"Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu lain terbuka. Seringkali kita menatap terlalu lama ke pintu yang tertutup itu sehingga tidak dapat melihat pintu lain yang telah terbuka untuk kita."
(Helen Keller)
Tenang, masih banyak pintu yang terbuka :) |
Saya hapal mati dengan quote di atas dari sejak jaman kuliah. Waktu itu lagi keranjingan quote-quote. Dikasih sama salah seorang teman, dua lembar (apa tiga lembar ya) print-print-an berisikan kata mutiara. Dibawa kemana-mana, kalo lagi down dibaca, buat bahan kirim SMS ke gebetan juga hahaha.
Dulu sih saya mengartikan lebih ke persoalan cinta. Maklumlahh ABEGEH. Jadi kalo putus TTM-an sama si anu, tenang saja kita bisa TTM-an sama yang lain. Haduh gubrak deh.
Kali ini saya mengingat kembali quote tadi. Tapi lininya sudah beda, soal rejeki. Maklumlah udah emak-emak yee. Bagi kita sekarang angka adalah yang utama ahaha.
Tentang pintu rejeki. Kamu sekarang kerja di mana, kerjasama dengan siapa, bukan di situ tempat kamu bergantung. Itu semua hanyalah pintu rejeki di mana Alloh melewatkan jatah rejekimu. Dan satu-satunya tempat kita bergantung tetaplah Alloh. Iyyaka na'budu waiyyaka nasta'in. Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan. Pertolongan apapun termasuk tentang rejeki.
Saya ingat pas tahun 2014 menuliskan resolusi tahun 2015, "Mendapat penghasilan tetap minimal 2 juta dari kerja sendiri." jujur loh waktu itu saya juga ngga tahu. Profesi kaya saya sebagai blogger dan penulis, ngerjain apa bisa dapat penghasilan tetap sebulan dua juta? Job review datengnya ngga mesti, kadang seblan seklai, sebulan dua kali, kadang juga ngga ada sama sekali. Royalti dari komik juga dapetnya enam bulan sekali. Tapi tetap resolusi itu saya tulis juga di sebuah buku. Saya emang tidak tahu caranya, tapi Alloh maha tahu segalanya.
Awal 2015 saya justru kehilangan sebuah pekerjaan tetap, namun bulan Februari 2015 Alloh mulai membukakan pintu rejeki yang lain buat saya. Alhamdulillah resolusi 2015 mendapat penghasilan tetap sebulan tercapai dengan nominal jauh di atas yang saya pinta pada-Nya.
Metode kerja mandiri kaya saya gini, banyak yang bilang bikin deg-degan. Termasuk saya sendiri ngerasa begitu. Bedalah ya sama yang jadi pegawai tetap di kantor. Ada kepastian kita kerja sampai berapa lama, ada THR, ada uang pesangon, ada asuransi, dll.
Tapi kemudian saya sadar, kerja mandiri maupun jadi pegawai itu hanyalah ikhtiar, dan sebenarnya rejeki kita itu sudah pasti di tangan Alloh.
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (Qs. Ath-Thalaq: 2-3).
Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang bertaqwa ya temans. Saya ingin menikmati rasa deg-degan ini. Saya ingin menjadikannya sebagai dinamika hidup yang indah untuk dikenang. Life is never flat. Setuju? ;)
twitter: @rahmiaziza
IG : @rahmi.aziza
Yup..selalu ada jalan untuk orang2 yg yakin dan mau berusaha :)
ReplyDeleteAaah bener banget Mbak Rahmi. Makasih banyak ya diingetin pagi-pagi.
ReplyDeleteAku percaya dg rezekiNYA, makanya resign. Sayang baru diijinkan bos bln agustus, pdhal udah 3 th ngomongnya :)
ReplyDeletesemoga kita termasuk orang2 yang bersyukur.. rezeki sudah Tuhan yang ngatur...
ReplyDeleteTuhan udah mengatur semuanya..termasuk rejeki..namun tetap sesuai usaha yang kita lakukan..
ReplyDeleteSetujuuuu
ReplyDeleteKalau kata orang sih sandal memang bisa ketuker, tapi rezeki mah nggak
ReplyDeleteAsalkan kita giat berusaha ..insyaAllah pintu rejeki akan terbuka dengan sendirinya ya Mba..
ReplyDeleteUsaha dan doa terus y mb kuncinya
ReplyDeleteSetuju mak....rezki di tangan Allah. Tugas kita di ikhtiar. Hasil wewenang Allah
ReplyDeleteSetuju ihhh...makasih mak jadi makin semangat berikhtiar. Semoga tulisannya menjadi ladang pahala juga. Amin
ReplyDeleteIya mak. Pasca resign daku sempat limbung masalah ekonomi. Tapi sekarang sadar, rezeki nggak sebatas nominal rupiah.
ReplyDeleteBetuuul banget, jika pintu yang satu tertutup masih ada pintu lainnya yang terbuka untuk kita...*semangat
ReplyDeleteSaya banget ini, Mak Irits
ReplyDeleteSaya selalu khawatir jika orderan undangan sepi sementara cicilan ini itu menanti di depan mata di setiap bulannya. Bukan cicilan untuk kesenangan pribadi tetapi lebih kepada kebutuhan yang memang urgent.
Tetapi saya juga pernah mendapatkan nasehat-nasehat yang "menampar" saya bahwa kalau saya merasa khawatir dengan rezeki hidup saya, itu berarti saya memandang remeh Tuhan katanya. Dari situ saya yakin, jalan yang saya pilih sekarang memang sudah diaturNya.
Putus satu kontrak, masuk kontrak baru insya Allah, aaaamiiinnn
Wuih panjang nih karena curcol
Insya allah rezeki akan selalu ada bagi yg mau berusaha dan tawakal.
ReplyDeleteAkhir 2015 aku kehilangan pekerjaan mak,pekerjaan yg aku impikan lepas.
ReplyDeleteDi detik ini aku masih di fase ga terima...
Kadang merenung terus nangis sendiri.
Sedih sebenarnya.
Semoga bulan depan udah ada pencerahan ya...
Ahhh. Keren nih penghasilan dari menulis udah buanyak mak. Semoga lancar rejekinya ya Mak
ReplyDeletebetul Mak. Kadang kita dihantui oleh ketakutan erhadap masa depan. padahal ada Allah yang telah menjamin rejeki umatnya, dan enggak akan tertukar
ReplyDeleteAdem pagi-pagi baca beginian.
ReplyDeleteBener banget rejeki dah ada jatahnya masing-masing, nggak akan salah alamat pula.
Kerja jadi pegawai atau secara mandiri adalah bagian dari cara untuk menjemput rezeki, bukan jaminan berapa jumlah rezeki yang kita peroleh, sebab rezeki berasal dari-Nya. Begitu ya, Mbak?!
ReplyDeleteSemoga kita selalu bersyukur atas nikmat rejeki yang diberikan Tuhan ya, mba. Aku sendiri meyakini itu walau kadang pernah protes juga. Yah, namanya saja manusia ... :). MAkasih pengingatnya ya mba :)
ReplyDeleteAku juga selalu percaya bhw rezeki sudah diatur dan kita tidak akan disusahkan Allah. Yakin aja
ReplyDeletesetuju banget.. rejeki satu berasa ditutup tapi rejeki lainnya dibuka lebar2
ReplyDeletebener, mba. Insya Allah rezekinya udah ditetapkan, bahkan meski ada yang berkurang kerjaan sekalipun pasti dapet dari jalan lainnya.
ReplyDeleteToped ya? Hehehee sabar ya mak, sementara lebih irit lagi. Insya Allah rejeki lain memborbardir. Aamiin.
ReplyDeleteakan ada banyak pintu rezeki bagi ummat-Nya yang berikhtiar, semangat!
ReplyDeleterezeki gak kemana,Insya Allah dapet lagi :)
ReplyDelete