Hari Selasa 31 Maret 2015 kemarin, saya dan teman-teman komunitas Gandjel Rel blogger belajar fotografi produk (spesialisasi makanan) yang diadakan Sriboga, perusahaan tepung terkemuka di Indonesia. Salah satu produknya yang sering saya pakai tepung pita merah. Karena saya memang paling sering menggunakan tepung terigu untuk membuat gorengan *masakan mainstream sedunia*.
Acaranya mulai jam 10an tapi saya baru datang menjelang jam 12. Bukan terlambat, tapi sengaja, hehe. Maksudnya saya sebagai emak yang tak terpisahkan dengan duo bocah harus memikirkan strategi gimana bisa menimba ilmu tanpa meninggalkan anak-anak.
Ibu2 UKM binaan Sriboga praktek foto bersama mbak Didi |
Mereka pasti bosan kalau ikut saya dari pagi sampai sore sementara ngga memunginkan juga ditinggal sama Win-win solutionnya ya ini, datang tapi ngga full.
Sesi pertama diisi oleh mas Taufiq Annas yang membahas berbagai macam kamera dan lensa. Saya cuma kebagian kata-kata penutupnya doang, tapi untung materinya sudah disiapkan dalam bentuk print out, jadi bisa dibaca-baca di rumah.
Dari sekian jenis kamera yang diulas, hanya satu yang familiar bagi saya yaitu kamera pocket hehe. Kamera lainnya kayaknya sih pernah saya pelajari juga jaman masih mahasiswa dulu di mata kuliah fotografi tapi udah lupa semua.
Sesi duanya diisi oleh blogger yang udah familiar banget, mbak Didi pemilik blog diahdidi.com. Mba Didi memberikan materi dengan sangat santai dan mudah dimengerti peserta.
Membuka materi, Mba Didi menunjukkan dua buah foto kue kering, kita diminta membandingkan mana diantara keduanya yang lebih menarik. Peserta kompak menyebutkan salah satu foto yang ternyata foto itu foto yang diambil oleh mba Didi semntara foto satunya diambil dari internet tauk deh punya siapa.
Dari perbanduingan dua foto itu saja kita langsung sedikit memahami bagaimana cara membuat foto terlihat lebih menarik.
Foto kue kering yang tauk punya siapa itu terlihat "biasa" karena hanya tampak tumpukan kue ditaruh di atas piring kemudian difoto.
Sementara milik mba Didi, kue kering ditaruh di dalam mangkuk kecil. Ada beberapa yang memang sengaja ditata di samping mangkuk. Di dekatnya ada semacam teko yang mempercantik tampilan foto.
Contoh foto makanan di blog mba Diah Didi. Semua foto asli tanpa diedit fotosop |
Menurut Mbak Didi, sebenarnya tidak ada kriteria khusus foto makanan yang menarik itu seperti apa, karena tiap orang punya selera yang berbeda. Yang penting prinsipnya adalah foto itu bisa menggoda orang lain untuk kemudian tertarik ingin mencoba dan membeli.
Nah, supaya kita mendapatkan foto makanan yang cantik, unik, dan menarik ada beberapa tips yang diberikan Mbak Didi:
- Segera ambil foto sesaat setelah masakan itu matang (fresh from the oven). Dengan begitu tampilan foto akan lebih fresh dan menggoda.
- Ambil foto di tempat yang cukup pencahayaan. Paling baik dan mudah di luar ruangan tapi jangan di bawah sinar matahari langsung. Kalau tidak memungkinkan bisa menggunakan bantuan lampu, reflector, dll.
- Untuk mendapat hasil terbaik, ambil foto dari berbagai sudut pandang. Depan, atas, samping. Foto sebanyak-banyaknya, biar kita punya banyak pilihan foto mana yang akan digunakan nanti.
- Gunakan background. Agar terlihat cantik kita bisa menggunakan background seperti kertas kado, dinding polos, background alam seperti tanaman hias, rerumputan, dll.
- Manfaatkan pernak-pernik seperti sendok garpu, teko, atau talenan untuk mempercantik tampilan foto. Tapi jangan over, cukup gunakan satu atau dua saja.
- Berikan garnish sebagai pemanis seperti cherry atau daun seledri.
- Foto produk dalam komposisi sedikit lebih menarik daripada banyak ditumpuk-tumpuk. Jadi misal bikin kue kering, ambil saja beberapa potong letakkan di piring kecil, kemudian foto.
- Perlihatkan detail, seperti isian dalam makanan, atau remah-remah kue (menunjukkan kerenyahan dari kue)
- Bisa ditambahkan dengan foto-foto proses memasak. Misal saat mendoan baru diangkat dari penggorengam, saat adonan di mixer, dll.
- Selalu mengambil foto baru meski untuk produk yang sama. Jadi saat menawarkan sebuah produk tidak satu foto itu saja terus-terusan yang ditampilkan. tinggal bagaimana kreativitas kita membuat foto tersebut tampak beda.
- Untuk mendapatkan foto yang bagus tidak harus menggunakan kamera profesional seperti kamera DSLR. Menggunakan kamera pocket atau HP pun bisa. Mba Didi juga kadang kala menggunakan kamera biasa untuk memotret masalkannya dan hasilnya pun memuaskan. Tipsnya, kenali dan pelajari fungsi kamera kita dengan baik, misalnya bagaimana cara mengambil gambar agar fokus di objeknya saja, dll.
Loh bok, kita kan blogger, bukan penjual makanan, untuk apa nyimak pelatihan kayak gitu. Eit jangan salah tips itu juga manfaat banget buat blogger macam kita terutama food blogger yang hobi mereview makanan. Bedanya kita memotret untuk review sedangkan mereka untuk menjual produk secara langsung. Atau sebagai penulis dapat menerapkan tips-tips ini untuk mempromokan karya yang sudah terbit.
Oya, pelatihan fotografi produk kemarin adalah salah satu pelatihan non aplikasi yang memang rutin diadakan Sriboga untuk member Sriboga Customer Center (SCC) di Semarang secara GRATIS. Kalau kamu punya usaha atau paling ngga rencana membuat usaha makanan berbasis terigu, bisa gabung dengan mengisi form di www.memberscc.com, nanti bisa ikut pelatihan keren nan bermanfaat macam gini, SCC nya sendiri ada di beberapa kota ngga cuma Semarang.
Blogger Gandjel Rel foto bareng di Sriboga Customer Center |
Seru yaaa...ngga sabar sesi keduanya, moga bisa ikutan aamiin
ReplyDeleteIya moga Alde ma Thifa mau mainan bareng lagi biar ngga rewel yo maak hihihi
DeleteWeh.. Seru mak.. Aku dr dulu selalu penasaran sm food photography..
ReplyDeleteAyo mak ikut pelatihannya di Semarang :D
DeleteSudah saatnya belajar fotografi nih. Gak bisa ngandlin mas Annas trus.
ReplyDeleteKadang kalo ada orang yang bisa diandelin jadi males belajar ya Kong
Deleteoh gitu ya mak pantesan fotonya mak diah didi bagus2. Aku mau praktek langsung ya nanti di ajari
ReplyDeleteKalo ke Semarang kopdar seklaian mba Didi minta diajarin langsung yuk mak :D
Deletepengen, deh, saya sesekali ikut workshop kayak gini. Saya masih bingung sama urusan pencahayaan :)
ReplyDeleteCoba usulin di Akademi Berbagi mak, bikin kelas fotography
DeletePengen juga aku belajar fotografi makanan. Kalau suruh review makanan di blog, fotonya gak memuaskan, hehe... Makasih sharing tipsnya Mak :)
ReplyDeletesama maak, setelah ikut ini aku nyadar kenapa fotoku jarang yang bagus hahaha
Deleteaku mau juga belajar food potograpi mbak...huhuhu keren habis ya :)
ReplyDeleteAku tuh kadang kurang sabar foto makanan, soalnya udah ada yang ngantri mau ngincipi makanannya, hihiii
ReplyDeleteNah itu.... memang foto makanan yang menarik akan membuat yang lihat pengen ikutan nyoba.
ReplyDeleteKudu belajar juga nih aku hehehe
asik ya,kalau saya foto makanan selalu apa adanya hehehe. atas nama apa adanya,g neko2,dan adanya itu jadi bener2 apa adanya hehehe...selalu suka jalan2 ke blog foodblogger,apalagi kalau foto2nya asik,seru aja rasanya^^
ReplyDeletemakasih mak sharingnya^^
Aq pengen bikin studio mini kayak gt, hiks g bisa dateng
ReplyDeleteInfonya berguna banget nih. Aku kalo menfoto makanan hasilnya suka aneh gitu T__T
ReplyDeletepengiin jadi member, pengin juga belajar dari mbak Diah Didi...ah pengin nyamil juga kue keringnya...ada yang dilempar ke aku enggak mak Rahmi?
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAsik banget bisa dapet pelatihan gitu, walaupun enggak ada rencana jadi food blogger atau usaha kuliner, makanan pake terigu lumayan buat nyemal-nyemil dirumah ^^ ngomong-ngomong tipsnya bermanfaat deh, setidaknya aku sekarang kalau foto makanan bisa dicantikin dikit hehe
ReplyDeleteBagus sekali hasilnya mbak. Bagi tips nya ya mbak
ReplyDeletewaaahhh saya jg lagi belajar motoin makanan, walaupun belum pke kamera bagus (msi pake HP)....mampir2 ya Mbae, minta nilainya hihihih :D
ReplyDeleteSaya termasuk salah satu yang mementingkan foto dalam tulisan. Meski bukan penulis makanan, apapun saya jadikan sebagai foto pada tulisan saya. Istri-pun kadang jadi 'korban' untuk jadi model. :D
ReplyDeleteTerima kasih tips-nya mbak kayaknya harus dipraktekkan nih, aku klo mengambil gambar suka asal2an yang penting jadi foto hihihi
ReplyDeleteAihhh seneng banget ya jadi Blogger Ibukota...acara terus hikz
ReplyDeletewah.. mencerahkan saya nih mbak postingannya. soalnya saya termasuk yang suka asal saja kalau milih foto buat postingan blog :D
ReplyDeleteDuh ngiler pengen belajar ...kpn ya ada pelatihan gratis di bdg .....
ReplyDeleteWah aku perlu banget ikut kelas beginian X(
ReplyDeleteBakal ada lagi ga? Pingin ikutannn
Foto memang salah satu penunjang postingan yang benar2 harus dipahami cara mengolahnya ya mak
ReplyDeleteAku salah satu yg masih jelek nih motret, oengen ikutan kaya giniab juga
Walaupun dulu ada mata kuliah fotografi, rasanya ilmuku masih kurang. Habis baca postingan ini aku jadi makin semangat belajar lagi. :)
ReplyDeleteah, berguna banget utk aku yg srg review kuliner nih ^o^... sayang aku ga ikutan kursus ini -__- Pasti datang kalo tau
ReplyDeleteKok aku ndak bisa copy foto dari blognya mbak diah didi ya mbak?
ReplyDeleteduuh seru banget siih .... pengen2 buru2 praktekin lagi moto makanan ^^
ReplyDeleteYummy...
ReplyDeleteGambar yang menarik dan menggoda selera tantu memancing pembaca ya...kalo jualan, ya memancing pembeli...salam kenal
aduh sayah pengen belajar inih...tfs ya maak :*
ReplyDeleteoh...jadi tambah ilmu nih.....tapi memang camera (foto) bagian yang tak terpisahkan dengan blogger ya mbak...apalagi kalau untuk blogger yang demen sama kuliner dan masakan...sukses selalu mbak...
ReplyDeleteSeru ya 😊 🎉🍭🍜🍨🍦🍯
ReplyDeleteWah iya, Mbak, biasanya saya klo fotonya jelek jadi minder buat posting.
ReplyDeleteNice!!! Sukses selalu ^^
Sampai sekarang saya belum berhasil bikin foto makanan yang membuat orang ter.. slurup-slurup gitu deh.. :D
ReplyDeleteMasih perlu belajar banyak ide dan kreativitas teknik pengambilan sudut hehe..
Jadi pengen diajarin Mbak Diah Didi langsung >,<
ReplyDeletewah, keren ini, makasih sudah sharing info singkat cara bagus mem-foto produk kuliner
ReplyDelete