual aja di distro tanpa promo apapun.
Kita bikin akun FB khusus buat
jualan dan buka lapak juga di beberapa forum jual beli seperti kaskus. Dengan
begini, bisa menjaring konsumen dari luar kota
bahkan luar pulau.
Jual beli online seperti ini
sebenarnya lebih enak, karena hubungan kita langsung sama konsumen, mereka transfer,
barang langsung dikirim. Ngga dipotong konsinyasi untuk toko pula.
arisan dasawisma (apa posyandu ya? :p): ibu-ibu di sini juga harus diajak melek digital :) |
Melirik Peluang Bisnis Online Lain
Meskipun akhirnya sudah punya
aktivitas di rumah, sempet terbersit kangen dengan dunia radio, tempat saya
kerja dulu, pengen deh siaran lagi. Waktu saya sampaikan ini ke ayah, ngga
berapa lama ayah bilang, “Kalo mau siaran, ini ada stasiun radio online lagi
buka lowongan, kamu bisa siaran dari rumah, daftar sana !”
Siaran dari rumah? Gilak ini
mimpi saya beberapa tahun lalu. Iya bener, sempet berandai-andai sama temen
kalau saja sutau hari nanti ada sebuah teknologi yang membuat kita bisa siaran
tanpa harus datang ke studio. Dan sekarang beneran ada.
Setelah mengajukan lamaran, saya
pun diundang untuk wawancara via skype dan lolos. Dengan modal komputer,
headphone, dan koneksi internet yang memadai suara saya bisa didengarkan dari
belahan bumi manapun yang ada akses internetnya. Langsung berasa keren deh
hihihi.
Sebelumnya, sempet deg-degan
juga, saya yang gaptek ini siaran dari rumah tanpa ada pembimbing di sisi saya?
Gimana kalau jadinya kacau? Tapi Alhamdulillah semua berjalan lancar meskipun
dengan sedikit nervous.
Dari siaran ini dapat bayaran
juga loh. Sambil menyelam minum air. Menyalurkan hobby dan dapat duit, ngga
perlu keluar rumah pula.
Sekarang sih siarannya lagi
vakum. Semenjak beberapa hari sebelum Thifa lahir saya memutuskan untuk cuti
siaran sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Giliran saya udah siap siaran
lagi, eh radionya udah lenyap.
Banyak yang menyarankan saya
bikin aja radio online sendiri. Mudah dan murah katanya. Tertarik sih
sebenarnya, kayaknya prospek ke depannya juga bagus. Tapi ntar deh kalo SDM nya
sudah mumpuni. Soalnya kalopun suatu saat nanti beneran punya radio online
sendiri, pengen digarap dengan serius. Ingin menjadikan radio itu sebagai
sumber penghasilan bagi banyak orang. Bukan sekedar penyaluran hobby semata.
Aamiin.
Sekarang lebih aktif nulis blog.
Soalnya waktunya kan
lebih fleksibel ya, ngga terikat jadwal, semau-mau kita aja nulisnya. Kalo saya
sih menyesuaikan dengan jadwal tidurnya Thifa.
Di kedepannya saya punya
pandangan, ingin mengelola blog dengan lebih profesional. Berharap bisa
menjaring pengiklan tanpa melalui perantara adsense.
Menurut survey yang dilakukan BlogHer
, Ketchum, dan Nielsen, perempuan pengguna social media lebih terdorong
untuk membeli produk yang dipromosikan oleh blogger ketimbang selebritis (ictwatch.com).
Nah itulah yang mau saya coba jual ke calon pengiklan. Tapi tetep yah, blognya
harus dibuat keren dulu baik dari segi isi maupun desain. Sekarang sih lagi
dalam proses.
suatu saat nanti thifa juga harus melek digital, kalo yg ini cuma gaya2an :) |
Melek Digital, Berbisnis Jadi Lebih Mudah
Kesimpulannya, dengen melek
digital berbisnis jadi lebih mudah. Kalo ada yang sampe sekarang belum melek digital
dengan berbagai alasan, misalnya takut keasikan fesbukan trus lupa masak buat
anak, berarti belum bener-bener melek digital dong. Karena melek digital ga cuman sekedar jago internetan, tapi paham betul akan dampak positif dan
negatifnya.
Apapun itu pasti mempunyai sisi
baik dan buruk, demikian halnya dengan internet. Kalo kita udah sadar akan
keduanya, tinggal pilih mau terkena dampak baiknya atau buruknya :)
diajak melek digital bareng AXIS, foto by @yogadanu |
benar2 informatif blognya mak\ saya juga tertarik tuk bisnis online\skarang saya lagi coba nego distributor fisik \ mohon do'a nya ya mak :)
ReplyDeletemoga sukses untuk bisnisnya ya...
Deletewah.. kerenn.. labih mantap ya, kalo bisa kerja tanpa harus keluar rumah :D
ReplyDeletesalam
ho oh irit bensin ya hihihi
Deletehanya satu kata buat kita semua NGEBLOG..wkwkkwwk
ReplyDeletehidup nge blog, moga suatu saat blog ini bisa membawa kesuksesan :)
Deletekeren sekali kak rahmi. bekerja tanpa harus keluar rumah. liza juga pingin seperti itu. kalo ada rezeki insyaallah liza mau buka praktik di rumah saja, jadi sambil menyelam minum air
ReplyDeleteBagus Liza buka praktek di rumah aja, biar ga jauh2 sama anak :)
DeleteBagi ilmu dong, ini saya lagi merintis usaha minuman tp masih skala kecil.
ReplyDeletesaya jg mau "Mencari klien luar tanpa harus keluar"
sukses ya buat bisnis onlinenya.
komiknya keren banget! salut deh ...
ReplyDeleteKeren karyanya, smoga makin mantab n di angkat film cem karya2 Marvel!!!!
ReplyDeleteMaakk kalo trafficnya banyak saya mau banget ngiklan langsung hehehe
ReplyDeleteBener banget Mba, blogger lebih mau beli barang yang direkomnenin blogger lain ketimbang dari seleb...
ReplyDelete