Sunday, January 15, 2023

Membuat Cerita Romantis Tanpa Adegan Kissing dan Unboxing

Bismillah.
Siapa nih yang suka baca atau nonton cerita romantis, cuuung! Kalo kamu ngacung berarti kita sama. Toss dulu, lah.

Saya paling suka baca atau nonton cerita romantis, tambah suka kalo ada sentuhan komedinya. Kalo drakor yang saya suka itu seperti True Beauty, Find Me in Your Memories, Crash Landing on You, Extraordinary You, dan The Master Sun. Semuanya romance dan ada komedinya meski persentasenya beda-beda.

Kita bicara tentang drakor dulu lah. Dari semua drama romantis yang saya tonton pasti ada adegan kissingnya, baik itu yang minim, yah paling cuma sekali dua kali doang dan kiss nya biasa aja, sampe yang udah kissing berkali-kali, hot pulak.
Biasanya yang udah over adegan kissingnya saya tinggal. Contoh Radio Romance. Awal suka banget. Karakter cowok yang cool itu kan sangat memikat hati sekali ya. Ditambah main job pemeran utama sebagai penyiar radio, bikin nostalgia jaman siaran dulu. Tapi makin ke sini kok makin banyak aja adegan kissingnya. Dikit-dikit kiss, jadi muak rasanya hahaha. Oh, iya selain Radio Romance drakor lain yang over skinship itu What's Wrong with Secretay Kim. Auto nggak dilanjut deh.

Padahal ya, kalau saya pikir-pikir, diskip adegan kissingnya itu nggak terus membuat cerita jadi kurang greget, kok. Apakah orang-orang mindsetnya romance mean kissing dan unboxing? Miris banget sih kalau begitu.

Nah, ini juga yang menjadi trigger saya untuk mulai menulis novel. Saya menantang diri saya sendiri, bikinlah cerita yang romantis tapi tetep sopan.

InsyaAllah ya, cerita-cerita yang saya buat, meski romantis, nggak ada adegan aneh-aneh. Emang sih belum yang syar'i-syar'i banget tapi tetep sopan, lah. Saya ingin mengubah mindset penulis dan pembaca kebanyakan tentang cerita romantis. Tanpa adegan kissing dan unboxing cerita romantis tetep manis dan greget kok. Mau bukti?

Nih, saya kutip beberapa cuplikan adegan romantis di cerbung saya berjudul Ipar Posesifku/Dijodohkan dengan Adik Suamiku. Ini berdasar penilaian pembaca ya. Jadi saya sempet bikin giveaway, yang meminta mereka menyebutkan adegan paling sweet uwuwuwu dan berkesan di cerbung. Ini jawaban mereka. Sekalian saya kutip ceritanya di bagian bawah pic ya. 


Ada perasaan sedikit gelisah meninggalkan Arman bersama Maya tadi. Apakah Arman berkenan? Dia marah tidak ya? Mengapa Arman tidak menghubungiku sampai sekarang? Paling tidak menanyaiku. Pulang naik apa, atau apakah sudah sampai kantor dengan selamat. Seperti biasanya.

“Kenapa tak menghubungiku?” tanyanya sambil mengenakan seat belt.

“Lupa!” jawabku singkat.

Tangan kiri Arman menengadah di depanku. “Kemarikan HP mu!”

“Buat apa sih?” Aku tidak mengerti Arman mau apa, tapi kuberikan juga HP itu.

Ia membuka fitur alarm, menyetting waktu pukul 16.45 dan menuliskan note “Waktunya pulang, call Arman” lalu mengembalikan ponsel padaku.

“Biar kamu nggak lupa.”

“Mau ke mana, Pak?” tanyaku saat mobil kantor sudah di depan mata. 

“Sudahlah masuk saja dulu.” Galang membuka pintu mobil dan memberi isyarat agar aku segera masuk.

Aku menurut.

Namun, saat Galang hendak menutup pintu, seseorang menahannya.

“Tunggu!” Suaranya tak asing di telingaku. Aku menoleh demi memastikan dugaanku 

“A.. Arman?!”

Mau apa sih dia? Akupun turun dari mobil.

“Mau ke mana?” tanyanya dingin seperti biasa.

“Aku.. emm.. ada urusan pekerjaan,” jawabku sedikit gugup. Aku sendiri merasa aneh, kenapa jadi seperti seorang yang ke-gap selingkuh oleh pacar sih?

“Sudah lewat jam kantor, Rania sudah menunggumu di rumah.”

“Akan kuantar dia pulang.” Galang menengahi ketegangan diantara kami.

“Tidak usah. Aku yang mengantarnya pulang. ” Arman mendahuluiku menuju mobilnya. Pergi begitu saja tanpa berpamitan pada Galang.


“Mas ….” Kembali aku mengusap nisan Mas Arya.

“Ijinkan aku menjaga istrimu sepenuhnya di dunia. Hanya di dunia Mas, di surga nanti akan kukembalikan ia padamu jika Allah berkenan. Aku tahu kau ingin sehidup sesurga dengannya, kan.”


“Naik apa kita?” tanya Arman begitu kami sampai di lobbi hotel.

“Ya, naik mobil, kamu bawanya mobil kan, masa naik awan kinton.”

Arman tertawa lalu mencubit gemas pipiku. “Ih, istriku lucu banget sih.”

“Naik mobil udah biasa,” sambungnya.

“Tunggu bentar ya!”

Ia lalu menghampiri satpam hotel, bicara sesuatu entah apa. Kulihat Pak satpam manggut-manggut lalu memberinya kunci.

“Yuk!” Arman menggandeng tanganku.

“Motor siapa?” tanyaku ketika Arman menghampiri salah satu motor di parkiran.

“Pak Satpam.” Arman nyengir. Ada-ada aja suamiku, pakai pinjem motor segala.

“Kenapa nggak pakai mobil sendiri sih? Dingin-dingin gini,” kataku sambil memeluk tubuhku sendiri. 

“Aku ingin mewujudkan hal-hal yang belum sempat kulakukan bersamamu dulu,” jawab Arman sambil melepaskan jaketnya.

“Kamu tahu nggak, waktu SMA, aku selalu ingin mengantarmu pulang dengan motorku.”

“Kenapa nggak nawarin dulu?” tanyaku.

“Aku menahan diri. Kan bukan mahrom.” Arman tersenyum, aku ikut tersenyum, MasyaAllah… suamiku.

💕💕💕


Nah, itu beberapa adegan di cerbung Ipar Posesifku yang menurut pembaca manis dan romantis. Ternyata bisa kan, membuat cerita romantis tanpa adegan kissing dan unboxing. Lalu bagaimana kalau kita membuat adegan kissing dan unboxing untuk pasangan yang ceritanya sudah halal? Tetap ada batasnya juga. Misal adegan kisseu, ya boleh-boleh saja. Tapi jangan mendetail pendeskripsiannya sampai membangkitkan gairah. Itu yang terlarang.

Semoga tulisan ini mencerahkan yaa. Yuks ramaikan genre romance dengan cerita yang baik, sopan, dan mendidik,







No comments:

Post a Comment