Rumah itu, rumah yang biasa saja. Bukan rumah gedong magrong-magrong. Hanya sebuah rumah dengan tipe asli 54. Ada tiga kamar tidur dan satu kamar mandi di dalamnya. Di bagian belakang Papa buat sebuah kolam ikan, dimana kucing saya yang masih bayi pernah nyemplung di sana. Rumah yang kemudian diberi pagar karena semua tetangga juga sudah memagari rumahnya.
Rumah penuh kenangan, a place to remember. Rumah dimana saya melalui masa remaja. Saya menempati rumah ini sejak kelas satu sampai kelas tiga SMP. Kemudian kembali lagi saat sudah bekerja. Rumah pertama yang Papa beli di Makassar, setelah sebelumnya dua kali pindah kontrakan.
Saat tahu orangtua saya menjual rumah ini, teman saya pernah bilang "Wah bakalan ngga ke Makassar lagi kalo rumahnya dijual."
Ngga lah, saya tetap merindukan kota Makassar meskipun rumah ini bukan milik orang tua saya lagi. Jikalau ada rejeki saya akan mengajak Ayah, Thifa, dan Hana ke sana. Saya rindu pisang epe, coto, dan jalangkote Makassar. Saya juga rindu rumah ini dan pasti suatu saat ingin melihatnya lagi meski hanya dari depan pintu pagar. Saya rindu kamu... iya, kamuuuu *Dodit mode on hihii....
Tulisan ini diikutsertakan dalam “A Place to Remember Giveaway”
Aahh jd kangen rumah kakek di kampung, rumah penuh kenangab yg akhirnya dijual krn harua bagi warisan setelah kakek meninggal. Hmmm...
ReplyDeleteah iya rumah warisan biasanya berakhir dengan dijual kecuali kalo ada anggota ahli waris yang mau gantiin, paling ngga, ngga jatuh ke tangan orang lain rumahnya ya
Deletewah,pernah tinggal di makasar ternyata ^^
ReplyDeleteaku lama lho di Makassar, sekitar 7tahunan
DeleteDoditt.. aku juga suka Dodit *lha!! di luar tema* kkwkwkkw
ReplyDeleteBaca tulisan rahmi ttg rumah dhe jadi ingat mantan rumah Dhe T_T, jadi pengen ikutan GAnya jg.
Semoga sukses yaa Mi
haha sesama penggemar Dodit, eh dia sekarang potong rambut loh *malah ngomongin Dodit :p
DeleteJadi inget rumah pertama yang udah dilipat hhiihii... Ada kolam ikan juga di belakang rumah, dan tiap hari sepulang sekolah Naufal langsung nyebur, ngejar-ngejar ikan :)
ReplyDeleteahaha, jaman Naufal kecil ya mbak?
Deleteaku juga kangen rumah masa kecilku mbak, kemarin ada undangan dari tetangga dulu jadi sekalian nostalgia tapi sayang gak bisa masuk
ReplyDeletelumayan mba, maish bisa menatap dari kejauhan hehe
DeleteRUmah yang ada di lingkungan yang kekeluargaan pasti bikin betah ya. apalagi banyak kenangan yang terjadi di dalamnya
ReplyDeleteiya, sayang banget ngejualnya :(
DeleteAkhh...rindu rumah pasti rindu juga semua kenangan yang tercipta didalamnya ya mak :)
ReplyDeleteIya mak, apalagi masa remaja, masa norak2 bergembira hihihi
DeleteSayang memang ya kalau rumah yang penuh kenangan dijual. Tapi kalau rusak karena tidak ditunggui memang lebih sayang lagi.
ReplyDeleteIya, dilema :)
DeleteTapi barangkali rumahnya sekarang sudah berubah ya kang, udah 20 tahun gitu loh :D
ReplyDeleteMove on [dalam arti yg lain], Mba' :))
ReplyDeleteDulu sebelum aku balik ke rumah emakku, rumah yg Patiunus itu mau dijual. Nasibku gitu kali ya klo rumah bersejarah itu telah berpindah tangan. Untuk sekarang sudah menjadi wilayah kekuasaanku hihihiii...
ReplyDeleteTerima kasih telah berpartisipasi dalam GA ini. Good luck.
It is not-so no problem finding important content but this
ReplyDeletecertainly qualifies as one. Leaving will surely come back shortly and happy!
Feel free to surf to my website; cheap car insurance
I desired to make an effort to state my gratitude towards this awesome blog and
ReplyDeleteyou! Caring it!
Here is my homepage ... two insurance companies (www.zljim.com)
I'm basically satisfied with this particular website and I desired to
ReplyDeletetake some time to thankyou from your underside of my heart!
my weblog ... fine diamond jewellery (https://demos4.softaculous.com)
VocĂȘ realmente precisa ter seu vida, constantemente!
ReplyDelete