Wednesday, February 5, 2025

Terimakasih Sudah Menulis

Adakah satu kalimat yang ingin kamu katakan pada dirimu di masa lalu? Kalau saya ada. 

"Terimakasih sudah menulis."

Suatu hari saya membuka-buka diary masa remaja, saya baca, dan saya tertegun, banyak hal-hal yang saya sebelumnya sama sekali tidak teringat, namun setelah membacanya membuat seolah ingatan saya kembali. "Oh, aku pernah begini, ya."

Saya lantas merasa sangat berterimakasih pada diriku di masa lalu yang mengabadikan berbagai momen lewat tulisan. Kalau tidak, mungkin momen itu akan terlupakan begitu saja.

Tapi saya yang dulu (sampai sekarang) bukan juga orang yang serajin itu menulis. Tetep aja ada hal-hal yang terlewat dan akhirnya terlupa. Misalnya, saya blas nggak ingat tentang acara perpisahan SMA di gedung Ngasirah Kudus. Ada sih fotonya, tapi cuma pas di luar, kayaknya udah bubaran itu. Acaranya apa aja yang berlangsung blass lupa. Cari-cari di buku harian rupanya saya juga nggak menulis tentang itu. Padahal harusnya itu kan hal penting untuk dikenang ya. Begitupun perpisahan SMP di Denpasar, sepertinya acara perpisahan nggak ada. Iya nggak sih, lha mboh :D

Saya juga pernah ngemsi di acara ultah ponakannya ustad pas masih siaran di Makassar, itu juga blas saya nggak ingat gimana saya ngemsinya, ngomong apa aja. Saya cuma ingat ke sana bareng temen, sebelumnya beli baju untuk acara itu, kemeja lucu lengan pendek warna merah, dalamnya dipakein manset. Udah. Dan nggak ada pulak saya tulis di diary huhuhu.


Makanya sekarang, saya ngomong ke anak-anak. Menulis lah kalian, suatu saat kalian akan berterimakasih pada diri kalian yang sekarang karena sudah menulis. Memori manusia terbatas, bantu lah ia mengingatnya dengan tulisan.



No comments:

Post a Comment