Traveling di Musim Pancaroba, Siapa Takut?

“Papa rasanya pengen ke Bandung deh,” kata Papa saya waktu kami sedang mengobrol di ruang makan.

“Ayok Pa kita ke Bandung,” Jawab saya dengan semangat.

“Ini kan masih Februari, masih musim hujan. Nanti bulan Maret atau April aja Pap ke Bandungnya,” kata saya lagi.

Akhirnya kami memtuskan berangkat tangal 22 Maret kemaren. Perkiraan saya di tanggal itu, intensitas hujan pasti sudah menurun. Emang bener, tapi saya lupa kalau saat itu memasuki musim pancaroba.

Papa ngajak jalan-jalan sekeluarga besar lagi

Di beberapa artikel saya baca, biasanya antara bulan Maret-April merupakan masa pancaroba antara musim penghujan dan musim kemarau. Masa pancaroba biasanya ditandai dengan frekuensi tinggi badai, hujan yang sangat deras disertai guruh, serta angin yang bertiup kencang. Perubahan cuaca ekstrim juga kerap terjadi. Pagi hujan deras misalnya, siangnya panas luar biasa.

Perubahan cuaca dan suhu seperti ini memaksa tubuh beradaptasi dengan cepat dan membuat daya tahan tubuh menurun sehingga rawan terkena penyakit. Terutama pada anak-anak.

Beberapa penyakit yang rawan di musim pancaroba adalah demam, influenza, diare, dan demam berdarah.

Benar saja, beberapa hari sebelum hari H keberangkatan, Hana sering bersin-bersin, hidungnya mulai beringus. Waduh gimana ini, mau bepergian jauh, kalo ada yang sakit, ga enak dong ya. Apalagi influenza penularannya kan cepet banget. Traveling di musim pancaroba? Bisa ngga ya…

Karena saya lihat influenzanya masih ringan, saya tidak langsung memberinya obat. Memang saya agak menghindari obat-obatan kimia, kecuali udah terpaksaaa banget. Saya lebih memilih pengobatan dari bahan-bahan alami. Cepat-cepat saya beri Hana stimuno sirup yang bekerja langsung pada system imun, merupakan Fitofarmaka, dan sudah teruji klinis.

Stimuno sirup rasa anggur

Stimuno terbuat dari Herbal yaitu ekstrak tanaman meniran atau Phyllanthus Niruri. Pada artikel yang saya baca di http://www.serbaherba.com/daya-tahan dalam metode pengobatan tradisional. Meniran biasanya diolah dengan cara direbus bersama dengan air hingga mendidih. Setelah itu, air rebusan ini bisa dikonsumsi langsung 2 kali sehari, pagi dan sore hari dengan takaran disesuaikan dengan kebutuhan.

Selain berkhasiat untuk meningkatkan sekaligus menjaga sistem imun alami tubuh, meniran dikenal ampuh bekerja untuk menurunkan risiko infeksi bakteri, virus dan mikroba jahat, mampu mengontrol kinerja sistem imun dan mampu menggantikan kinerja sistem imun alami tubuh.

Selain itu, meniran pun memiliki zat anti peradangan, mampu mengatasi rasa nyeri dan yang paling penting, aman dikonsumsi oleh penderita penyakit gula alias diabetes.

Waaw luar biasa ya manfaat meniran ini. Tapi kamu telaten ngga ngerebus meniran tiap hari, Daun meniran bentuknya kaya apa aja saya ngga tahu hahaha *kemudian googling biar pinter*

ini loh daun meniran

Ngga cuma Hana, Thifa dan saya pun minum stimuno setiap hari. Ini cara menjaga kesehatan tubuh yang sudah saya lakukan dalam beberapa tahun belakangan. Si adek udah sakit, kakak dan emaknya ngga boleh sakit lah.


Alhamdulillah saat berangkat kondisi Hana udah lebih baikan. Saya tetap membawa stimuno untuk dikonsumsi selama traveling. Selain yang sirup, saya bawa juga stimuno forte yang berbentuk kapsul. Meski stimuno sirup bisa juga dikonsumsi dewasa, saya lebih suka konsumsi yang forte. Yang sirup biar jatahnya anak-anak hehe.

Pada saat di Lembang, udara dingin meski ngga pakai AC. Beda jauh dengan di Semarang. Papa saya badannya juga mulai terasa kurang fit. Papa, saya sarankan mengkonsumsi stimuno yang saya bawa.

Alhamdulillah stimuno kini jadi andalan kami untuk tetap #Sehat365Hari. Jadi, traveling di musim pancaroba, siapa takut?