Monday, December 10, 2012

Saya Sobat Bumi, Kamu Juga Kan?!



Cadangan minyak bumi Indonesia diperkirakan habis pada 2030. Di media lain bahkan menyebutkan rentang waktu yang lebih singkat, yaitu 10 tahun lagi. Oleh sebab itu, harus ada energi alternatif yang bisa menggantikan energi fosil jika suatu saat nanti tidak ada minyak,

Kalo disuruh bicara tentang energi alternatif, angkat tangan deh. Saya kan bukan ahlinya, mau ngomong “harusnya begini, harusnya begitu”, kesannya sok tahu banget gitu loh. Padahal saya ngga tahu mungkin ada tantangan atau kendala sendiri dalam penerapannya.

Tapi memang sering sih saya baca, dengar, dan tonton tentang energi alternatif ini. Jadi udah banyak pakar yang bicara yah. Misalnya tentang mobil tenaga surya. Baru-baru ini saya dengar SMK Muhammadiyah di Malang meluncurkan mobil tenaga surya. Katanya, mobil ini murni berbahan bakar tenaga matahari yang diserap langsung ke aki dan menyimpannya. Sehingga dalam kondisi mendung tetap bisa jalan karena masih ada cadangan energi. Enak juga ya punya mobil ini ngga perlu bingung kalo ada isu bbm langka ngga usah ikutan ngantri di SPBU. Sebagai perwujudan nasionalisme juga tentunya, menggunakan produk hasil karya anak bangsa.

Pernah baca juga di internet, Pertamina mengembangkan pembangkit listrik tenaga sampah(PLTSa) di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang. Waw keren banget, langsung membayangkan sampah-sampah yang menumpuk di pojokan jalan sirna dalam sekejap dan berubah jadi energi listrik yang tersalurkan ke rumah-rumah, termasuk rumah saya. Yang ini sambil menyelam minum air, menciptakan energi alternatiff sekaligus mengatasi permasalahan sampah di Indonesia.

Nah, lalu kita? Sebagai masyarakat awam, apa yang harus dilakukan? Apa hanya tinggal diam dan menuntut pemerintah untuk mencarikan jalan keluar?

Oke, kita mungkin bukan scientist yang bisa menemukan teknlogi mutakhir untuk menciptakan energi alternative, tapi kita bisa kan melakukan tindakan penghematan energi. Paling tidak menjaga cadangan energi agar cukup sampai energi alternatif itu bisa diterapkan secara menyeluruh di negri tercinta ini. Bukan hanya sekedar saving energy, dengan melakukan penghematan kita juga turut menjaga kelestarian lingkungan yang berarti sudah menjadi sobat bumi.

Untuk menjadi sobat bumi ngga susah kok. Mulai saja dari hal kecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai dari sekarang. Contohnya yang sudah saya lakukan:

Menggunakan Gas Untuk Memasak
Ya, mungkin sudah banyak juga yang melakukan ini. Tapi saya sudah melakukannya jauh sebelum konversi minyak tanah ke gas yang digalakkan pemerintah loo. Menurut saya, menggunakan gas, meskipun harganya lebih mahal (pada saat itu) tapi masaknya lebih cepet, alat masak ngga item-item, dan lebih praktis. Pengalaman dulu di kosan pake kompor minyak tanah tiap kali masak harus didahului dengan ritual narikin sumbunya sampe tangan item semua :D

Menghemat Listrik
Bukan hanya listrik rumah sendiri. Saya bahkan sangat peduli terhadap tagihan listrik ibu kos dulu. Tiap bangun tidur pasti langsung ngecek, lampu teras, kamar mandi, ruang tamu udah dimatiin apa belom. Bahkan saya sampai masuk ke kamar anak kos lain lo. Sampai anak-anak bilang “Kita kan udah bayar kos, biarin aja lah!” Dan jawaban saya,”Ini bukan hanya sekedar masalah tagihan, tapi bentuk kepedulian kita terhadap lingkungan dan cadangan energi yang semakin menipis!”. *idealis bo!.
Itu belum apa-apa, saya juga suka matiin lampu jalan, yang kebetulan saklarnya ada di tiang listrik. Dan kadang iseng matiin lampu di ATM *dan setelahnya mikir, ntar kalo malem pasti gelap banget ngga ada yang ngidupin.

Menghemat BBM, Mengurangi Polusi
Hal-hal sederhana sih sebenarnya, seperti misalnya, kalo belanja sekalian untuk persediaan sebulan, jadi ngga perlu bolak-balik supermarket karena jadi boros BBM disamping akan tergoda untuk membeli barang lain nantinya.
Dulu kantornya ayah dan tempat tinggal kami hanya terpisahkan tangga besi. Maksudnya kami tinggal di lantai atas, sementara kantor di lantai bawah. Ini benar-benar hemat energi banget. Tapi karena lasan kenyamanan, akhirnya kantor dipindahkan ke rumah kontrakan. Masih tetep deket kok dari rumah. Kadang ayah ke sana jalan kaki atau naik sepeda.
Kami juga menerapkan sistem aji mumpung saat bepergian. Jadi mumpung keluar, sekalian lah bayar tagihan, belanja, atau mengunjungi ortu apalagi kalo sejalur atau ngelewatin gitu, biar ngga usah bolak-balik. Tau kan alasannya. Pengiritan hihihi alasan klasik emak-emak lah ya, tapi ternyata ini termasuk prilaku sobat bumi juga kaan.

Berkebun
Meskipun pekarangan rumah amat sangat minimalis alias kecil banget, tetep ditanami dengan rumput dan bunga-bungaan (dalam pot). Lumayanlah bisa mengurangi polusi (meskipun dikit) dan menyegarkan pandangan mata.
ayah dan tipa berkebun di kebun minimalis :D

Membawa Kantong Belanja
Tiap kali ke pasar, minimarket, bahkan swalayan, saya selalu bawa kantong belanja sendiri. Bayangin aja kalo tiap kali belanja, selalu dibonusi kantong plastik, berapa banyak plastik yang kita koleksi atau berapa banyak sampah plastik yang akan mencemari bumi kita.
Saya bahkan selalu menyediakan kantongan di tas, mobil, juga keranjang belanja ibu. Saya selalu mengingatkan orang-orang rumah tiap mau bepergian. “Hayoo jangan lupa bawa kantongan!”
Salut deh sama supermarket yang tidak lagi menyediakan kantong plastik gratis, mudah-mudahan tempat perbelanjaan lainnya pun segera menyusul. Ngga usah takut disangka pelit sama konsumen ya.

Belanja, bawa kantongan sendiri!


Membuang Sampah Pada Tempatnya
Tempatnya sampah ya di tempat sampah. Kalo belum nemuin tempat sampah untuk buang, simpan dulu di saku baju atau di tas, jangan kemudian menunjuk sepihak jalan raya untuk jadi tempat sampah baru ya!

Memisahkan Sampah
Di RT saya sekarang lagi menggalakkan pengumpulan sampah yang bisa di daur ulang. Nantinya sampah itu bakalan dijual ke tukang rongsok (barang bekas) dan uangnya buat nambahin kas. Lumayan loh, paling ngga sebulannya bisa dapet dua puluh ribuan lah.
Memisakan sampah ini, selain bisa menghasilkan duit juga berarti kita sudah turut mengurangi sampah sekaligus meringankan beban tukang sampah (jadi sampah yang diangkut ngga banyak).

Tidak Membakar Sampah
Ternyata masih banyak orang yang membakar sampah demi untuk menyelesaikan masalah sampah. Padahal ini justru menimbulkan masalah baru. Gas yang dihasilkan dari pembakaran sampah ternyata dapat merusak atmosfer bumi.
Pada saat papa saya mau membakar sampah dengan alas an tukang sampah yang tak kunjung dating dan tetangga juga pada begitu, saya langsung mencegah. Bahkan, saya rela mencangkul untuk membuat lubang pembuangan sampah di halaman belakang rumah. Sampah organik yang kebanyakan berasal dari dedaunan pohon mangga yang berguguran saya timbun di situ. Ternyata mencangkul itu melelahkan, tapi saya senang karena sudah turut mencegah bertambahnya polusi udara.

Mengajak Yang Lain Untuk Jadi Sobat Bumi
Temans, bumi ini tempat tinggal kita. Jadi buatlah ia bersih, sehat, juga nyaman untuk dihuni. Sebagaimana kita selalu ingin rumah yang kita huni nampak sedap dipandang mata kan. Saya selalu menularkan ini pada orang-orang sekitar. Sayapun suka megangkat tema lingkungan pada tulisan saya termasuk di blog www.rahmiaziza.blogdetik.com dan www.makirits.com *banyak banget hihi. Sesekali update status facebook yang isinya mengingatkan orang untuk selalu cinta lingkungan kayak gini:


Begitulah temans, saya sobat bumi, kamu juga kan?!

32 comments:

  1. hehehehe.. sebuah kepedulian yang langka saat ini.. kepedulian terhadap bumi tempat tinggal kita, yang berarti kepedulian terhadap diri sendiri dan keluarga.. tetap semangat mbak... saya juga udah mulai nanam pohon dan rerumputan di pinggir jalan depan rumah.. karena pekarangan saya gak ada, itung-itung hobi dan biar bisa adem.. :D Salam kenal ya mbak.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul mas, mulai dari hal kecil aja, yang bisa kita lakukan, salam knal balik :D

      Delete
  2. Say kalo belanja dikit di mini market juga ndak mau pake kresek. langsung saya bawa saja. Di kamar say juga nfumpulin kantong kresek lalu say lipat2 jadi segitiga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. bagooos, tapi yang koleksi kantong plastik jangan banyak2, tiap kali bepergian bawa 1 atau 2 untuk dipakai kembali siapa tau butuh buat bungkus2

      Delete
  3. Hayuuk jadi sobat bumi. Etapi kalo belanja suka lupa bawa kantong sendiri Mba Rahmi *toyor diri sendiri*
    Btw Tipa lucu banget. Beda usia ya poto di atas dan poto di bawah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. tpsnya mas dani, mumpung ingat, kantongan ditarok di mobil, di kantong jaket, di tas, bagasi motor, jadi pas bepergian tiba2 mau beli sesuatu tinggal pake. ntar kalo udah dibalikin lagi, kalo udah biasa insyaAlloh selalu ingat kok :D

      Iya, beda usia ituh, yang di taman foto terbaru

      Delete
  4. Wah salut sama yg sangat menghargai kelestarian alam
    sebagai orang kampung dimana keluarga saya punya banyak lahan yang penuh pepohonan, saya salut sama mereka yg di kota dan berupaya dengan cara yang tak kalah bijaksananya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. waah kalo lahannya luas enak ya mas, bisa ditanem macem2 pohon, hasilnya bisa dikonsumsi sendiri atau dijual

      Delete
  5. Mbak Rahmi hebat.. :)
    terima kasih sudah diingatkan dengan postingan ini
    semoga sukses terus ya Mbak

    ReplyDelete
  6. saya juga telah lama menjadi sobat bumi. :)

    memang sudah saatnya kita menerapkan semua langkah-langkah itu dalam kehidupan kita. Terutama masalah plastik, yang puluhan tahun ke depan tetap tak akan mampu diurai. Yang akan membuat bumi semakin panas dan sampah kian menjadi masalah.

    Tentang membakar sampah dan menimbun plastik ini, banyak banget masyarakat kita yang belum ngeh akan bahayanya, dan mungkin perlu sosialisasi lebih luas lagi ya mba... tapi memulainya dari rumah adalah langkah paling jitu. :)

    nice post mba Rahmi!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah mba Al, ternyata banyak yang udah jadi sobat bumi, mari kita tlarkan ke orang2 sekitar, salah satunya dengan bikin postingan blog bertema "go green"

      Delete
  7. semoga semakin banyak yang menyayangi bumi dengan menghemat energi fosil.
    dan jangan lupa daur ulang sampah, itu juga perlu kan????

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiiin.. iya daur ulang juga perlu, tapi karena saya ngga punya ilmunya, sementara baru bisa mengurangi (reduce) dan menggunakan kembali (reuse), makasih mba...

      Delete
  8. Jadi membakar sampah bisa merusak atmosfer ya mbak, padahal orang2 dikampung saya kebanyakan suka bakar sampah lho

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya Tarry... emang orang masih banyak yang suka bakar sampah, karena menurut mereka praktis, langsung ilang gt sampahnya ya.. moga aja Pembangkit Listrik Tenaga Sampah bener2 bisa terealisasi. Selain menambah pasokan energi juga mengatasi masalah sampah. Katanya sih ini aman bagi lingkungan

      Delete
  9. Beberapa bulan yang lalu saya mencoba memulai untuk menghemat kantong plastik saat belanja. Tetapi sekarang saya cenderung senang bila dapat banyak kantong plastik, karena kantong2 itu sangat bermanfaat di warung emak untuk membungkus barang belanjaan pembeli. Jadi menurut saya, kami sudah memulai 're-use' :)
    Gudlak ngontesnya ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. gmana kalo pembelinya disuruh bawa kantongan sendiri dari rumah kak, bilang aja warung ini "Go Green" tdk mnyediakan kantong plastik :D

      Delete
  10. Mba Rahmi, wah kalo semua orang peduli seperti mba RAhmi, insyaAllah bumi pasti makin indah :)
    ikutan ah jadi sobat bumi :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayo uni, kita mulai dari diri sendiri, kalo smua orang sadar InsyaAlloh bumi akan smakin nyaman dihuni. Ajak orang2 sekitar juga, kamu bisa bikin postingan "Go Green" di blog

      Delete
  11. Saya suka bersepeda, terutama kalau hari minggu.
    Saya suka menanam di lahan kosong depan dan belakang rumah.
    Saya suka memasukkan saja belanjaan ke tas yang saya bawa saat belanja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya ngga suka bersepada, karena ngga bisa naik sepeda Pak Azzet hehehe. Eh bisa deng tapi jalannya harus mulus, sepi, ngga boleh ada kendaraan lain yang lewat hihihi

      Hebat Pak Azzet aksinya, tularkan ke orang2 sekitar juga yuuuk

      Delete
  12. Wah, sungguh luar biasa sekali, Mbak.... dengan adanya gerakan seperti ini, lingkungan kita akan terbebas dari polusi tanah karena plastik2 yang susah diuraikan organik2 tanah. Semoga kepedulian mbak ini juga diikuti oleh yang lain...Sayangi bumi kita, sebelum lingkungan bersih kita kian langka...

    Salam semangat dari Tombak Tumpul!

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener mas, ayo cintai bumi, lakukan yang kita bisa :D

      Delete
  13. aku nambah satu lagi ya,
    mengurangi pakai kemasan sachet, nggak mau diambil pemulung..., berarti nggak didaur ulang kan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba monda, oakenya langsung kemasan besar isi ulang gt kan yaa, mudah2an sih produsen mau emmikirkan bagaimana daur ulang sampahnya ya...

      Delete
  14. saya juga bun, saya mau jadi sobat bumi.
    beekebun memang menjadi salah satu primadona sahabat cinta bumi, karena kegiatan yang murah meriah plus mengasyikkan.
    nah iu kenapa Tipa cuman liatin doang gak bantuin papanya :D
    hahaha

    oy satu lagi bun, itu modelnya Alfamart kah?
    kok kliatannya antusias banget promosiin alfamart
    *liat foto
    hahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihihi ituh kebetulan aja pas foto di Alfamart *ini rahasia ya sebenarnya sih foto itu dulu memang sngaja diciptakan untuk postingan, terpaksa dipake karena ngga smpet poto2 lagi:D

      Delete
  15. Salam kenal.
    Kepedulian adalah keharusan, jika kepedulian sudah hilang maka kita juga lah yang celaka. jadi kepedulian kita pada planet ini adalah untuk kita dan generasi mendatang (anak cucu kita), juga sebagai bentuk balas jasa kita pada generasi terdahulu kita, yang telah peduli, sehingga kita bisa hidup nyaman di bumi sekarang ini.
    Salam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam knal juga mas Bakri :D ayo kita peduli lingkungan!

      Delete
  16. sejak dulu sih aku juga sobat bumi :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. ALhamdulillah... jangan lupa ajak yang lain juga mas Iskandar, untuk jadi sobat bumi :)

      Delete