Semenjak Thifa mogok sekolah, saya jadi lebih getol cari informasi tentang Homeschooling (HS). Takut aja dia sampai usia SD gitu tetep ga mau sekolah, jalan satu-satunya kan harus HS.
Oya mungkin ada yang belum tahu HS itu apa. Homeschooling adalah model pendidikan di mana orangtua memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anak-anaknya. Jadi, ciri utamanya adalah keterlibatan aktif keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan. Bukan hanya sekedar memindahkan sekolah ke rumah ya. Begitu yang saya kutip dari web rumahinspirasi.com.
Oya mungkin ada yang belum tahu HS itu apa. Homeschooling adalah model pendidikan di mana orangtua memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anak-anaknya. Jadi, ciri utamanya adalah keterlibatan aktif keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan. Bukan hanya sekedar memindahkan sekolah ke rumah ya. Begitu yang saya kutip dari web rumahinspirasi.com.
Memang sih dari dulu Ayahnya sempet kepikiran meng-HS-kan Thifa, tapi saya bilang, " Ya biar aja anaknya yang nentuin mau sekolah atau HS." Aslinya sih emaknya takut kalo HS emaknya harus pontang-panting belajar lagi demi memenuhi kebutuhan ilmu si anak hahaha.
Ini baru mau meng-HS-kan satu anak ya. Gimana kalo dua, tiga, bahkan lebih dari itu?
Tapi ada loh teman blogger saya yang berdomisili di Jogja, anaknya lima orang, HS semua, tambah satu lagi masih bayi, jadi total anaknya ada enam. *duh membayangkan saja aku sulit*
Saya jadi penasaran gimana cara dia ngatur waktuya, apa ngga kewalahan tuh ngajarinnya? Gimana me time-nya? Dan bejibun pertanyaan lain berputar-putar di kepala.
Ya daripada penasaran mending tanya langsung kan. Mungkin temen lain ada juga yang pengen tahu tentang HS terutama HS buat yang anaknya buanyak, yuk simak wawancara saya dengan Siti Hairul Dayah, yang akrab dipanggil Mak Irul.
ini anaknya baru empat :D |
1. Apa pengertian homeschooling dan sejak kapan HS bisa mulai diterapkan ke anak?
Kalau HS ala saya dan anak-anak sih ya artinya sekolah tapi tidak harus di sekolah. Kalau ala pemerintah HS masuk pendidikan nonformal yang dia berlaku syarat khusus dan ujiannya nanti adalah ujian kesetaraan yang sebenarnya ijazah ujian kesetaraan sama kedudukannya dengan ijazah formal. HS bisa diterapkan sejak SD kok.
2. Sejak kapan Mak Irul menghomeschoolingkan anak-anak? Apakah serentak utk semua anak?
Mulai HS sih sejak sulung naik kelas 2 SD. Dan sekarang semua anak bersekolah dirumah.
3. Bagaimana sistem HS yang dijalani? Diajari emaknya di rumah atau disekolahkan khusus HS (kaya sekolah HSnya kak Seto)?
HS keluarga kami ya ada kurikulumnya meskipun sederhana. Biasanya saya campur-campur mana yang pas untuk dijalani. Paling penting sih kurikulum yang bermuatan agama dan pendidikan karakter.
Karena yang sulung mau ikut ujian jadi ada guru les untuk pelajaran tambahan.
4. MengHS kan 5 anak + 1 bayi apa ngga pontang-panting mak? Gimana caranya biar ngga terlalu kewalahan?
Prinsip saya sih pegang anak-anak dulu baru kerjaan rumah hahahaha
Bagi waktu yang pinter pokoknya kerennya manajemen waktu. Prioritaskan yang penting dulu.
5. Apa yang membuat Mak Irul terpikir untuk mengHS kan anak?
Tahun 2005 saya ikut seminar tentang HS dan terpikir untuk HS karena sebelum ikut HS pernah baca2 tentang HS. Apalagi waktu itu merasa banyak banget hal-hal yang ga penting yang saya pelajari saat sekolah dan hanya untuk ngejar nilai ujian thok. Terus merasa aduh sayang banget kalau waktu sepanjang itu cuman buat ngejar nilai raport tapi kemudian hilang ditelan waktu, halagh. hahahaha
6. Sebelum memutuskan HS apa yang mak Irul persiapkan?
Baca banyak buku. Nerjemahin buku-buku tentang HS dari luar. Berburu buku-buku anak. Terus juga bikin kurikulum sendiri, nggayane poolll.
7. HS ini keputusan Mak Irul dan sumai saja atau permintaan anak?
Keputusan bersama sih, karena menurutku kalau HS ga sepakat ibu sama bapaknya huaduh repot.
8. Menurut Mak Irul apa bedanya menyekolahkan anak di sekolahan dengan HS? lebih berat mana?
Sama mungkin berat dan resikonya. Tetapi yang pasti saya dan anak-anak saat ini nyaman menjalani HS kami.
9. Apa tantangan terberat yang pernah Mak Irul hadapi dalam mengHS kan anak?
Tantangan dari keluarga besar yang menganggap HS = tidak sekolah. Semakin kesini mereka mulai menerima. Apalagi waktu melihat kemampuan anak-anak ga bedalah sama anak-anak yang bersekolah formal.
10. Ada yang bilang anak-anak HS nanti jadi kurang pergaulan, karena ga sekolah. Bagaimana menurut Mak Irul?
Sebenarnya kalau kuper anak-anak sekolah formal juga banyak yang kuper, hahaha. Yang penting anak-anak ikut banyak kegiatan wes yakin deh temannya banyak. Apalagi anak-anak HS kan biasanya lingkungan pergaulannya lebih luas karena ga hanya ketemu teman sekolah. Tiap hari pasti ketemu orang baru.
11. Bagaimana jika suatu saat anak Mak Irul minta sekolah formal? Apakah diijinkan?
Ya boleh saja saya ga pernah melarang anak-anak menuntut ilmu. Toh menuntut ilmu itu bisa dimana saja bahkan saya selalu bilang Menuntut ilmu itu sama dengan mencicil jalan menuju Jannah.
Sekarang sulung kami lagi persiapan ujian dan mau masuk SMP tapi masih dipertimbangkan apa sekolah di pondok atau boarding school atau tetap HS.
12. Kalo ada anak yang HS kemudian ingin pindah ke formal apakah bisa dan akan diterima di sekolahan, bagaimana prosedur dan syarat-syaratnya?
Kalau mau pindah sekolah formal kalau dari kelas 1 HS kemudian kelas 2 sekolah formal sebenarnya bisa mungkin kalau sekolah swasta. Saya ga ngerti secara persis aturan tentang pindah sekolah ini. Tetapi kalau ijazah kesetaraan bisa diterima dimana aja sih.
13. Apakah orang tua yang mengHS kan anaknya harus orang tua ynag serba bisa, pintar dan multi talenta biar bisa mengajarkan anak berbagai hal? Bagaimana dengan ortu yang pas-pasan kaya saya, bisakah meng HS kan anak?
Saya pinter? Alhamdulillah, terimakasih-terimakasih, kumat hahahaha. Yang penting mau terus belajar. Toh anak-anak minatnya tinggi ga usah di ajari aja mereka pasti nyari-nyari kita bantu mengarahkan.
14. Apakah HS hanya cocok bagi ibu yang tidak bekerja di luar rumah?
Kayaknya banyak deh orangtua yang bekerja tapi anaknya HS.
15. Karena anak ngga sekolah formal, kita terus yang mendampingi proses belajarnya? Bagaimana me time nya mak? Hehehe.
Kalau sudah terbiasa ntar ketemu ritmenya jadi anak-anak bisa mandiri. Itu enaknya HS kalau sekolah formalkan gurunya ga ada anak-anak malah bubar hahahaha. Kalau anak HS kan biasanya dia belajar karena minat jadi ada atau ga ada yang dampingi mereka mah Go ON!
16. Kasih tips-tips dong Mak untuk ibu2 yang mau mengHS kan anaknya.
Intinya orang tua belajar terus. Banyak baca gabung ke komunitas HS atau pendidikan alternatif. Di Jogja banyak banget komunitas pendidikan alternatif ini. Banyak event juga yang bisa diikuti oleh orang tua dan anak-anak.
Waah saya jadi tercerahkan nih setelah ngobrol-ngobrol sama Mak Irul. Makasih ya Mak Irul. Bagi kamu pembaca blog ini yang belum puas sama wawancaranya, kok dikit amat, lima detik kelar bacanya *ter-webtoon* hahah. Bisa kunjungi blognya Mak Irul di www.catatansiemak.com. Disitu banyak cerita tentang aktivitas Mak Irul dan keenam anaknya yang homeschoooling semua.
Moga bermanfaat ya temans ;)
@rahmiaziza
Konsep HS ini menarik banget memang Mbak. Kebetulan ada juga nih tetangga blogger yang mengHSkan anaknya.. Hehehhee
ReplyDeleteKeren banget ya mak Irul. Saluuut... aku aja 2 anak yg baru sekolah, masih belom bisa kepegang. Padahal di sekolah biasa. Apalagi kalo homeschooling. Semua kita yg ngatur. 4 jempooool...
ReplyDeleteDuh kagum dan salut sekali sama mbak Irul ini deh Rahmiiii...
ReplyDeleteAku mah...anu...kemaren Kayla nanya soal matematika ttg perbandingan aja udah stres dan langsung lirik2 kulkas bhahahaha...
Wah, pertanyaan nomor 4 itu aku banget. Dulu pas naufal kelas 5, sempat mogok gegara sikap gurunya. SEmpat terpikir HS, tapi kan aku kerja Mak, dan akhirnya setelah beribu rayuan pada naufal, memberi suport, mau juga sekolah lagi, hadeuhh... pusing deh waktu itu.
ReplyDeleteperasaan aku makin lama trend HS makin jadi trend deh... seiring dengan semakin banyaknya emak2 cerdas lulusan sarjana. eh.. apa perasaanku aja ya?
ReplyDeletemungkin karena semakin terbukanya akses informasi untuk semua kalangan, dan ditanbah lagi dengan jenuhnya kita terhadap sistem pendidikan formal yang terasa tidak berpihak pada anak-anak.
Deletebeneran saya selalu salut pada mereka yg menjalankan pendidikian HS untuk anak2nya. Jempol deh...luar biasa.
ReplyDeleteMak Irul dg 6 ank pula... subahanAllah..what a mom...
Tertarik hs dr dulu. Tp msh takut menghadapi keluarga, orangtua, tetangga dan lingkungan
ReplyDeleteAnak yang menjalani HS, ortunya harus luar biasa sabar dan kreatif :)
ReplyDeleteBetul2 banyak anggapan kalau HS=nggak sekolah. Tantangannya pasti beda lagi ya mbak kalau saya tinggal di kampung. Tetangga pasti pada nanyain kenapa nggak sekolah formal saja.
ReplyDeleteAku tertarik HS, karena pendidikan sekarang kok kayaknya makin beratin anak. Aku pengennya anak belajar yang penting aja, atau seenggaknya basicnya aja. Sisanya fokus ke minat anak. Karena dari minat ini bisa berkembang jadi sesuatu yang membuatnya lebih berharga.
ReplyDeleteAku belum berani HS. Padahal anak cuma dua. -______-
ReplyDeleteSalam kenal mak. Thanks mak udah membuatkan wawancaranya dengan pelaku HS, bermanfaat banget. Aku tertarik HS sih, tapi.. Tapi.. Khawatir akunya gak sanggup xD mak ada gak kasus yg orangtuanya (ibunya) kerja atau wirausaha trus anaknya pada HS. Mau juga dong liputannya kalo ada :D (enak banget ya saya minta2 baru kenal juga, jangan ditimpuk ya mak hehe :p)
ReplyDeleteSalam kenal juga Mba Leni :) Iya aku juga pengen meliput pelaku HS yang kedua orangtuanya ngantor, mudah2an bisa dpt narsumnya dan ga kumat penyakit malasku hihi
DeleteSejak dulu kagum banget sama mak Irul..keren ya 6 anak kepegang smua lho memang setauku HS butuh komitmen supee kuat dr smua pihak. Anak2 skr masih kecil.munfkin blm paham tp yg kena nanti ortunya..
ReplyDeleteTemenku pernah dikatain ortu ga becus ga kasian sama anaknya ga disekolahkan macem2 lah jd ortu juga harus tahan banting.
Entahlah kalo aku sanggup ga begitu
Aq masih ingin bertanya..wah gimana nih japri mak irul ah..tentang manajemen waktunya itu lho..wow 6 anak:).salut!
ReplyDeletemak irul kereeennn.,salut
ReplyDeleteemak yang satu ini memang kereeeen bangeet...dedikasi itu lho..kalau aku mungkin ngg sanggup :)
ReplyDeleteterharu masuk blognya mamak-maka ngehits :)
ReplyDeleteemang salut banget deh dengan mak irul, kalo anakku HS nggak sanggup aku hihihi *emak pemalas :D
ReplyDeleteWah tertarik juga, meski harus pikir-pikir dulu. Pokoknya kalau aku tetep berbaik buat anak, jadi si anak juga nyaman
ReplyDeleteDi manapun dan bagaimanapun caranya jika dilakukan dengan sungguh2 dan terarah insha Allah hasilnya baik. Anak juga seyogyanya diberi kesempatan untuk bergaul dengan temannya.
ReplyDeleteSalam hangat dari Jombang
sempet diskusi sama suami, pengennya anak HS, tapi kok kayaknya tidak semudah yang saya bayangkan...
ReplyDeleteSempat kepikiran HS, karena melihat anak sukanya lari lari dan bosenan di kelas paudnya.. *namanya juga masih pauddd.. hehehe
ReplyDeletekeren abiz..... salut sama Mak Irun. maksih infonya Mba Rahmi. salam kenal
ReplyDeletekyknya ga cocok buat aku sistem HS ini mba ;D.. tapi aku salut bgt nih baca mak irul di atas yg sanggu meng HS kan 6 anaknya gitu... hebaaatt...
ReplyDeleteIni dua-duanya keren banget. Mbak mi dengan pertanyaan yang keren dan mbak irul yang super keren dengan HSnya, gak kebayang me timenya..kudu belajar emang dech...
ReplyDeletesalut sama mak irul, mba. anak kuper pun di sekolah formal juga ada, hehe. hanya memang butuh terus belajar dan berkumpul dengan orang lain ya, mba.
ReplyDeletesalut banget sama Emak keren Siti Hairul Dayah. Aku juga jadi banyak belajar
ReplyDeletekeren banget MRs. Walker. banyak belajar nih sama Mak Irul
ReplyDeleteDuh. Jadi kepikiran mengHSkan anak tengah sama bungsu nih, kalo yang sulung alhamdulillah masuk pesantren
ReplyDelete