Iwak itu bahasa Jawa, kalo ditranslete ke bahasa Indonesia secara harfiah artinya ikan. Iya ikan yang berenang-renang di air itu.

Tapi kok saya menuliskan judul di atas iwak burung kuntul? Apakah burung itu termasuk sejenis ikan?
Bukaaan.
Jadi selain bermakna ikan yang sesungguhnya, iwak juga bisa diartikan lauk. Iwak bisa diterapkan pada lauk apapun, misal iwake tempe, iwak ayam, dll.
Yang paling sering kebawa kalo saya, nyebut ayam, pasti ada pendahuluan ikan. Ikan ayam. Makanya Thifa suka bingung, pas saya ngomong sama dia, "ikannya dimakan."
"Ini ayam mah bukan ikan," protesnya, hihihi.
Oke udah clear ya soal iwak, sekarang kita ngobrolin tentang burung kuntul.
Setelah saya googling, burung kuntul ternyata sebutan untuk burung dari keluarga Ardeidae. Burung ini berkaki panjang, berleher panjang, dan tersebar di seluruh dunia.
Setelah sekian lama ngidam iwak burung kuntul, akhirnya keturutan makan pas tahun baru kemarin.
Biasanya sih ibu mertua beli iwak burung kuntul di daerah Anjasmoro, tapi karena hari itu tutup, pas telepon, yang punya menyarankan untuk datang ke cabangnya yang ada di dekat stadion Diponegoro Semarang, Jl.Ki Mangun Sarkoro.
![]() |
satu ekor kira-kira segini |
Warung iwak manuk Pak No berada di parking area, persis di depan stadion. Tempatnya luas, cocoklah kalo mau ngadain arisan, atau reuni ma temen-temen. Di sana ternyata ada beberapa tempat makan lain, ada yang jualan soto kudus, soto madura, swike, juga lumpia.
Waktu pas datang ke sana, pas sepi, mungkin karena tanggal 1 Januari, orang-orang maish pada bobo di rumah habis begadang semalam *analisis asal*. Soalnya kata Ibu, kalau di warung utamanya selalu rame.
Kami membeli iwak burung kuntul dibungkus untuk dibawa pulang. Kami pesan yang belum digoreng biar cepat, tapi udah diungkep, jadi di rumah tinggal goreng aja.
Iwak burung kuntul perekor harganya Rp 30.000,-. Seekor bisalah dimakan berdua, atau bertiga kalo kamu tipikal yang irits banget. Itu udah termasuk sambal dan lalapan.
Rasanya, enaak, gurih, empuk. Ya mirip-mirip bebek sih menurut saya. Tambah nikmat lagi karena sambalnya yang pedas mantap dan gurih.
Selain iwak burung kuntul masih ada beberapa menu lain. Ada burung belibis, burung puyuh, dan bebek maska.
Bagi yang suka baca dan koleksi buku, di dekat sini (tepatnya di belakang stadion) ada yang jual buku bekas berkualitas. Saya suka ke sini kalo nyari komik-komik lama seperti hi miiko, time limit, doraemon, dll. Harganya murah meriah lah, ada yang dua ribuan, tiga ribuan, tergantung juga sih buku apa.
Yaudah, selamat berwisata kuliner :)
@rahmiaziza
Hahaha.. Orang Jawa memang nyebut ayam dgn iwak ya. Jadi ingat orang Semarang nih :D
ReplyDeleteKalo di Surabaya kami nyebut lauk juga iwak Mbak Rahmi. Dulu juga di Surabaya orang suka banget berburu kuntul. Belom jamannya dijual. Mereka tangkep di sawah sih. Hihihi.
ReplyDeletedaging burung tu lebih gurih drpd ayam dan rasanya beda ga kayak bebek ya mbak, hehe
ReplyDeletetapi saya baru pernah nyobain burung puyuh. klo kuntul besar juga ya.
jaman dulu banyak yg nangkring di pohon depan kompleks tni banyumanik. sekarang berkurang katanya akibat perubahan alam laut dan pantai semarang.
kios buku belakang stadion ini jg banyak buku pelajaran murah, kadang masih baru juga mbak
Hihi sama mbak, saya kadang masih ngikutin kata ikan kalau mau nyebutin lauk kayak tempe, tahu dll :D
ReplyDeleteburungnya besar juga yah Mak :)
ReplyDeletelihat sambal dan lalapannya jadi ngiler euy :)
Ami...hihihi iya, aku awal2 nikah juga bingung kalo ditanyain mau dimasak apa iwak pitiknya. Ini menunya seru2 banget ya,,jadi kepengen nyoba yg iwak belibis hehehhe
ReplyDeletenndjaluk..iwak manuk..e lah...hehehe
ReplyDeletebiasanya burung suka keras kalau dimasak. Padahal rasa dagingnya enak. Kalau empuk, syaa juga tertarik buat cobain :)
ReplyDeletemurah ya, kalau kita pernahnya makan burung puyuh sama ruak-ruak :D
ReplyDeleteNamanya lucu banget, Kuntul :D Sama di Cirebon juga Iwak itu artinya 'temen makan nasi', buka cuma Ikan aja.
ReplyDeletewah jadi pengen nyoba gimana tuh mbak rasanya :)
ReplyDeleteSama nggak sama burung punai kalau di sumatra? Daging burung tu gurih ya.
ReplyDeleteRasanya kayak burung dara atau kayak apa, Mi?
ReplyDeleteWah menarik banget nih, ini termasuk makanan langka sepertinya ya. Soalnya jarang banget yang menjual masakan burung kuntul dan burung belibis, saya aja gak kepikiran kalau misalnya jenis burung-burung ini bias diolah menjadi masakan yang enak. Harus tak cobain nih kalau main-main ke Semarang lagi.
ReplyDeleteBtw, soal terminologi iwak ini memang menarik, dan biasanya hanya beberapa orang di jateng saja yang memahami. Dulu waktu kecil dan masih tinggal di Kudus juga awalnya bingung, iwak kok pithik sisan ... padahal iwak yo iwak, pithik yo pithik.
Ups komennya jadi kepanjangan. Salam kenal sekalian ya :-)
Aku wedi Mi maem yg burung2 gitu... mesakke, padahal klo makan daging sapi koq ora mesakke ya hihihiii...
ReplyDeletewah tks infonya mak. kapan2 boleh nih nyobain kalo lagi main ke semarang
ReplyDeleteYang di deket stadion itu malah belum pernah nyoba, padahal dekat dari rumah :)
ReplyDeletetak pikir awakmu seng ngidam mi *kabooor
ReplyDeleteaku belum pernah makan burung goreng gt, hehe. takut makannya, mba. kalau ayam masih doyan walo dikit aja :D
ReplyDeletesounds so yummy...
ReplyDeleteblm pernah nyoba.. ^^
btw kalo d wsb juga pke iwak=daging. iwak pitik, iwak wedhus, iwak sapi.. dll. wkwkwkwk
Wah aku belum pernah nyobain iwak kuntul nihh...enak gak Mak Irit?
ReplyDeleteKalo aku lagi ngidam ikan asap sama sambel jeruk nipis :-)
ReplyDelete