Beberapa tahun lalu, hampir selalu itu yang saya bahas dalam obrolan ranjang bersama si Ayah, soulmate sekaligus smartfren saya. Saat anak tidur kami biasanya memang ngobrol santai aja di atas ranjang. Saking terlalu seringnya pertanyaan itu saya lontarkan, sampai-sampai si Ayah merekam pembicaraan kami tentang itu di gadget.
"Besok kalo kamu nanya ini lagi, tak puter rekamannnya, biar kamu tahu ini udah yang kesekian kalinya dibahas." Hahaha.
Waktu itu saya memang sangat meragukan kemampuan saya sebagai penulis. Saya ngga tahu apa yang harus saya lakukan untuk mewujudkan impian saya. Ngirim tulisan ke media udah, ngirim naskah ke penerbit udah juga, tapi hasilnya NIHIL. Emang udah berapa naskah yang dikirim bu? SATU *dan stay cool*
"Yah kalo kita punya karya barengan asik kali ya, aku yang bikin naskahnya, kamu yang nggambar." Di lain waktu pernah juga terlontar impian seperti ini. Tapi untuk mewujudkannya masih belum memungkinkan. Kalo kami bikin karya sendiri eh maksudnya berdua, itu artinya si Ayah harus rela melepaskan sebagian proyek-proyeknya yang sedang berjalan. Ngerjain komik kan butuh waktu yang ngga sedikit juga, padahal saat itu status kami lagi BU alias butuh uang hehehe.
Di lain hari lagi saya sempat tergelitik ketika menyadari betapa iritnya saya. Hanya demi mengirit uang parkir seribu rupiah saya sampai harus menyusun strategi yang sedemikian rupa. Parkirin motor di sini, jalan sedikit kesitu, naik motor trus tancap gas cepet kabur sebelum tukang parkirnya datang hahaha. Saya mikir kalo ini dijadiin komik lucu kali ya. Tapi siapa yang nggambar?
"Gimana kalau kita bikin komik strip aja yah?" Ide itu muncul setelah saya membaca sebuah koran yang didalamnya memuat beberapa komik strip. Di koran itupun ditulis, kita bisa ikut mengirimkan karya dan akan mendapatkan imbalan. Waw, dua kata terakhir membuat mata saya menjadi hijau.
Akhirnya sepakat kami bikin beberapa sampel komik untuk dikirim ke email tersebut. Kirim sekali ngga ada respon, kirim lagi tetep ngga direspon, lama-lama gue kirimin pete sama jengkol nih ke meja redaksinya *aseek bikin semur* :D
"Ya udah diposting di blog saja," saran si Ayah.
Saya mengikuti saran itu. Saya membuat blog baru untuk memuat karya berdua kami. Selain komik, saya juga menulis tentang finansial keluarga ala emak di blog itu. Baru beberapa hari berjalan, saya mendapat email yang membuat hati berbunga, berdaun, dan bertangkai. Isinya:
Saya Lia dari Penerbit Anak Kita. Apa kabarnya? Saya kebetulan lagi "blog walking" dan mampir ke blognya. Keren dan unik! Dapet idenya dari mana? Apa beneran dari kehidupan sehari-hari? :DLalu, tertarikkah untuk membuat komik? Karena saya lihat komiknya simple dan mak jleb hehehe pasti menarik kalau ada bukunya. :) Boleh kita ngobrol-ngobrol lebih jauh? :)
Singkat cerita setelah melalui proses yang lumayan panjang, tara...
Terbit juga komik yang kami beri judul MAK IRITS.
Tapi impian tak berhenti sampai di sini. Kami masih punya mimpi kelak komik Mak Irits, komik asal Indonesia ini bisa diterjemahkan ke berbagai bahasa dan terbit di luar negeri. Jepang misalnya. Komik Jepang banyak kan yang masuk Indonesia, gantian komik kita soan ke sonoh dong. Selain itu bisa tercipta produk-produk turunan dari komik ini, seperti boneka, seprai, tas, dll.
Bicara Mak Irits, bukan hanya bicara mimpi. Tapi juga idealisme. Idealisme untuk membangkitkan gairah komik nasional. Idealisme untuk mengajak orang cinta terhadap bumi yang saya selipkan ceritanya di komik ini *hayoo emak gaoel udah baca belom??*. Idealisme untuk mencerdaskan para konsumen.
Foto selfie di atas mungin mengabaikan satu penilaian, "kualitas foto". Kalo mau bagus sih memang harusnya saya foto-foto di luar ruangan dengan bekgron taman bunga. Tapi tidak, saya tetep memilih foto dengan bekgron ini, meja kerja saya. Meja kerja dimana saya mengetik naskah komik di setiap dini hari. Meja kerja yang jadi satu dengan kamar saya dan anak-anak. Meskipun katanya kurang baik menyatukan ruangan kerja dengan tempat istirahat, tapi bagi saya ini adalah tempat terbaik. Agar saya bisa kerja dengan tetap memastikan kondisi duo bocah baik-baik saja. Mereka tidur nyenyak, dan bila terbangun karena haus misalnya, saya bisa dengan sigap memberikan minum. Setelah itu meninabobokkan mereka lagi, meskipun seringkali saya jadi bablas ketiduran sampai Shubuh hahaha.
@rahmiaziza
Aku uda punya dooongs.. Wekekekekkk :P
ReplyDeleteAlhamdulillah bisa terwujud ya, Mbak.. Aku syukaaaa sekali komik Mak Irits. Bisa sampe ngakak-ngakak bacanya. Mayan kan jadi bisa belajar ngemat pas uda jadi emak-emak nantik :D
Makasih Beb, betul bisa jadi bekal untuk kehidupan berumah tangga nantinya *ihik
DeleteKomik mak irits orisinal bgt. Langsung nempel dikepala, inget mak irits ingatnya mak rahim. Selamat ya mak. Semoga terwujud impian dan idealismenya
ReplyDeleteMaksih mak Ety doanya, dikaupun keren banget baru menang GA Pakdhe ya Mak, selamaaat
DeleteIkut doain
DeleteRekamannnya klbhn n 1 tu
@guru5seni8
http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com
Semoga segera disusul dengan karya-karya berikutnya Mbak Rahmi. Semoga bisa menang Mbak Rahmi! :D
ReplyDeleteaamin mas Dany lagi mengonsep buku kedua, doakeun bisa terbit dalam waktu dekat
DeleteYaaaayyy kereeennn..... ditunggu komik2 berikutnya yg ga kalah seru :*
ReplyDeleteMakaciih mommynya Nadia, dirimu juga kereen jalan2 teroos, pengen akuu
DeleteAlhamdulillah impiannya tercapai ya, Mbak :)
ReplyDeletemak irits..mantepp...uhuyy
ReplyDeletewah, aku cari ntr bukunya mba...kyknya lucu nih ^o^... baru baca blognya, dan bbrp gbr krtunnya emg lucu kok :D..
ReplyDeleteAku dulu pernah nbelajar gambar biar bisa bikin komik. Susyahhh.... jadi apa yg dirimu n suami lakukan: dua jempol banget
ReplyDeleteMak Irits bener2 bangga ya Mba punya karya yang bisa menguguah karya selanjutnya, jadi semangaat lagi untu menelurkan sebuaah buku sendiri hehehe
ReplyDeleteLangsung tamat komikny tpi lum sempet review nih...emann hihi
ReplyDeleteSalam buat yang imut-imut itu. Selfie story nya bikin aku maju-mundur (tjantik) mau nge-postnya.
ReplyDeletego go mak irits, berjaya di panggung dunia aamiin :*
ReplyDeletePenasaran sama komiknya Mak, nanti nyari aahh :)
ReplyDeleteapapun yang ada kata irit aku inget mak irit deh
ReplyDeleteAlhamdullilah muncul juga komiknya. jadi penasaran ama Judulnya "Mak Irit" . Selamat mbak ya
ReplyDeleteSuka sama konsep Mak Irits-nya, Mbak Rahmi :)
ReplyDeleteMudahan terkabul seluruh impian yang dituliskan di sini ya. Ya Mujiibas Saa'iliin :)
Aku salah satu yang cukup terkagum2dengan "Mak Irits" muak (y)
ReplyDeleteKerennya Mak, sudah punya potret bersama impian yang jadi kenyataan :))
ReplyDelete