Sunday, July 19, 2020

5 Tempat Wisata New Normal Untuk Keluarga di Bandung

Jika kamu sedang mencari wisata new normal untuk keluarga di Bandung, tidak perlu bingung, karena sejumlah tempat wisata saat ini sudah dibuka dan siap menerima pengunjung. Tapi jangan lupa, perhatikan protokol kesehatan, karena covid-19 masih menebarkan ancaman.

Berikut 5 tempat wisata keluarga di Bandung di masa new normal yang bisa kamu kunjungi:

Saung Angklung Udjo

Sejak 15 Juni lalu, wisata edukasi yang memperkenalkan kesenian khas Jawa Barat ini, sudah kembali dibuka untuk umum namun dengan menerapkan aturan new normal, seperti kewajiban pengunjung mengenakan masker, pengecekan suhu badan, hand sanitizer serta membawa perlengkapan ibadah pribadi. Pembelian tiketpun disarankan non-tunai.

Main angklung pakai masker. Dari instagram @angklungudjo

Masih sama dengan sebelum adanya pandemi corona, Saung Angklung Udjo menampilkan pertunjukan permainan angklung, pusat kerajinan bambu dan menjadi tempat belajar atau area workshop alat musik bambu.

Bandung Zoological Garden
Kebun Binatang Bandung yang juga populer dengan sebutan Bazoga (Bandung Zoological Garden) mulai dibuka pada 27 Juni yang lalu. Salah satu tujuan wisata new normal untuk keluarga di Bandung ini tentunya juga menerapkan protokol kesehatan, salah satunya dengan membatasi pengunjung maksimal 30% dari jumlah pengunjung di masa normal.

Untuk menerapkan aturan tersebut, petugas Bazoga memberlakukan sistem buka tutup. Maksudnya, jika pengunjung di dalam area wisata sudah mencapai batas yang ditentukan, maka loket dan pintu masuk akan ditutup. Selain itu sejumlah fasilitas juga ditutup bagi pengunjung.

Setiap harinya Kebun Binatang Bandung buka pada pukul 08.00 – 17.00 dengan tiket masuk seharga Rp.40.000. Pengunjung tidak hanya dapat melihat berbagai jenis binatang yang ditempatkan di kandang masing-masing tapi juga bisa menyaksikan animal show dan atraksi satwa.

Floating Market

Sejak 13 Juni lalu Pasar Terapung yang ada di Lembang ini sudah dapat dikunjungi lagi oleh wisatawan. Namun demikian, sejumlah aturan baru juga diterapkan bagi para pengunjung Floating Market.

Floating Market. Photo by @designitystudio 

Beberapa aturan tersebut diantaranya: penerapan social distancing dengan membatasi jumlah pengunjung restoran hingga 50% dari masa normal, pembatasan penggunaan kendaraan air dengan hanya memperbolehkan satu sampan dinaiki 2 orang, becak mini hanya untuk 1 orang, kostum sudah tidak lagi dipinjamkan serta penutupan Kota Mini.

Farm House

Objek wisata new normal untuk keluarga di Bandung lainnya yang juga sudah dibuka untuk umum adalah Farmhouse. Namun demikian, pengunjung yang memasuki lokasi akan diperiksa terlebih dahulu suhu tubuhnya serta wajib mengenakan masker dan mencuci tangan.

Selain itu, kamu juga tidak boleh seenaknya berfoto ria dengan sekumpulan orang atau ngobrol bareng dengan banyak orang, karena akan ditegur oleh petugas yang berpatroli keliling lokasi. 

Untuk harga tiket masuk, naik menjadi Rp.35.000 dengan jam buka setiap hari pukul 09.00–18.00. Naiknya HTM tersebut tidak disertai dengan tambahan atraksi, tapi justru dilakukan pengurangan, seperti ditutupnya fasilitas peminjaman kostum.

Bumi Perkemahan Ciwidey

Meski sudah kembali menerima pengunjung terhitung, namun tidak semua wahana yang ada di Bumi Perkemahan Ciwidey dapat dinikmati, karena baru sebagian yang dibuka, diantaranya adalah: Kid Zone, Camping Ground dan Taman Uncal. Tidak hanya itu, jumlah pengunjung dan jam berkunjung juga dibatasi hanya sekitar 1 – 4 jam.

Khusus untuk Camping Ground memang dibuka hingga 24 jam, tapi khusus untuk satu keluarga yang dibuktikan dengan sejumlah dokumen seperti Kartu Keluarga dan KTP.  Itupun seluruh pengunjung yang masuk masih harus dicek suhu tubuhnya dan wajib mengenakan masker. Sedang mobil yang ditumpangi, akan disemprot desinfektan oleh petugas.

Buat kamu yang sudah tidak sabar untuk berwisata bersama keluarga dan bermaksud mencari tempat sewa bus Bandung untuk sarana transportasi, disarankan memanfaatkan jasa TRAC. Kenapa demikian? Karena TRAC menawarkan beragam varian bus, mulai dari 
small bus, medium, big hingga luxury bus.



Tidak hanya itu, bus yang disewakan oleh TRAC kondisinya terawat baik dengan interior yang nyaman serta dilengkapi berbagai fasilitas seperti toilet, pantry, perangkat karaoke, LCD TV hingga Wi-Fi.

Dengan segala kelebihan yang ditawarkan itulah menjadikan TRAC dipercaya oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai penyedia sarana transportasi dalam penanganan COVID-19.

Setiap harinya bus yang disediakan TRAC mengangkut sebanyak 239 tenaga kesehatan dari hotel dan penginapan ke Rumah Sakit Persahabatan dan sebanyak 74 tenaga kesehatan dari RSPAD. Jadi, jangan ragu untuk berkunjung dan menikmati berbagai tempat wisata new normal untuk keluarga di Bandung dengan menggunakan bus yang disediakan TRAC. (*)

Friday, July 10, 2020

Sekolah Formal atau Homeschooling


Sekolah formal atau homeschooling? Keluarga kami sempat mempertimbangkan ini jauh sebelum Thifa masuk SD. Kalau saya, semenjak ikut seminarnya Kak Seto. Saat itu Thifa baru dua tahunan. Sementara Ayahnya menimbang homeschooling karena pengalamannya bersekolah dulu yang menurutnya terlalu banyak membuang waktu. Menurut dia loh ya, menurut orang lain bisa saja beda.

Jadi dari kecil si Ayah hobi nggambar sementara di sekolah pelajaran gambar hanya mendapat porsi yang sedikit sekali itupun tidak mendalam. Iya kan paling kalo pelajaran gambar kita hanya diminta untuk menggambar sesuatu, terus dinilai, dan udah. Hanya begitu saja. Si Ayah berpikir seandainya sedari kecil dia sudah fokus untuk belajar gambar dan membuat komik mungkin dia bisa lebih cepat menjadi komikus dan gambarnya bisa lebih bagus lagi dari sekarang.


Beda dengan saya. Kalo saya suka sekolah, meski sukanya itu bukan karena pelajarannya sih, tapi karena bisa ketemu teman-teman. Saya juga tidak seperti si Ayah yang bisa sejak dini menemukan passion. Cita-cita saya dari dulu berubah-ubah, mulai pengen jadi guru, polisi, astronot, penulis. Saya juga tidak mengenal bakat yang saya miliki apa, kesukaan saya apa. Pokoknya ngikutin alur aja, habis SD ya lanjut SMP, lalu SMA, kemudian kuliah, dan setelah itu cari kerja, sedapatnya. Cita-cita saya masih mengawang-awang. Saya baru menemukan passion, bakat dan bisa menentukan target-taget ke depan setelah saya berumah tangga. Sungguh telat iya kan.