Monday, December 10, 2018

Ngobrolin Tentang Lingkungan dan Energi Terbarukan Bareng Coaction Indonesia

Ketika salah satu teman di grup Whats App memberi info ada semacam workshop mengenai lingkungan dan energi terbarukan bareng coaction (koaksi Indonesia), saya langsung excited. Tapi masih mikir-mikir mau daftar, kira-kira kalo bawa bayi gimana ya... Karena mikirnya kelamaan form pendaftaran pun akhirnya tutup, huhuhu kecewaa kapan lagi kan ada acara kaya gini di Semarang.

Akhirnya iseng komen di postingan IGnya bilang kalo udah gabisa daftar lagi karena form udah tutup.

Eh tau-taunya saya mendapat DM katanya bisa langsung datang aja ke acara. Aseek. Dengan membawa Sarah saya datang ke tempat acara. Sementara kakak-kakaknya udah saya titipin dulu ke neneknya.


Acara dimulai dengan makan siang. Alhamdulillah banyak yang mau momong Sarah sehingga saya bisa ikutan makan dengan tenang. Xixixi. Ya ngga tenang-tenang banget juga, tetep berusaha makan dengan cepet, ngga enaklah nitipin anak lama-lama. Bersamaan dengan makan, diumumkan juga ada lomba instagram dan IG stories dengan posting keseruan acara ini.

Selepas makan siang, acara dimulai. Dipandu oleh Juris Bramantyo (Communication and Campaign Specialist, Coaction Indonesia), mulai memperkenalkan satu persatu nara sumber yang hadir. Yang pertama, Wynn Nathaniel, CEO dari Weston Energy yang merupakan startup yang bergerak di bidang energi terbarukan. Berawal dari kegemarannya mengikuti program volunteer di daerah tertinggal, Wynn melihat secara langsung kehidupan masyarakat yang belum tersentuh listrik. Rasa prihatin lantas mendorongnya mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. 

Nara sumber kedua adalah Dinar Ari Prasetyo yang merupakan Presiden Direktur Yayasan Energi Bersih Indonesia (EnerBI) yang salah satu projectnya berhasil membuat sistem pengangkatan air tenaga surya di Gunung Kidul.

Sementara nara sumber ketiga adalah Maharddhika peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem).

Apa itu Energi Terbarukan?

Energi yang berasal dari "proses alam yang berkelanjutan", seperti tenaga surya, tenaga angin, arus air proses biologi, dan panas bumi (wikipedia).

Kebalikan dari energi terbarukan tentu saja energi tak terbarukan (ini kayaknya kita pelajari jaman SD ya) yang diperoleh dari sumber daya alam yang pembentukannya memakan waktu sampai jutaan tahun misalnya minyak bumi. Dari cara terbentuknya, minyak bumi atau minyak mentah merupakan senyawa hidrokarbon yang berasal dari sisa-sisa kehidupan purbakala (fosil), baik berupa hewan, maupun tumbuhan.

Bisa dibayangkan kalo kebutuhan energi banyak sementara pembentukannya butuh waktu selama itu kan. Itulah mengapa kita selalu dihimbau untuk hemat energi dan mulai beralih ke energi terbarukan.

Sejauh mana Indonesia mulai menggunakan Energi terbarukan?

Udah lama sih saya mendengar tentang energi terbarukan, misalnya pembangkit listrik tenaga surya atau BBM yang dibuat dari limbah plastik. Tapi beneran ngga sih itu dikembangin apa cuma sekedar wacana. Dan gimana dengan support pemerintah mengenai energi terbarukan ini?



Itulah kegelisahan yang saya sampaikan di acara kemaren. Mas Dinar menrangkan, kalo energi terbarukan sudah mulai banyak dikembangkan misalnya saja, panel surya. Hanya saja, panel surya ini penerapannya rata-rata memang di kawasan yang belum terjamah oleh PLN. Makanya kaya saya gitu yang tinggal di kota, udah terbuai dengan fasilitas PLN ya ngga tahu.

Untuk pemerintah juga sebenarnya punya target produksi energi terbarukan sebesar 23% di tahun 2025. Untuk mewujudkannya, pada 13 September 2017 lalu telah dibuat dan disahkan deklarasi "Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap", dengan cara mendorong dan mempercepat pembangunan pembangkit listrik surya atap di perumahan, fasilitas umum, gedung perkantoran dan pemerintahan, bangunan komersial, dan kompleks industri sebelum tahun 2020. 

Kita pun, tanpa menunggu pemerintah, bisa memasang panel surya di rumah lho. Searching aja jasa pemasangan panel surya atau cari di online shop pun ternyata sudah banyak yang jual. Atau kalau mau rakit sendiri, ada tutorialnya lho di internet.

Belum Bisa Beralih ke Energi Terbarukan, Gimana doong?

Tapi panel surya harganya lumayan mahal juga ya cyiin. Mau rakit sendiri kok mumyet. Yaudah mulai dari yang paling mudah, misalnya dengan menghemat energi yang ada dulu aja. Nih beberapa contoh aksi hemat energi yang bisa kita lakukan:

1. Cabut peralatan elektronik yang tidak digunakan. Jadi kalo matikan TV, ngga cuma tombol powernya aja yang di off kan, cup-cupannya dicabut sekalian karena kalo ngga masih akan tetep mengalirkan listrik.

2. Gunakan lampu LED yang lebih rendah wattnya dan lebih ramah lingkungan

3. Gunakan sensor lampu yang otomatis menyala saat gelap. Jadi kalo meninggalkan rumah, lampu teras ngga perlu nyala seharian.

4. Saat tidur ganti lampu terang dengan lampu yang redup.

5. Gunakan kendaraan umum saat bepergian, untuk menghemat BBM dan mengurangi polusi juga kemacetan.

6. Ada lagi yang mau menambahkan monggo yuuk..

Ohya ngomongn soal tenaga surya ini, bukan hanya panel surya aja lho, ternyata power bank tenaga surya juga ada ya. Ini seriyes saya barusan tahu, kudet pisan. Dan ternyata harganya untuk powerbank ini ngga mahal, dibawah 100 ribu juga ada.

Selain panel surya sekarang juga dikembangkan bahan bakar alternatif yaitu bio diesel, salah satunya dari minyak jelantah lho!

Baca juga: Belajar Zero Waste Ala Iriters

Menjelang Pemilu 2019 kita diajak untuk memilih pemimpin yang pro terhadap lingkungan. Kalau kata mas Dika dari Perludem, langkah pertama yang harus kita ambil adalah memastikan dulu sudahkah kita terdaftar menjadi pemilih. Jangan udah semangat mau nyoblos si anu, eh tiba-tiba ngga terdaftar. Setelah itu kita bisa pelajari visi misinya. Mas Juris menambahkan, kalo ngga ada visi misinya terkait lingkungan, langsung aja tanya lewat socmednya.

Selain mengenai energi terbarukan, koaksi juga mengajak untuk terus menjaga kelestarian lingkungan diantaranya dengan belajar zero waste contohnya dengan membawa kantong belanja sendiri dan tidak menggunakan sedotan sekali pakai.

Menurut saya acara kaya gini keren banget, bisa lebih disebarluaskan lagi supaya makin banyak yang beralih ke energi terbarukan. Saat ini mungkin kita masih bisa enak aja menikmati energi yang ada, tapi bagaimana dengan anak cucu kita nanti jika cadangan energi kita habis. Ratusan tahun lho terbentuknya. Jadi yuk mulai beralih ke energi terbarukan, paling tidak hematlah energi yang ada.


Sebagian foto diambil dari IG @coaction.id

10 comments:

  1. Makasih infonya. Biasanya saya juga gitu, lampu yg gak penting saya matikan. Hemat listrik, hemat energi.

    ReplyDelete
  2. Wah ini acaranya seru banget ya mbak, aku juga ikutan yah walaupun belum bisa beralih ke energi terbarukan setidaknya kita sudah mulai sadar dan mulai dari diri sendiri untuk istiqomah dalam menghemat energi :)

    ReplyDelete
  3. Baru nomer satu dan dua yang kulakukan di rumah :)

    ReplyDelete
  4. Nhah..yg poin nomer 1 aku sering lupa nyabut. Ternyata nyedot energi listrik juga yak. Udh saatnya semua org tau ttg energi terbarukan dan penghematan energi nih. Tfs makmi.

    ReplyDelete
  5. Sensor lampu yang kaya apa mba? Aku belum pake nih yang ini..

    ReplyDelete
  6. Rumahku mulai aku ganti lampu pake LED mahal si tp jangka panjang kan awet n ramah lingkungan. Pake sensor lampu juga udh

    ReplyDelete
  7. Pengen deh pasang panel Surya...biar biaya listrik gak bengkak. Baru tau panel Surya bisa dibuat sendiri.searching ah 😃

    ReplyDelete
  8. Aku masih belum bisa naik angkutan umum. Soalnya lamaaa nunggunya, ngga efektif karena lokasinya juga jauh. Kalo penghematan yang lain insyaa Allah bisa rutin aku lakukan

    ReplyDelete
  9. Tapi biasanya aku diajari bunda utk tetap nyalain lampu teras saat pergi itu biar ga ketauan yg mo maling kalo rmhnya kosong hihihi..

    ReplyDelete
  10. Acaranya bergizi banget sayang telat mendaftar akuh,terima kasih pencerahannya semoga makin hemat energi sekeluarga..

    ReplyDelete